2

2.3K 236 5
                                    

Setelah Luna berhasil keluar dari lingkaran yang tak mengenakan itu, kini ia segera berjalan menuju taman dan tak lupa segera mengeluarkan ponselnya jangan lupakan senyuman manis yang terlukis diwajahnya. Beberapa menit Luna duduk di taman sembari menatap layar ponselnya, ia ragu apakah harus mengirim pesan terlebih dulu pada Nesta, atau membiarkan lelaki itu menghubungi terlebih dulu. Biar bagaimanapun juga Luna seorang perempuan yang tingkat kegengsiannya terlalu tinggi hanya untuk sekedar mengirim pesan lebih dulu pada Nesta.

Lama, Luna dalam kebimbangannya itu membuatnya lelah sendiri dan segera beranjak dari tempatnya. Berencana untuk berjalan-jalan dilingkungan perumahan neneknya, dan sepertinya langkah yang diambil Luna itu salah besar.

Ketika ia harus mendengar gosip antah berantah tentang dirinya yang bahkan baru menginjakkan kakinya lagi setelah empat tahun lamanya. Tentu saja ia sedikit terkejut, apalagi seorang ibu-ibu datang menghampirinya dan bertanya tentang sesuatu yang sama sekali tak di mengerti oleh Luna sendiri.

"Kamu beneran pacaran sama Haikal?" tanya seorang ibu ketika Luna baru saja sampai di sebuah kios kecil, tatapan Luna sedikit membesar, senyuman yang ia perlihatkan merupakan pertahanan saat otaknya dengan keras berfikir, siapa itu Haikal dan kenapa bisa ibu itu mempertanyakan sesuatu yang bahkan tak bisa ia jawab.

"Mmm, Hai—"

"Ohh jadi ini pacarnya Haikal?"

Belum sempat Luna menjawab, bertambah satu lagi ibu-ibu yang mengklaimnya sebagai kekasih Haikal yang bahkan wajah dan orangnya saja Luna tak tahu.

"Eh? Bu-bu—"

"Ada apa ini?" sekali lagi Luna menahan emosinya saat ucapannya kembali terpotong oleh seseorang kali ini seorang gadis yang sedikit lebih tua dari Luna, mungkin seorang mahasiswi.

"Ini loh Gwen, pacarnya Haikal"

Luna menatap tak percaya pada ibu-ibu yang menjawab ucapan gadis dengan nama Gwen itu, membuat Luna rasanya ingin menangis karena dituduh yang tidak-tidak.

Haikal siapa sih? Orangnya aja gak tau yang mana, nih ibu-ibu malah buat gosip, siapa yang pacarnya siapa coba?.

Tangan Luna terus saja meremas ujung bajunya saat Gwen menatapnya datar dari ujung kepala hingga ujung kaki, membuat Luna merasa risih diperhatikan seperti itu.

"Beneran kamu pacarnya Haikal? Kamu Luna kan adik sepupunya Radika?" tanya Gwen yang dibalas anggukan ragu oleh Luna, ia merasa terpojokkan saat ini.

Tau gini, mending tinggal di rumah aja kan.

"Berarti benar kamu juga pacarnya Haikal?"

Dengan cepat Luna menggeleng dengan begitu mantapnya, namun yang ia dapatkan adalah tatapan tak percaya dari Gwen dan juga ibu-ibu yang ada di sana.

"Kak Gwen apaan sih, orang juga udah bilang nggak"

Luna menghela nafasnya legah saat seorang gadis datang dan menolongnya. Setidaknya ada yang membelanya saat ini. "Dia itu baru datang disini, benarkan lun?"

Luna mengangguk bagaikan orang bodoh, ia tak tahu harus berekasi seperti apa lagi disaat seperti ini. Saat semua orang mengklaimnya sebagai kekasih dari Haikal yang tak pernah ia temui sama sekali, atau mungkin ia sudah bertemu dengannya namun tak ia ketahui.

"Bahkan kenal Haikal saja tidak," akhirnya setelah beberapa kali ucapannya dipotong kini Luna bisa menyelesaikan ucapannya tanpa harus disela oleh ibu-ibu.

"Tuh kan, yaudah gak usah di ganggu lagi Lunanya, dia aku bawa dulu," dengan begitu santai gadis dengan rambut sebatas bahu itu menarik Luna untuk keluar dari kerumunan. Setelah lolos dari kerumunan dan jarak mereka juga sudah cukup jauh, dengan segera Luna memeluk gadis itu dengan begitu senang membuat yang dipeluk hanya bisa tersenyum.

Aluna [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang