37

500 85 13
                                    

🍩🍩🍩

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍩🍩🍩

Awan gelap menutupi matahari pagi. Cuaca hari ini mendung, sama persis seperti suasana hati seorang gadis yang sedang berdiam diri di tengah-tengah berisiknya murid di kelas karena jam kosong.

"Hasan siniin sapunya! Gue mau nyanyi," ujar Syakila yang sudah berdiri diatas meja.

"Gue lagi piket anjir," sahut Hasan sewot.

Syakila berdecak, "Piket tu tadi! Sekarang udah bel masuk malah baru piket."

"Bacot nenek lampir," sungut cowo itu kesal.

"Kil buru Kil, tuh pake pengki aja tuh," tunjuk Della kebenda yang ia maksud.

Syakila segera mengalihkan arah pandangnya, "Bawain dong tolong," ucapnya seraya menunjut pengki itu.

Farhan yang sedang berada tepat didekat benda itu segera mengambilnya dan memberikannya kepada Syakila. Mereka dengan serempak berdiri layaknya penonton.

Syakila tersenyum lebar, ia segera menarik napasnya dalam-dalam lalu dengan sangat percaya diri ia mengibaskan rambutnya kebelakang, membuat murid lain dengan sangat dramatis menjerit heboh.

"Akang kendang! Mulai!" pekik Syakila dengan lantang.

Saat Syakila ingin mengeluarkan suara emasnya, ia dikejutkan oleh suara gebrakan meja yang cukup keras .

"KALIAN BISA GAK USAH BERISIK? UDAH DI KASIH TUGAS KAN? KERJAIN!" teriak Tina dengan wajah galak.

Semua murid bergidik takut seraya bergerak dengan cepat kearah kursi mereka masing-masing.

Syakila,Salma,Hasan dan Arga menatap cewe itu dengan tatapan heran.

Salma mengerjap, "Kenapa lo? Kesambet?" tanya Salma seraya menyentuh dahi gadis itu.

Tina berdecak seraya menghindari lengan Salma, "Diem ah!"

Syakila segera turundari meja dan memberikan pengki itu kepada Hasan, "Kenapa Na?ada masalah?" tanya Syakila seraya duduk disamping gadis itu.

Tina menghela napas, menoleh kepada Arga yang sedang menatapnya lalu kembali menatap Syakila dan menggeleng kecil.

"Serius?"

"Nanti aja gue ceritanya," sahut Tina.

🍩🍩🍩

Arga melangkah mendekat ke seorang gadis yang sedang berdiam diri dibalik pohon sendirian.

"Kenapa? Lagi ada masalah ya?" tanya cowo itu seraya duduk disebelahnya.

Gadis yang sedang menatap kosong kedepan seketika menoleh, ia menghela napas kecil sebelum menjawab. "Dikit," seraya menunduk dengan kaki yang berayun pelan.

ARGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang