45

417 70 14
                                    

🍩🍩🍩

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍩🍩🍩

Alan tengah celingak-celinguk mencari-cari keberadaan Tina. Sejak pagi tadi selepas sampai ke sekolah, ia belum melihat lagi keberadaan wanita yang ia sayangi itu.

Abi dan Leo sedang tebar pesona pada siswi yang sedang berlalu lalang dikoridor. Sebenarnya hanya Leo yang tebar pesona, sementara Abi dengan wajah datar saja sudah membuat para siswi menjerit girang.

Mata Abi menangkap sosok Alan yang seperti sedang mencari seseorang. Abi menarik telinga Leo begitu saja. Leo yang sedang memberi kedipan-kedipan manja pada para disiswi pun memekik kaget.

Namun itu tak membuat seorang Leo berhenti. Ia masih sempat-sempatnya tersenyum manis menatap semua siswi satu persatu dengan telinga yang masih ditarik oleh Abi.

Saat sudah berdiri tepat dihadapan Alan, Abi melepaskan daun telinga Leo dari jewerannya membuat cowo itu segera mengusap telinganya yang terasa panas.

"Gila ya lo! Nggak bisa banget liat temen sendiri di perebutin cewe." sungut Leo kesal.

Tanpa menanggapi perkataan Leo, Abi malah bertanya kepada Alan. "Kenapa Al?"

"Gue lagi nyari Tina, dari pagi tadi belom keliataan," jelasnya dengan mata yang masih menelusuri sekitar.

"Tadi gue liat Tina sama Arga," celetuk Leo membuat Alan seketika menoleh dengan tatapan tajam.

"Dimana?" tanya cowo itu cepat.

Abi memelototi Leo, mengisyaratkan agar cowo itu diam. Namun Leo menggidikan bahunya karena tak mengerti, "Di taman belakang." jawabnya santai.

Alan tanpa pikir panjang langsung berlari ke tempat yang disebutkan tadi oleh Leo. Abi menatap Leo tajam lalu menoyor kepala cowo itu kesal.

"Perang dunia lagi dah," celetuk Abi dengan wajah masam.

🍩🍩🍩

Alan berhenti berlari, matanya langsung menemukan sosok wanita yang sedari tadi ia cari. Ia dengan cepat menghampiri Tina yang sedang duduk dikursi taman.

"Na," panggil Alan seraya duduk disamping gadis itu.

Tina menatap kosong pemandangan didepannya. Belum menyadari bahwa tunangannya saat ini ada disisinya.

"Tina," panggil Alan lagi. Namun gadis itu tetap tak memberi jawaban.

"Nana," panggil Alan seraya menggoyangkan pundak gadis itu pelan.

ARGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang