🍩🍩🍩
"Arga," panggil Tina sedikit berteriak. Membuat cowo itu menoleh dan berhenti melangkahkan kaki dikoridor.
Tina segera berlari kecil menghampiri pria itu. "Ini ponsel nya lo yang pegang aja," sodor gadis itu membuat Arga menunduk menatap benda pipih itu.
"Beneran gapapa? Saya takut rusak," kata Arga.
"Nggak akan, pake aja ya. Itu semalem aja banyak yang order."
Arga tersenyum tipis lalu mengangguk, mengambil alih ponsel itu. "Makasih ya."
Tina mengangguk, "Lo mau ke kantin dulu?"
Arga mengangguk, "Gue ikut ya? Sekalian bahas soal les nya," kata Tina membuat Arga menoleh, mengangguk menyetujuinya dengan senyum manis.
Mereka berjalan beriringan dikoridor yang dipenuhi oleh murid-murid lain, banyak yang berbisik-bisik membicarakan mereka dan ada juga yang tak menghiraukan sama sekali.
"Mereka belakangan ini kaya bareng terus nggak si?" tanya salah satu siswi yang sedang berdiri bersama teman-temannya.
Siswi lain mengangguk, "Kayanya lagi deket deh."
"Emang si, kemaren mereka live bareng gitu," sahut wanita satunya lagi.
"Demi apa lo?"
Jika ditanya, apakah mereka berbicara seperti itu tidak terdengar oleh telinga Arga dan Tina? Maka jawabannya adalah sangat-sangat terdengar. Arga sudah memasak wajah tak enak, takut jika Tina risih digosipin seperti itu dengan dirinya,sementara Tina dengan santai berjalan seolah-olah tak mendengar apa-apa.
"Na," panggil Arga seraya berhenti.
"Hmm," jawabnya ikut berhneti.
"Kamu nggak risih digosipin sama mereka?" tanya Arga.
Tina menoleh kebelakang, beberapa siswa dan siswi memang sedang memperhatikan mereka dengan bisikan-bisikan kecil yang samar-samar terdengar olehnya.
Tina kembali menatap Arga, "Nggak kok, namanya juga murid Angkasa. Tukang gosip kalau nggak bully orang."
Arga hanya tersenyum tipis, "Yaudah ayo jalan lagi."
Mereka sudah sampai dikantin, Arga segera berjalan kearah Bude dan Tina duduk disalah satu meja kantin.
"Pagi,Bu. Ini kaya basa ya, semuanya ada tiga puluh donat," kata Arga sembari menyodorkan kantung plastik yang ia bawa.
"Pagijuga ganteng, oke deh beres. Ini mah dijamin bakal abis." sahut wanita paruh baya itu seraya mengambil alih donat titipan Arga.
"Makasih Bude," kata Arga lalu berjalan pergi menghampiri Tina.
Arga segera duduk berhadapan dengan gadis itu, "Jadi gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA [END]
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP] Arga adalah pria SMA yang mendapatkan beasiswa untuk masuk ke sekolah ternama di Jakarta dengan kondisi ekonominya yang kurang memungkinkan. Menjadi anak pertama dengan kondisi tulang punggung keluarga sudah tidak ada membuat Ar...