🍩🍩🍩
"Na, Ayo ke kantin ah. Tumbenan banget ga gercep kalo denger bel istirahat," sungut Syakila kesal karena menunggu gadis itu yang sedari tadi sibuk menulis materi yang ada di papant ulis.
Gadis itu berdecak,lalu membereskan bukunya dan menaruhnya di kolong meja. "Ayok!" ajaknya.
"Ar, mau ikut ke kantin nggak?" tanya Salma.
Arga yang sedang membaca buku jadi mendongak, "Ayo deh." sahutnya.
"Arga doang nih yang di tawarin? Gue nggak?" Celetuk Hasan yang sedari tadi duduk disamping Arga.
Arga menoleh, menatap pria itu dalam diam. "Ayo-ayo."
Mereka semua sudah berada dikantin, makanan yang mereka pesan juga sudah datang.
"Ar, lo masih ngajarin Tina?" tanya Syakila sembari melahap baso nya.
Arga mengangguk, "Masih. Kenapa?" tanyanya.
"Belajar bareng yu?" ajak Syakila.
Arga mengangguk lugu, "Boleh."
"Nggak boleh" sambar Tina galak.
Hasan, Syakila, Salma dan Arga menoleh secara berbarengan, mengernyit heran dengan apa yang gadis itu katakan.
Tina mengerjap, "Itu.. apa tu namanya...Arga kan harus ngajarin gue... iya harus ngajarin gue,"jelas gadis itu dengan gugup.
"Dih, bilang aja cemburu. Takut Arga malah lebih demen nempel sama gue?" tanya Syakila.
Tina memutar bola matanya, "Apaan sih bacot banget," sungut gadis itu seraya mengaduk-aduk mie ayam miliknya.
Arga hanya mengulum bibirnya, lalu menyendokan satu sendok baso kedalam mulutnya.
Alan berjalan keluar kantin tepat melewati meja Arga dan Tina dkk. Ia membungkuk sedikit kala sudah ada tepat disamping Arga.
"Bentar lagi Tina bakal jadi milik gue, jadi sekarang lo puas-puasin deh deket-deket sama dia. Karena yang akan dapetin dia itu gue bukan lo," bisiknya tepat ditelinga Arga. Alan segera kembali menegakan tubuhnya, tersenyum remeh lalu menepuk pundak cowo itu dua kali sebelum beranjak pergi.
Arga dengan wajah datar dan pandangan lurus kedepan membuat suasana berubah menjadi tegang, Hasan, Syakila, Salma dan Tina berhenti menjalankan aktifitas makannya dan beralih menatap Arga takut.
"Alan ngomong apa? Kok muka lo langsung datar gitu?" tanya Tina memberanikan diri untuk bertanya.
Cowo itu menoleh, menatap Tina lekat. "Saya suka sama kamu Na," ucap Arga membuat semuanya terbengong.
"Hah?" gadis itu seketika menjadi tuli.
Arga menatap lekat manik mata cokelat milik gadis itu, "Saya suka sama kamu! Jangan deket-deket sama Alan karena saya nggak suka." tegasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA [END]
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP] Arga adalah pria SMA yang mendapatkan beasiswa untuk masuk ke sekolah ternama di Jakarta dengan kondisi ekonominya yang kurang memungkinkan. Menjadi anak pertama dengan kondisi tulang punggung keluarga sudah tidak ada membuat Ar...