🍩🍩🍩
"Bunda," decak Tina kala siaran televisi yang ia tonton dipindahkan kesiaran lain.
Lila melengos, "Sekarang kan jadwalnya Bunda nonton. Sana ah! Bunda masih males ya sama kamu."
Tina berdecak, "Apa sih? Kan aku nggak tau jantung aku kenapa. Lagian itu dokter... bukan peramal, segala bilang kalo aku jatuh cinta."
"Emang bener kan? Sama siapa tuh?" tanya Lila menggoda putrinya.
"Ngarang," bantahnya.
"Ayah sama Abang kok belum nyampe ya?" tanyanya sembari menoleh kebelakang untuk memastikan Ayahnya sudah pulang atau belum.
"Tau deh, Ayah kamu kan biasanya kalo jemput Abang suka mampir ketempat lain dulu sebelum pulang," sahut Lila yang masih fokus menonton televisi.
Tina mengangguk kecil, "Mau donat nya Arga nggak Bun?" tanyanya.
"Mau lah," sahut Lila semangat.
"Aku pesen dulu deh."
Lila mendelik, "Sengaja ya biar bisa ketemu Arga?" tanyanya membuat Tina mengernyit.
"Apaan sih, yaudah nggak jadi mesen." katanya meletakan kembali ponselnya diatas sofa.
"Heh baperan banget! Cepetan pesen," titah Lila galak.
Tina mencibir, ia segera meraih ponselnya, sudut bibirnya naik kala menegatahui bahwa cowo itu mengiriminya pesan. Ia baru memainkan ponsel seharian ini, apakah Arga mencarinya? ia segera mengetikan sesuatu disana.
Arga : Na
Arga : Kenapa nggak sekolah?
Arga : kamu sakit?
Tina : eh sorry baru bales
Tina : gue baru buka hp hari ini
Tina : nggak sakit kok
Tina : tadi izin jemput abang di bandara
Tak ada balasan dari cowo itu, mungkin ia masih sekolah, Tina segera mengetikan sesuatu lagi.
Tina : gue mau donat lo dong
Tina : nanti pulang sekolah anterin ya Ar
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA [END]
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP] Arga adalah pria SMA yang mendapatkan beasiswa untuk masuk ke sekolah ternama di Jakarta dengan kondisi ekonominya yang kurang memungkinkan. Menjadi anak pertama dengan kondisi tulang punggung keluarga sudah tidak ada membuat Ar...