Loha guys, maaf updatenya malam-malam kayak gini :) semoga kalian gak bosan sama cerita ini, dan jangan lupa meninggalkan jejak yah teman-teman :) berupa vote & comment. Happy reading, and stay healthy guys<3
~~
"Viona manggil lo dalam rangka apa?" tanya Radika saat kini ia dan keempat sahabatnya itu tengah berteduh di bawah pohon yang tumbuh dipinggir lapangan.
Jam ketiga merupakan jam olahraga untuk kelas Haikal, jadi kelima lelaki itu memilih untuk berteduh di bawah pohon saat ini sembari memperhatikan para gadis-gadis dari kelas mereka yang tengah bermain voli. Haikal hanya tersenyum bak orang gila, ia tak memperdulikan pertanyaan Radika, ingatannya masih pada Luna. Saat gadis itu memberikannya tatapan hangat dengan senyuman yang begitu manis, mmm apakah Haikal boleh mengklaim Luna sebagai gadis yang memiliki senyum paling manis di dunia?.
Ini mungkin terdengar sedikit berlebihan, sebab ada banyak triliunan manusia di dunia ini dan Haikal yakin bukan hanya Luna saja yang memiliki senyum manis, namun tetap saja di mata Haikal hanya gadis itu yang paling terbaik. Aaa, jadi seperti ini efek cinta itu? .
"Kal, di tanyain malah senyum-senyum kayak orang gila," sahut Glen sembari memukul lengan lelaki itu dengan gemas, ia greget sendiri melihat tingkah sahabatnya itu.
Ekspresi wajah Haikal menjadi kesal karena aktivitasnya diganggu, membuatnya memberikan tatapan tak suka pada keempat sahabatnya itu, namun tetap saja hal itu tak mempengaruhi rasa penasaran Radika dan yang lainnya.
"Gak ada yang penting, Viona juga cuman ngomong berdua sama Luna dan gue gak tahu apa topiknya, kalau penasaran langsung tanya aja tuh sama tuh anak," jawab Haikal sembari menunjuk ke arah Luna dengan dagunya, kala gadis itu lewat di koridor dengan beberapa buku paket yang sepertinya akan di kembalikan ke perpustakaan.
Hingga tatapan Haikal membulat kala melihat Nesta datang dan membantu Luna, yang mana gadis itu memberikan senyuman yang sama persis dengan senyuman yang diberikan Luna padanya. Melihat itu Regam hanya menahan tawanya, merasa lucu dengan perubahan sikap dan tingkah Haikal akhir-akhir ini. Sedangkan Radika hanya menatap Luna dan Haikal secara bergantian, ia penasaran mengapa Viona mengajak keduanya untuk berbicara.
"Salsa mana? kok gak ngebantuin?" tanya Nesta saat kini ia sudah mensejajarkan langkahnya dengan Luna.
"Dia harus ngumpulin tugas dari Bu Sera, kebetulan jam ketiga Bu Sera gak bisa hadir dan hanya minta tugas yang minggu lalu di kumpul," jawab Luna sembari sesekali melihat ke arah sahabat lelakinya itu.
"Lo udah sebulan kan di sini?" tanya Nesta lagi kala mereka melewati kumpulan beberapa murid perempuan yang tengah bergosip dan Nesta sebagai bahan utamanya, hal itu bisa didengar oleh Nesta dan Luna sendiri.
Setidaknya Nesta menjadi murid baru yang paling populer, bahkan terhitung setelah beberapa minggu lelaki itu menginjakkan kaki di SMA Kartika, sudah berapa perempuan pula yang mencoba melakukan pendekatan padanya. Namun akhirnya bisa ditebak, Nesta menolak mereka secara halus, ingin sekali Luna tertawa tentang itu. Jujur saja Nesta bukanlah orang yang akan memperlakukan seseorang dengan begitu lembut, tidak jika seseorang itu benar-benar berarti untuk seorang Nestana Auspitz, tapi setelah kembali ke Jakarta, sepertinya Luna harus mencari tahu lebih dalam lagi mengenai kepribadian lelaki di sampingnya itu.
"Lihatin gue sampe puas, gue senang kok. Asal lo ingat untuk lihat jalan juga," sahut Nesta saat tangannya sudah lebih dulu menahan kepala Luna agar tidak terbentur ke tiang. Hal yang membuat wajah Luna sukses memerah, ia malu karena ketahuan memperhatikan wajah lelaki itu dengan begitu terang-terangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aluna [COMPLETED]
Teen FictionAuthor: DYALOVAA Aluna Maisie seorang gadis yang baru saja menginjakkan kakinya di Jakarta, harus dikejutkan dengan rumor yang beredar jika dirinya adalah kekasih dari seorang lelaki bernama Haikal Mahardika. Sosok yang bahkan tak pernah ia temui, t...