Plak!
Taehyung memejamkan matanya saat telapak tangan ayahnya menghantam wajahnya keras. Kepalanya pusing namun mau bagaimana lagi, inilah konsekuensi dari apa yang sudah terjadi.
"Kamu sadar apa yang kamu bilang tae!?"
Jimin menatap taehyung dan papanya bergantian, nampak zena yang tengah berusaha menenangkan suaminya agar tak lagi memukul taehyung. Bagaimana pun taehyung sudah dia anggap sebagai anak kandungnya sendiri. Dia juga tak ingin keluarganya hancur hanya gara gara satu kesalahan yang tak sengaja taehyung perbuat.
"Jimin itu adik tiri kamu tae. Berani banget kamu cium dia waktu dia lagi nggak sadar!? Kamu kelewatan tae"
"Aku tau" taehyung menatap papanya yang menatapnya marah "aku juga nggak minta buat suka sama jimin pa. Perasaan siapa yang tau. Malam itu aku cuma nggak tau harus apa, jimin kesakitan, aku udah kasih obat tapi jimin maunya sama yoongi. Aku terpaksa pa"
"Tapi..." Adit memijat kepalanya yang berdenyut. Bagaimana mungkin taehyung bisa memiliki perasaan terlarang kepada adiknya sendiri?
"Aku minta maaf pa, ma. Aku nggak ada niat buat jahatin jimin lagi. Aku tau perasaan aku salah."
Taehyung menoleh dan menatap jimin yang juga menatapnya, tanpa bicara apa apa, taehyung keluar dan pergi menggunakan motornya.
Jimin menatap punggung taehyung yang perlahan menjauh, dia menunduk lalu menatap papa dan mamanya yang nampak menatapnya sedih.
"Jimin, maafin papa nak. Seandainya papa tau kalo taehyung punya perasaan kekamu, Papa nggak bakal paksa kamu untuk tinggal sama papa."
Jimin nampak tersenyum tipis "nggak papa, pa. Semuanya udah terlanjur juga kan"
Setelah itu jimin pun maju dan memeluk papa nya erat, zena cuma bisa tersenyum lembut dan mengelus kepala jimin pelan.
Jimin lega, setidaknya papa dan mamanya hanya tau tentang masalah dia dan taehyung. Bukan tentang dia dan jungkook.
•
Jimin mendudukkan badannya dikursinya, mencoba tuli dengan segala bisikan bisikan menyakitkan yang sedari tadi dia dengar.
Tak apa. Toh sejak kecil dia sudah terbiasa dihina dan diejek oleh teman temannya. Jimin pasti bisa melaluinya sendiri.
Jimin membuka ponselnya bosan. Dia rindu jungkook, dia rindu yoongi. Dia tak suka sendirian sekarang.
Jimin memilih bangkit lalu berjalan keluar kelas, kelasnya dimulai setengah jam lagi.masih ada waktu untuk kekantin dan mengisi perut sebelum memulai kelasnya yang dia yakin akan sangat sangat membosankan.
Jimin membeli dua roti coklat dan keju dan satu botol susu coklat, membawanya kesalah satu meja yang kosong disana lalu mulai memakan rotinya dalam diam.
"Jadi lo lagi deket sama kating dari fakultas musik?"
"Iya. Dia ngajak gue ketemuan sih kemaren"
"Keren, siapa namanya?"
"Kak Yoongi"
Jimin refleks menoleh kebelakang saat mendengar nama yoongi disebut, fakultas musik? Yoonginya bukan?
"Trus gimana?"
"Ya gitu. Gue udah deket dari lama sih sama dia. Dulu waktu disekolah, kita punya hubungan khusus. Tapi karna satu dan dua hal kita terpaksa putus. Tapi sekarang tiba tiba dia deketin gue lagi"
Jimin menyipitkan matanya saat merasa kenal dengan seseorang yang tengah berbicara itu.
"Kayanya ada yang bakal jadian nih"
KAMU SEDANG MEMBACA
[END]Brandalan Kampus
Teen Fiction•Yoongi dan Jimin udah jadi anak kuliahan nih. Gimana ya cerita mereka setelah berganti status menjadi mahasiswa? Apakah cinta mereka masih tetap sama kuatnya dengan kedatangan konflik2 baru? ❗Baca dulu brandalan sekolah agar tau kisah nya dari awal...