49

578 74 15
                                    

🍩🍩🍩

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍩🍩🍩


"Pelaku tabrak lari itu Alan." ujar Hasan tiba-tiba membuat Syakila seketika membulatkan matanya tak percaya.

Hasan menggeleng lemah, "Jangan marah dulu," katanya seraya menggenggam pergelangan tangan Syakila.

Hasan mulai menceritakan dari awal ia memutuskan untuk memeriksa kamera pengawas.

Flashback on

Setelah mengetahui bahwa mobil itu milik keluarga Addison, Hasan dan Ikhsan bergegas menuju rumah kediaman keluarga itu, bersamaan dengan polisi.

Vera tengah menangis disofa ruang tamu. Putra sulungnya itu sudah menceritakan semuanya. Awal saat ia menabrak Arga dengan berniat melenyapkan nyawa pria itu.

Suara ketukan pintu terdengar, Vera menyeka air matanya lalu melangkah mendekat kearah pintu.

Vera segera membukakan pintu itu, ia dibuat terkejut kala mengetahui bahwa yang ada dihadapannya ini adalah polisi dan juga Ikhsan.

"Malam,Bu!" sapa polisi itu.

"Malam, ada keperluan apa ya Pak?" tanya Vera seolah tak mengetahui apa-apa.

"Apa benar ini adalah kediaman keluarga Addison?" tanya polisi itu lagi.

"Iya benar."

"Saudara Alan, apa dia ada di dalam?"

"Anak saya tidak ada di rumah."

"Kami akan periksa seluruh rumah ini! Cari dia diseluruh ruangan!" intruksi ketua polisi itu lalu menerobos masuk kedalam rumah mewah itu.

"Ikhsan, dia nggak ada di rumah ini. Tadi dia pergi setelah ngejelasin semuanya sama Tante," ujar Vera kepada Ikhsan.

Ikhsan menatap Vera, "Tante pasti tahu kan dia pergi kemana?"

"Dia pergi kebengkel buat ngambil mobilnya." ujar Vera.

"Tante yakin informasi ini bisa dipercaya?" tanya Ikhsan sedikit curiga.

Vera mengangguk, "Tolong kejar dia, tante takut dia kenapa-kenapa."

Ikhsan segera menghampiri ketua polisi itu, membisikan sesuatu lalu mereka semua pergi begitu saja.

Kurang dari tiga puluh menit mereka hampir sampai, saat ingin menepi sebuah mobil keluar dari bengkel itu.

"Bang itu mobilnya," tunjuk Hasan.

Mereka semua langsung menancap gas mengejar mobil itu. Alan yang mendengar suara sirine polisi pun menatap kaca sepionnya.

"Aish Sialan!" umpatnya seraya memukul stang mobil.

ARGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang