TINAAR || 08

704 130 5
                                    

Kenalan sini sama kita

🍩🍩🍩

"Maaf Bang, Caca nggak akan ngulangin lagi," cicit gadis kecil itu dengan kepala menunduk.

Arga menghela nafas, mengingat bagaimana polosnya Caca saat dipasar tadi. "Jangan gitu lagi ya, abang nggak enak sama Ibunya."

Gadis itu mengangguk, Rina datang dari arah dapur. "Ini pada kenapa, pulang-pulang kok pada asem mukanya."

"Tadi ada Ibu-ibu dicopet."

"Loh terus?"

"Ya Abang tolongin."

"Bagus dong, terus masalahnya apa?"

"Ibu itu ngasih Abang uang 300 ribu, terus Abang tolak karena jumlah uang itu terlalu besar dan Abang juga nggak butuh imbalan karena niat abang dari awal hanya menolong."

Rina mengangguk,paham betul dengan sikap putranya. Arga akan menolong seseorang tanpa mengharapkan imbalan apapun selagi dia mampu untuk membantu.

"Tapi Caca malah nerima uangnya, Abang jadi nggak enak."

Rina menoleh kepada putri kecilnya itu, "Caca,"panggilan Ibunya itu membuat ia semakin menunduk, menahan air matanya agar tidak tumpah dan membasahi pipinya.

"Maaf Bu, kata Ibu Guru kalo ada rezeki itu nggak boleh ditolak, makanya Caca ambil, lumayan kan uangnya untuk Caca jajan." sahut gadis itu dengan suara bergetar.

Rina tertawa kecil. "Caca ngga salah kok. Tapi, kalo bantu orang itu harus ikhlas ya, apalagi kalo maksud Caca nerima uang itu karena mau jajan."

"Maaf Bu,."

"Gapapa, yaudah uangnya simpan jangan dipake yang ngga berfanfaat."

Arga mengangguk, menatap sang adik yang masih memasang wajah muram, "Abang mau bikin donat, Caca ngga mau bantuin?"

Gadis itu mendongak, "Emang boleh?"

"Boleh dong," sahut pria itu dengan senyum manis, membuat Caca tersentum senang, "Yaudah ayo aku bantuin."

🍩🍩🍩

Seorang wanita paruh baya baru saja sampai dirumahnya setelah pulang berbelanja dipasar tadi.

"TINA!" panggil wanita itu dengan suara yang nyaring.

"Astagfirullah Bunda, ini aku disini loh kenapa harus teriak-teriak gitu coba," sahut gadis itu dari sofa keluarga dengan posisi tiduran menghadap tv.

Wanita itu menoleh, "Loh sejak kapan kamu disitu?"

"Sejak lahir."

"Iyain aja umur ngga ada yang tau," sahut Lila so polos.

"Astagfirullah," gumam gadis itu dengan mengusap dadanya sabar.

Lila berjalan menghampiri putrinya, "Bangun-bangun," ucapnya kala menepuk-nepuk kaki Tina.

"Ih apa si Bunda ribet deh," grutu gadis itu namun tetap bangun dari tidurnya dan sekarang sedang duduk dengan bantal sofa ditaruh dipangkuannya.

Gadis itu menatap Lila dari atas sampai bawah, meneliti penampilan Bundanya itu. "Bunda abis dari mana si?" tanyanya mengernyit heran.

ARGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang