39

523 79 25
                                    

🍩🍩🍩

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍩🍩🍩

"Udah gue buktiin kan? Cinta bisa dibeli pake uang Ar," bisik Alan yang diakhiri dengan kekehan kecil.

Arga mendorong tubuh Alan menjauh dengan pelan. Ia menatap cowo itu dengan  datar, "Yang kamu genggam cuma raganya, bukan hatinya." timpal Arga.

"Tina bukan barang yang bisa dibeli pake uang! Saya tau kamu punya segalanya, tapi kamu nggak berhak menentukan masa depan orang lain dengan uang yang bahkan itu bukan hasil jerih payah kamu sendiri."

"Kamu bukan cinta Al, tapi ambisi!" tekan Arga.

Alan terkekeh sinis, "Lo pikir gue peduli?" tanyanya dengan mata tajam, "Tina udah jadi milik gue sekarang,  kalo sampe gue liat lo deket-deket sama dia lagi ... abis lo!"

Arga menatap pria itu datar.  Tanpa membuka suara ia pergi dari hadapan Alan,membuat ptia itu tersenyum miring.

🍩🍩🍩

Tina berlari kecil dengan wajah cemas, ia menoleh ke kanan dan ke kiri mencari seseorang ditengah-tengah keramaian.

Gadis itu kembali berlari kecil, matanya menangkap seseorang yang sedang duduk sendirian di bawah pohon. Ia menghela napas lega.

Tina melangkah mendekat dengan perlahan, "Ar." panggilnya.

Arga menoleh,  ia tersenyum tipis lalu menepuk kursi kosong di sampingnya. Tina tersenyum canggung, ia melangkah mendekat lalu duduk tepat disamping Arga.

"Soal yang di kantin tadi, sorry Ar."

"Kenapa minta maaf?" tanya Arga.

"Soal perasaan saya ke kamu? Saya gapapa kok, kamu berhak milih siapa yang cocok ada di hidup kamu. Kalo orang itu Alan, saya turut bahagia aja." ucapnya seraya terkekeh hambar.

"Tapi sayangnya gue nggak dikasih kesempatan buat memilih apa yang pengen gue pilih," timpal Tina membuat Arga tertegun.

Tina menatap Arga lekat, "Gue pengen milih orang yang tepat dengan pilihan gue sendiri Ar, tapi nggak bisa!"

"Alan dengan liciknya memperalat bokap gue dengan ancaman perusahaannya akan bangkrut kalo perjodohan ini dibatalin."

"Kamu tau dari mana?"

Tina menghela napas berat, "Gue nggak sengaja denger perdebatan nyokap bokap soal perjodohan ini, waktu itu."

"Gue suka sama lo Ar, gue nggak mau sama Alan." cicit Tina dengan Air mata yang sudah menggenang.

Arga tertegun, "Suka sama saya?" tanyanya memastikan.

Tina mengangguk, "Gue tau kalo ini telat banget. Sama kaya lo, gue cuma mau jujur sama perasaan gue sendiri."

ARGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang