🍩🍩🍩
"Sumpah Na, lo keren banget tadi."
"Biasa aja sih, Arga yang keren banget suaranya," sahut Tina sambil mengaduk-aduk minumannya.
Kini mereka bertiga berada dikantin, jam istirahat sudah berbunyi tepat 3 menit lalu.
"Hai," sapa Alan yang baru saja sampai didepan meja mereka,bersama kedua sahabatnya.
Mereka bertiga mendongak, Salma yang mengubah ekspresi wajahnya menjadi ceria karena melihat sang kekasih, Tina yang memutar bola matanya malas dan memilih kembali melanjutkan aktivitasnya, sedangkan Syakila sama sekali tak menghiraukan keberadaan ketiga cowo itu.
"Boleh gabung?" tanya Alan menatap Tina.
Gadis yang ditatap sama sekali tidak menoleh, berpura-pura tuli dan masih fokus dengan makanannya.
Salma melirik gadis itu,lalu beralih menatap Alan. "Boleh kok," katanya, "Sini bep kamu duduk deket aku," sahut Salma dengan menepuk kursi kosong disampingnya oepada Abi.
Abi tersenyum lalu mengangguk, segera duduk disamping kekasihnya itu. Sementara Alan, cowo itu menatap Syakila mengisyaratkan bahwa gadis itu harus bergeser agar ia bisa duduk disebelah Tina.
Syakila yang merasa ditatap akhirnya mendongak, menghela napas pelan kala peka apa yang Alan inginkan. Ia segera bergeser dan cowo itu segera duduk ditengah-tengah ia dan Tina.
Tina melirik malas cowo disampingnya, tak mau ambil pusing ia masih tetap melanjutkan aktivitas makannya.
Alan dengan seenak hati meraih minuman yang dipesan oleh gadis itu lalu meminumnya, membuat Tina membelakan matanya tak suka.
"Enak," ujar Alan dengan santai.
Syakila dan Salma saling menatap dalam diam, Tina sudah memasang wajah kesal bukan main.
Tidak hanya itu, Alan mengambil snack yang tergeletak dimeja lalu membukanya untuk dimakan, jelas snack itu punya Tina.
Tina yang sedari tadi hanya mendelik berusaha untuk tidak peduli, kini menoleh kepada Alan dengan wajah muak.
Alan yang merasa ditatap akhirnya menoleh, "Kenapa Na? Mau? Sini makan berdua," ajaknya sembari merangkul gadis itu.
Tina menepis kasar lengan kekar yang mendarat dibahunya, "Lo sekolah udah berapa tahun sih?"
Pertanyaan gadis itu membuat Alan mengernyit, lalu pria itu menggeraknya jarinya seolah-olah sedang berhitung.
"Nggak tau deh, udah berapa tahun sih?" tanyanya kepada Abi dan Leo.
Yang ditanya hanya menggidikan bahunya tak mau ikut campur, Tina menatap Alan jengah.
"Pantesan tolol, selera makan gue ilang gara-gara liat tingkah caper lo! Gue cabut, kalo kalian mau tetap disini silahkan," ucapnya dengan wajah kesal lalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA [END]
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP] Arga adalah pria SMA yang mendapatkan beasiswa untuk masuk ke sekolah ternama di Jakarta dengan kondisi ekonominya yang kurang memungkinkan. Menjadi anak pertama dengan kondisi tulang punggung keluarga sudah tidak ada membuat Ar...