TINAAR || 35

531 88 5
                                    

🍩🍩🍩

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍩🍩🍩

"Cepet Na, mau ikut jemput Abang kamu di bandara nggak?" teriak Lila dari ruang tamu yang sudah siap untuk berangkat.

"Iya ini udah selesai kok," sahut gadis itu seraya menuruni anak tangga.

Hari ini adalah hari rabu, dimana Ikhsan Satria Prayoga yang berstatus sebagai Kakak laki-laki dari Tina pulang ke Indonesia. Sebenarnya ini belum waktunya Ikhsan pulang, tapi entah mengapa cowo itu malah memutuskan untuk memajukan jadwal pulangnya.

Tina izin tidak masuk sekolah karena ingin ikut menjemput sang Kakak di bandara, jujur ia rindu dengan Ikhsan. Dua tahun tak bertemu tentu membuat gadis itu merasakan rindu berat, meski jika dekat tidak pernah terlewatkan oleh perdebatan.

Sekarang mereka sudah berada di bandara, pesawat yang dinaiki oleh Ikhsan mendarat sekitar beberapa menit lagi.

🍩🍩🍩

Arga tengah menatap pintu kelasnya seperti menunggu seseorang yang akan muncul dan masuk kedalam kelasnya.

Bel sudah berbunyi, semua murid sudah masuk. Arga masih tetap menatap pintu yang terbuka itu, lalu ia menatap satu bangku yang kosong.

"Sal," panggil Arga.

Salma menoleh, "Apaan?"

"Tina nggak sekolah?" tanya Arga.

Salma menggeleng. Saat ingin bertanya lagi, gadis itu sudah lebih dulu berbalik menatap kedepan karena guru sudah datang.

Arga menghela napas, ia mengurungkan niatnya untuk bertanya.

"Chat aja Tina nya kalo lo mau tau dia kenapa," saran Hasan yang sedari tadi hanya melihat kegelisan diwajah Arga.

Cowo itu segera bergegas mengambil ponselnya yang ia simpan di kolong meja. Ia segera mencari nama Tina di kontaknya, lalu mengetikan sesuatu disana.

Di lain tempat, Tina sedang duduk dikursi bersama Lila. Dengan tatapan kosong kedepan gadis itu bersuara, "Bunda."

Lila menoleh tanpa menjawab, Tina menunduk menghela napas berat, "Belakangan ini jantung aku sering berdetak lebih kenceng dari biasanya."

"Gimana maksudnya? Yang bener ah kalo ngomong! Jangan bikin Bunda khawatir!" panik Lila kala mendengar penuturan putrinya.

Tina menoleh dengan wajah takut, pikirannya sudah melayang kemana-mana sekarang, air mata sudah menggenang dipelupuk matanya.

ARGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang