Sehebat apapun kamu sebagai pria,
Tidak pernah disarankan untuk kasar terhadap seorang wanita.***
🍩🍩🍩
BRAK
Gebrakan pintu menggema dikelas IPA 1,tepatnya dikelas Alan. Semua murid terpingkal kaget,dengan refleks menoleh menatap siapa pelakunya.
Seorang gadis dengan wajah datar melangkah dengan pandangan menatap lurus pada satu objek, yaitu Alan.
"Lo kan yang mukulin Arga?" tanyanya saat sampai dimeja Alan.
Pria itu terkekeh, "Kalo iya kenapa?"
"Kesalahan apa yang dia buat sampe hampir tiap hari lo gebukin dia hah?"tanya gadis itu tak habis fikir.
Alan berdiri, mensejajarkan tingginya dengan gadis itu."Salah dia? Yang pertama, karena dia miskin. Yang kedua,karena dia ngebantah apa yang gue suruh. Yang ketiga karena dia berani deketin lo. Dan yang terakhir, karena dia pantes dapetin itu."
"Nggak waras lo? Arga udah baik nebengin gue. Tapi lo dengan gak tau malunya malah ngegebukin dia. Sampah!" gadis itu menekan kalimat terakhirnya.
Alan mencekal pergelangan tangan gadis itu, menahannya agar tidak dulu pergi. "Lepas bodoh!"
"Lo kenapa si Na? Nggak bisa ya peka kalo gue cemburu?" sungut Alan dengan wajah serius.
Tina menatap dengan pura-pura sedang mencari keseriusan disana, lalu terkekeh kecil. "Cemburu? Punya hak lo cemburu sama gue?'' tanyanya dengan nada remeh.
"Gue nggak pernah nyuruh lo buat suka sama gue kan? Jadi urus sendiri rasa lo itu karena gue bener-bener nggak peduli. Dan satu lagi, Stop mencampuri urusan pribadi gue karena lo bukan siapa-siapa, apalagi sampe melibatkan orang yang nggak bersalah."
🍩🍩🍩
"Na, lo mau pesen apa?" tanya Kila.
"Biar gue aja yang pesen,lo diem." jawabnya membuat Kila kembali duduk.
"Kalian mau pesen apa?"
"Gue baso aja deh minumannya samain kaya lo."sahut Salma.
"Gue juga."
Tina mengangguk lalu melangkah kearah penjual baso yang ada di kantin.
Sambil menunggu pesanan, gadis itu berjalan kearah dagangan Bude, disana banyak beraneka cemilan dan minuman lainnya. "Bude."
"Eh, neng Tina. Tumben loh, mau beli apa?"
Gadis itu nampak sedang memilih. "Cireng deh Bude, lima ribu aja." sahutnya sambil menunjuk cireng itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA [END]
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP] Arga adalah pria SMA yang mendapatkan beasiswa untuk masuk ke sekolah ternama di Jakarta dengan kondisi ekonominya yang kurang memungkinkan. Menjadi anak pertama dengan kondisi tulang punggung keluarga sudah tidak ada membuat Ar...