🍩🍩🍩
"Na, kamu lagi suka sama orang nggak?" tanya Lila.
Mereka sedang berada diruang keluarga,menonton siaran televisi berdua dengan cemilan yang ada ditengah-tengah mereka.
Tina menoleh, "Kok tiba-tiba nanya gitu?"
"Ya emang kenapa? Salah? Kan enggak. Bunda pengen tau aja anak Bunda ini normal apa belok,"sahut Lila membuat Tina mendelik.
"Cantik begini masa belok," protesnya tak terima.
"Ya kan takutnya, abis Bunda nggak pernah kan liat kamu jalan sama cowo selain Arga?"
"Siapa yang jalan sama Arga?"
"Kamu kan?"
Tina menggeleng, "Nggak tuh!" bantahnya lalu menyomot cemilan keripik kentang disampingnya.
"Nggak suka sama Arga?" tanya Lila.
"Hah?" pendengarannya agak terganggu karena suara kunyahan yang menggema ditelinganya.
Lila memutar bola matanya, "Kamu udah lama ini bareng-bareng terus sama Arga,yakin cuma sebatas teman tanpa perasaan?"
"Perasaan apa? Seneng? Sedih? Apa?"tanya gadis itu.
Lila berdecak, "Cinta loh cinta!" geram wanita itu.
"Nggak tau deh Bun,Nana nggak ngerti," sahut gadis itu lalu kembali menonton siaran televisi.
🍩🍩🍩
"Bibi, tolong panggilkan Tuan muda di kamarnya," titah seorang wanita paruh baya yang cantik.
"Baik nyonya besar." pelayan itu bergegas menaiki anak tangga satu per satu untuk menghampiri Tuan muda.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu terdengar, membuat seseorang yang sedang berada didalam menoleh, "Masuk!" ujarnya.
"Permisi Tuan, nyonya besar menyuruh anda untuk menemuinya."
Pria itu mengangguk, ia segera berdiri dan bergegas keluar. Menghampiri Mama nya yang sudah duduk di sofa kesayangannya.
"Ada apa,Ma?" tanyanya.
"Belum juga menemukan teman masa kecilmu?" pertanyaan yang terlontarkan oleh Mamanya membuat ia menghela napas lalu duduk dikursi kosong.
"Belum," jawabnya dengan raut wajah yang seketika berubah drastis.
"Mama denger kemarin kamu ke rumah pohon itu?" tanyanya membuat Evan mengangguk membenarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA [END]
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP] Arga adalah pria SMA yang mendapatkan beasiswa untuk masuk ke sekolah ternama di Jakarta dengan kondisi ekonominya yang kurang memungkinkan. Menjadi anak pertama dengan kondisi tulang punggung keluarga sudah tidak ada membuat Ar...