42

440 82 19
                                    

🍩🍩🍩

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍩🍩🍩

Hari ini adalah hari dimana Alan bertambah umur dan mengikat Tina dalam pertunangan.

Cowo tampan yang terlahir dari keluarga mapan itu tengah berseri-seri menunggu malam pesta nanti.

"Duh yang mau tunangan wajahnya cerah banget," goda Vera.

Alan terkekeh kecil, "Apa sih Mama."

Vera tersenyum, "Kamu nggak mau cek dekorasinya?"

"Mau dong, nanti aku cek." jawab Alan.

Dilain tempat, tepatnya dikediaman Arga. Cowo itu tengah sibuk membuat pesanan Alan. Hasan turut ikut membantu, sebenarnya Arga sudah menolak karena tidak mau merepotkan. Namun, Hasan tetap bersikeras ingin membantunya.

"San, tolong tirisin donat yang udah di goreng. Dibawahnya kasih koran dulu biar minyaknya nyerap." titah Arga sembari menggoreng donat yang lainnya.

Hasan dengan sigap langsung melakukan apa yang di perintahkan Arga. "Ar, lo butuh karyawan nggak sih? Gue mau ngelamar."

Pergerakan Arga berhenti, menoleh menatap Hasan kaget. "Kamu mau ngelamar saya?"

"Najis! Ngelamar kerja maksud gue." timpal Hasan sewot.

"Oh ... nggak deh, ini usaha kecil-kecilan. Kalo saya pake karyawan nanti gajinya pake apa? Uang yang didapet aja pas-pasan buat modal lagi." jelas Arga membuat Hasan mengangguk paham.

Suara deringan ponsel terdegar, Hasan merogoh sakunya lalu mengangkat telpon itu.

"NGANGKATNYA LAMA BANGET!LAGI DIMANA SIH?" suara cempreng milik Syakila membuat Hasan dengan gesit menjauhkan ponselnya dari telinga.

"Kenapa? Ada apa?" tanya Hasan seraya menaruh ponselnya kembali ditelinga.

"Lo dimana? Temenin gue beli kado buat Alan."

"Gue lagi di rumah Arga."

"Ngapain?"

"Bikin donat."

"Rumahnya Arga dimana? Gue mau kesana," heboh Syakila disebrang sana.

"Mau ngapain? Gausah ganggu deh." sungut Hasan.

"Mau mati lo? Buruan share lokasinya! Gue tutup ya bye."

Belum sempat Hasan menjawab telpon sudah dimatikan terlebih dahulu oleh cewe itu.

"Cewe gue gini banget," grutu Hasan.

"Kila ya?" tanya Arga yang diangguki oleh Hasan.

"Kasih tau aja. Saya enak jadi banyak yang bantu." ujarnya lalu terkekeh kecil.

"Bantuin makan." hardik Hasan membuat Arga tertawa puas.

🍩🍩🍩

ARGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang