🍩🍩🍩
"Ini kamu udah paham?" tunjuknya pada salah satu soal yang belum terjawab.
Tina menggeleng, otaknya sudah sangat-sangat ingin pecat kala melihat deretan soal matematika.
"Apa yang nggak di pahamin?"
"Semuanya," jawab gadis itu dengan lugu.
Arga menghela napasnya berat, "Oke jadi gini."Arga menarik buku gadis.
"Perhatiin," tegas Arga.
"Iya buset, pengen banget gue perhatiin," celetuk gadis itu membuat Arga mendelik.
Tina mengerjap, "Becanda elah, serius mulu idupnya."
Arga tak menghiraukannya lagi, ia fokus menatap buku lalu menjelaskan dengan sangat lancar kepada Tina.
Gadis itu memperhatikan dengan diam, ia sesekali melirik kearah Arga yang terus menerus mengucapkan kata-kata yang membuat otaknya seperti ingin pecah.
Dua menit menit berlalu, Arga menjelaskannya dengan lancar. Tapi, disini yang tidak lancar hanya otak Tina. Gadis itu menguap lebar tanpa menutupnya dengan tangan. Arga dengan berani membekap mulut gadis itu membuat si empunya membulatkan matanya kaget.
Tina memukul lengan kekar Arga, "Nggak sopan," sungutnya kala lengan itu sudah tidak menutupi mulutnya.
"Kalo nguap tutupin," tegur cowo itu.
Tina menggerutu tak jelas, "Udah belum sih belajarnya? Lama amat."
"Gimana mau udah,kalo kamu aja nggak paham-paham. Cuci muka sana," titahnya.
"Ngapain cuci muka?"
"Biar nggak ngantuk, biar otak kamu encer nggak ngebeku terus," sahut Arga.
Tina menghela napas, "Oghey," sahutnya lalu berjalan mrnuju kamar mandi yang ada didapur.
Arga meraih buku Tina,membaca coretan-coretan tak jelas yang terukir di bagian belakang buku gadis itu. Saat membuka satu halaman sebelumnya, ia terpaku kala melihat gambar yang dibuat oleh Tina, penggambaran yang rapih, pewarnaan yang sempurna.
"Assalamualaikum," salam seorang pria paruh baya yang muncul dari balik pintu membuat Arga mengerjap kaget lalu berdiri.
"Waalaikumsalam," jawabnya agak membungkukan badan.
"Kamu siapa?" tanya pria itu.
"Saya temennya Tina Om," sahut Arga tersenyum canggung.
"Tina nya mana?"
Saat Arga ingin menjawab, Tina muncul dan menyela terlebih dahulu.
"Ayah kok udah pulang?" tanya Tina seraya berjalan mrnuju ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA [END]
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP] Arga adalah pria SMA yang mendapatkan beasiswa untuk masuk ke sekolah ternama di Jakarta dengan kondisi ekonominya yang kurang memungkinkan. Menjadi anak pertama dengan kondisi tulang punggung keluarga sudah tidak ada membuat Ar...