03

963 194 17
                                    

🍩🍩🍩

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍩🍩🍩

"Lo masih suka sama Tina, Al?" tanya Abi 'sahabat Alan'.

"Yakali gua gak suka sama dia," jawabnya sambil menghisap sebatang rokok yang berada di kedua sela jarinya.

"Kenapa lo harus ngejar tuh cewe? Padahal banyak cewe yang ngejar lo," tanya Leo heran dengan sahabatnya itu.

Jelas banyak Siswi di SMA Angkasa yang naksir dengannya, bahkan sampai ada yang menyatakannya dengan terus terang, tapi tak ada yang di respon dan pria itu malah mengejar wanita yang tak tertarik dengannya sedikitpun.

Alan terkekeh seraya menepuk pundak Leo, "Itu yang gue suka dari dia. Disaat yang lain ngantri buat dapetin hati gue, tapi dia malah nolak mentah-mentah disaat gue deketin dia."

Kedua sahabatnya hanya menggidikan bahunya acuh, Alan adalah tipe orang yang tidak akan menyerah sebelum apa yang ia mau bisa ia dapatkan.

Alan membuang rokoknya lalu berdiri, "Cabut yuk, kita ke Twillinght Cafe."

Bereka bertiga mulai menyalakan mesin motornya masing-masing lalu menamcap gas menujut cafe tersebut.

🍩🍩🍩

"Ar. Lia, gak bisa masuk hari ini. Kamu bisa gantiin dia dulu? Soalnya cafe lagi rame banget," ujar seorang pria yang tak jauh lebih tua dari Arga.

"Bisa kok Kak," jawabnya membuat pria itu tersenyum tipis.

"Yaudah ganti baju ya, makasih loh Ar."

Arga segera menganti pakaiannya. Memang benar cafe malam ini sangat ramai, mungkin karena malam minggu. Banyak juga remaja-remaja yang seusianya berdatangan dengan wanita disampingnya atau bahkan segerombolan remaja yang nongkrong di cafe ini.

Arga melangkah menghampiri pelanggan yang baru saja duduk dimeja luar yang biasanya memang sering dipakai nongkrong oleh anak remaja.

Tepat didepan pintu masuk, Arga berhenti melangkah kala tahu siapa tiga orang remaja yang baru saja datang itu. Sempat menghela napas berat sebelum akhirnya kembali melangkah mendekat.

"Selamat malam, Kak. Mau pesan apa?" tanya Arga dengan ramah. Mau bagaimana pun, mereka adalah pembeli dan dia sedang bekerja di sini.

Tiga remaja itu kompak menoleh, mengernyit sebelum akhirnya terkekeh kecil.

"Lo kerja disini Ar?" tanya salah satu dianatar mereka.

Tak mau menanggapi, Arga kembali bertanya. "Jadi mau pesan apa Kak?"

"Udahlah Al. Pesan buruan gua haus nih," sahut Leo.

ARGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang