TINAAR || 31

442 83 10
                                    

🍩🍩🍩

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍩🍩🍩

"Bang, kok Ibu nggak pulang-pulang ya?" tanya bocah itu tiba-tiba.

"Kan Ibu kerja, Ca."

"Iya Caca tau, tapi apa Ibu nggak mau pulang?" tanyanya.

"Nanti Ibu pulang kok," ucapnya seraya mengusap kepala Caca pelan. "Sekarang mending kamu tidur, udah malem. Besok sekolah!

Bahu bocah itu merosot, menghela napas lesu. "Abang dari mana? Kenapa baru pulang jam segini? Udah jam 11 loh.Caca, nggak bisa tidur karena Abang belum pulang."

"Yaudah sekarnag tidur,maaf ya udah bikin anak kecil yang satu ini nunggu,"ucap Arga sembari menoel hidung Caca gemas.

"Caca mau tidur sama Abang,"

"Loh, kan sekarang kamu udah punya kamar," ucap cowo itu.

"Lagi mau tidur sama Abang," kekeuh bocah itu.

Arga terekekh, "Yaudah ayo," ajaknya lalu menggendong Caca layaknya seorang balita.

🍩🍩🍩

"Al, bisa stop ganggu saya nggak sih?" tanya Arga yang sudah mulai jera dengan perilaku cowo itu yang semakin hari, semakin menjadi.

Alan mengernyitkan dahinya, lalu tertawa remeh, "Nggak bisa, selagi lo masih terus deket-deket sama Tina!"

"Emang dia siapa kamu?bukan siapa-siapa kan?" tanyanya dengan suara tenang.

Alan menatap tajam cowo itu, "Lo kenapa sih? Berani banget ya ngebantah ucapan gue selama sebulan ini? Suka lo sama Tina hah?"

"Kalo iya kenapa?" tanya balik Arga dengan raut wajah datar.

Alan berdecih, "Lo suka sama Tina? Lo pikir, Tina mau punya cowo miskin kaya lo?" tanya Alan.

"Terus kamu pikir, Tina juga mau sama cowo kaya kamu?" Arga balik bertanya.

Cowo itu terkekeh, "Kenapa harus nggak mau? Gue kaya, gue ganteng," bangganya.

Arga terkekeh, membuat Alan yang semula menunjukan wajah so berkuasa menjadi mendelik, "Ketawa lo? Dimana letak lucunya sialan!" pekik Cowo itu.

Arga tersenyum tipis, "Cinta nggak bisa dibeli pake uang,Al. Mau sekaya apapun kamu, Tina nggak akan butuh uang itu karena dia juga udah kaya."

Suara gigi yang bergemerutuk terdengar sangat keras, "Nggak bisa ya? Kita liat aja nanti!" ucap Alan yang dilengkapi kekehan kecil lalu pergi dari sana.

Arga menghela napas berat lalu menatap punggung cowo itu yang semakin memudar dari penglihatannya.

🍩🍩🍩

"Ar, ngampus yu?" ajak Tina.

Arga menoleh, "Tumben, kesambet kamu?"

ARGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang