•29•

1.7K 169 12
                                    

Jimin menghela nafas pelan. Ntah sudah berapa kali dia menghela nafas sejak duduk dibalkon rumahnya. Rasanya semakin sesak saat menyadari, dia terbangun dengan kenyataan, yoongi dan dia tak lagi memiliki hubungan apa apa sekarang.

Dia kecewa, bagaimana bisa yoongi melakukan hal yang sangat buruk padanya. Apakah segitu bencinya yoongi padanya hingga dia mampu melakukan hal seperti ini.

Tapi sungguh sejak semalam, ada hal yang mengganjal dihatinya.

Dia tak percaya jika yoongi bisa melakukan hal seperti itu sebesar apapun masalah yoonginya tak akan tega menghianatinya.

"Haaaah" jimin memijat pelan kepalanya. Kesehatannya menurun drastis sekarang. Dia gampang pusing dan suka kelelahan.

Dia ingin pulang kerumah dan menangis sepuasnya, namun dia tak ingin membuat mamanya sedih. Apa apa pun, kesehatan mamanya adalah yang nomor satu.

Drttt drttt

Dengan malas jimin mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya, menatap siapa yang menelfon lalu menerima panggilan itu setengah hati.

"Hallo jeun"

"Lo.. dimana?"

"Dirumah, kenapa?" Jimin merotasikan matanya saat mendengar suara yang gugup dari sana. Dia tau, teman sekelasnya ini terpaksa menelfonnya jika bukan karna suruhan dosen.

"Bisa kekampus sebentar? Prof. Hansung manggil kita hari ini"

"Jam berapa?"

"Setelah makan siang"

Jimin melirik jam tangannya, menghela nafas kasar karna sebentar lagi waktu makan siang datang

"Oke"

Lalu panggilan pun Terputus, dengan berat hati jimin bangkit lalu masuk kedalam kamar, bersiap siap untuk pergi kekampus hari ini.

"Lo bisa buat yang ini, dan gue catat yang ini. Inget ya, waktu kita cuma seminggu lagi, secepatnya kita harus kasih ke profesor karna tugas kelompok kita yang ditolak kemaren"

Jimin mengangguk lesu mendengar ucapan jeun, gadis manis namun terkenal tegas dan disipilin yang tengah berceloteh disampingnya. Jimin tak ingin protes apa apa karna dia tau ini kesalahannya, karna kecerobohannya dan mengacaukan tugas hingga mereka diberi kesempatan mengulang kembali.

"Thanks ya, dan maaf nyusahin lo"

"Ga papa. Gue ngerti masalah lo" jeun nampak tersenyum tipis "gue duluan ya"

Jimin mengangguk lalu memasukkan kertas kertas penting itu kedalam tasnya. Dia pun berlalu pergi ingin kekantin karna perutnya yang sudah berbunyi sejak tadi.

Dia belum makan apa apa sejak tadi pagi.

Jimin memesan bubur ayam dan segelas teh hangat. Dia sedang tak bernafsu, namun dia juga tak ingin jatuh sakit dan merepotkan papa dan mamanya.

Jimin hampir menyelesaikan makannya sampai matanya menangkap sosok laki laki mungil yang nampan sedang berdiri didepan kulkas.

Laki laki yang sudah menghancurkan hubungan nya dengan yoongi.

Jimin meremas tangannya kuat, meneguk teh nya yang sudah dingin lalu pergi dari sana. Dia hanya tak ingin membuat keributan dan mempermalukan dirinya sendiri.

Dia sudah lelah, biar semuanya mengalir seperti ini saja. Dia akan kembali belajar terbiasa.

Terbiasa tak ada yoongi disampingnya lagi.

[END]Brandalan KampusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang