🍩🍩🍩
Sekarang sudah jam 7 malam, ada informasi bahwa sebentar lagi akan ada pesta kembang api, Arga, Tina,Caca dan Rina bergegas menuju tempat itu.
"Ibu duduk sini sama Caca," kata Tina sambil menunjuk kursi yang kosong.
Rina dan Caca bergegas duduk dibangku itu, "Arga berdiri dibelakang Ibu sama Caca cepet."
Cowo itu segera berpindah tempat, berjalan menuju belakang kursi yang diduduki Ibu dan Adiknya.
Tina mengetuk aplikasi camera di ponselnya, "Senyum ya! Aku mau foto nih."
Rina, Caca dan Arga refleks tersenyum, "Bentar, 1 2 3."
Cekrek
"Lagi-lagi. Ar,lo peluk Ibu sama Caca dari belakang dong, kaya tangannya taro dipundak gitu," Kata Tina.
Arga segera melakukan apa yang disuruh oleh gadis itu, ia meletakan tangannya dipundak Ibu yang sebalah kiri dan meletakan tangan satunya dipundak Caca sebelah kanan.
Tina membelalakan matanya kaget, "Astahfirullah! Lo nggak sopan banget, bukan begitu dong dodol. Kalo lo begitu jatohnya kaya lagi ngelabrak orang," sungut Tina tak habis pikir.
Caca dan Rina tertawa, Arga mengerjap. "Lah terus gimana?" tanya cowo itu.
Tina menghela napas, melangkah maju menghampiri Arga. Meraih lengan kiri cowo itu dan meletakannya dipundak kiri Caca, "Nih, udah tuh tangan diem di situ jangan dipindahin."
Gadis itu kembali meraih tangan kanan Arga dan meletakannya dipundak Rina sebelah kanan, "Nah gini kan cakep."
Tina kembali melangkah kedepan, "Ar coba lebih erat gitu jangan cuma ditumpangin doang tu tangan. Dirangkul loh dirangkul," Tina berujar sembari memperagakan.
Arga mengangguk paham, ia segera merangkul dengan rasa kasih sayang, "Nah bagus. Coba senyum keliatan gigi nya ya."
Mereka semua tersenyum ceria, " 1 2 3."
Cekrek
Tina segera mengecek hasil potretan, "Ih Ibu cantik banget," puji gadis itu dengan mata yang masih mengarah layar ponsel.
Caca yang penasaran pun akhirnya angkat bicara, "Mana Kak Nana aku mau liat."
Tina mendongak, berlajan mendekat menghampiri mereka, duduk ditengah-tengah Rina dan Caca, "Nih. Bagus kan?"
Caca, Rina dan Arga mencondongkan wajahnya mendekat kelayar ponsel, "Muka Bang Arga lucu banget," kata Caca lalu tertawa.
Tina terkekeh. Karena ingin melihat ekpresi Arga yang ada didepannya, ia menoleh. Gadis itu tertegun saat menyadari jarak wajahnya dan wajah pria itu hanya tinggal beberapa senti meter, ditambah bola mata Arga ikut menatapnya. Tatapan mereka terkunci selama beberapa detik sebelum akhirnya suara deheman menyadarkan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA [END]
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP] Arga adalah pria SMA yang mendapatkan beasiswa untuk masuk ke sekolah ternama di Jakarta dengan kondisi ekonominya yang kurang memungkinkan. Menjadi anak pertama dengan kondisi tulang punggung keluarga sudah tidak ada membuat Ar...