Jimin pulang. Tapi tidak kerumah papanya, namun kerumahnya sendiri. Dia tak sanggup bertemu taehyung sekarang, dia hanya tak ingin keluarganya tau apa masalah yang tengah dia alami saat ini.
Dia hanya takut terjadi sesuatu pada kandungan mamanya.
Jimin mencoba memejamkan matanya, namun tak bisa. Rasanya dia masih belum puas menangis sejak tadi.
Kenapa dengan hari ini?
Kenapa semuanya berantakan dalam satu waktu?
Jimin benar benar tak menyangka dan tak tau harus berbuat apa sekarang.
Tak apa jika seluruh dunia memusuhinya, namun masih ada yoongi disampingnya. Tapi sekarang dia sendiri, benar benar sendirian, seolah waktu kembali berputar pada saat sebelum dia bertemu dengan yoongi dulu.
Jimin mengusap sudut matanya lalu kembali mencoba tidur.
•
"Jimin mana?"
Yoongi menatap aneh pada jungkook yang nampak aneh tak seperti biasanya. Tatapan matanya sedikit... Berbeda.
"Ga tau" laki laki bergigi kelinci itu dengan acuhnya berjalan melewati yoongi ingin keluar kelas, namun yoongi lebih dulu menahan tangannya hingga dia berbalik.
"Jung? Lo kenapa?"
"Apa peduli lo? Emang kita deket ya?"
Yoongi semakin mengernyit bingung "jung-"
"Lepas brengsek. Jangan tanya jimin kegue lagi, gue muak denger nama dia"
"Maksud lo apa?"
"Gue nggak sudi temenan sama anak pelacur" desis jungkook tajam.
Rahang yoongi mengeras, matanya berkilat marah dan cengkramannya menguat
"Jaga bicara lo, dia sahabat-"
"Dia bukan sahabat gue!!" Jungkook menepis tangan yoongi lalu mendorong dada yoongi kuat.
"Jung!"
"Gue nggak mau punya sahabat yang tega nusuk sahabatnya sendiri yoongi! Gara gara jimin taehyung nolak gue!"
"Kenapa lo jadi salahin Jimin? Kalo taehyung nggak suka sama lo berarti ya salah lo dong bukan jimin?"
Jungkook mengatupkan mulutnya mendengar ucapan yoongi.
"Tapi dia ciuman sama taehyung tepat setelah gue nyatain perasaan gue yoongi"
"Sana cari taehyung, tanya kedia gimana ceritanya. Lo nggak bisa nyalahin orang atas kegagalan lo sendiri! Sekarang lo hina hina dia, lo inget nggak seberapa baik nya Jimin ke elo?"
"Baik? Baik apa hah!? Baik karna udah ancurin nge-date gue sama taehyung dengan cara godain sehun dulu gitu!?"
"Hah? Maksud lo?"
"Iya! Dia godain sehun sampai hampir dilecehin ditoilet! Dia telfon gue minta tolong sama taehyung, padahal dia sendiri yang godain sehun! Sadar bego, jimin itu licik tau nggak. Dia godain orang yang katanya dia benci waktu lo nggak ada!"
"Jungkook! Cukup!"
Jungkook refleks menoleh dan menatap tajam pada taehyung yang tiba tiba berdiri disampingnya
"Lo keterlaluan"
Air mata jungkook mengenang melihat wajah taehyung. Hatinya berdenyut sakit.
"Ikut gue" taehyung mencoba menarik lengan jungkook namun jungkook menolak "ikut jungkook!"
Dengan pasrah jungkook mengikuti langkah besar taehyung, meninggalkan yoongi yang nampak terpaku ditempat.
Apa yang terjadi?
"Hei yoongi"
Yoongi menoleh dan menatap beberapa siswa yang menatapnya dengan tatapan yang tak dapat yoongi jelaskan
"Kok lo mau sih pacaran sama jimin?"
"Iya, kan dia anak wanita malam"
"Denger denger sih, jimin itu anak haram ya? Kok lo mau sih yoon?
Yoongi mengepalkan tangannya kuat mendengar perkataan yang sangat dia benci itu.
"Lo nggak malu pacaran sama dia? Lagian dia itu jelek, masa lo mau sih?"
"Ini alasannya gue nggak suka sama cewek. Banyak bacot! Ngaca sana, dibandingin muka jelek lo, masih cantikan jimin pacar gue." Lalu yoongi pun pergi kearah taehyung membawa jungkook tadi.
Yoongi mengikuti langkah taehyung yang berbelok kearah gudang, dia ingin tau apa maksud jungkook jimin hampir dilecehin sehun kemaren.
Tapi langkahnya terhenti saat melihat seseorang yang sejak tadi dia cari tengah berjalan kearahnya.
Tidak, jimin tak menyadari keberadaan yoongi, nampak laki laki mungil kesayangannya itu tengah berjalan dengan kepala menunduk.
Dengan langkah besar, yoongi menghampiri jimin. Dia ingin tau apa yang sebenarnya terjadi kemaren, bagaimana bisa dia tak tau apa apa tentang kekasihnya ini.
"Ji"
Jimin mendongak, cukup terkejut melihat yoongi yang tengah menatap nya khawatir. Mata jimin kembali memanas, dia ingin memeluk yoongi namun ntah kenapa sesuatu seolah menahan diri nya hingga dia hanya mampu terdiam dan menatap yoongi dalam.
"Kamu baik baik aja kan?"
"Menurut kamu?"
"Maaf aku nggak tau ji, kenapa kamu nggak cari aku kemaren hm?"
"Aku cari kamu kok" jimin mengangguk pelan "tapi aku liat kamu lagi pelukan sama laki laki lain, gimana bisa aku ganggu?"
Jimin memejamkan matanya, saat air mata nya mendesak ingin keluar. Dia hanya tak ingin menangis lagi, dia lelah.
"Maksud kamu apa?"
"Maaf, aku harus kekelas" jimin ingin berjalan melewati yoongi, namun tangannya lebih dulu dicekal.
"Kita harus bicara jimin. Maksud kamu apa ngomong gitu?"
"Aku liat kamu pelukan sama laki laki lain kemaren"
Yoongi membalik badan jimin lalu menatap mata yang biasanya berbinar cerah, kini redup dan nampak terluka.
"Dia temen aku waktu sekolah. Aku nggak sengaja liat dia nangis waktu mau cari kamu, trus tiba tiba dia peluk aku."
"Seharusnya kamu bisa nolak kan?"
Jimin menghela nafas lelah, lalu kembali berjalan. Sungguh, otaknya sedang kacau, dia hanya tak ingin semakin memperburuk keadaan dengan bertengkar dengan yoongi.
"Lalu gimana dengan kamu yang udah ciuman sama taehyung?"
Refleks jimin berhenti berjalan mendengar suara dingin dari kekasihnya.
Jimin mengusap air matanya saat yoongi berdiri dihadapannya.
"Aku cuma pelukan sedangkan kamu gimana?" Yoongi menatap jimin dingin
"kenapa diam?"
"Kamu balas dendam?"
•••
Tbc...
Ide aku berantakan! Waktu nulis ada aja masalah nya🥺 semoga suka ya
KAMU SEDANG MEMBACA
[END]Brandalan Kampus
Teen Fiction•Yoongi dan Jimin udah jadi anak kuliahan nih. Gimana ya cerita mereka setelah berganti status menjadi mahasiswa? Apakah cinta mereka masih tetap sama kuatnya dengan kedatangan konflik2 baru? ❗Baca dulu brandalan sekolah agar tau kisah nya dari awal...