40

487 61 7
                                    

Salsa memasuki kamar Luna dengan sedikit terburu-buru, ia segera ke rumah gadis itu setelah mendapat telfon dari Sheina tentang kejadian siang tadi, Salsa menyesal karena ia tak ada di tempat saat itu, padahal ia ingin sekali memaki dan mencakar wajah Winda namun ia bisa apa saat dirinya harus mengurus sesuatu di kampus.

Tatapannya seketika melembut kala melihat Luna yang kini berada dalam pelukan Sheina, gadis itu menatap kosong kesatu titik, matanya yang sembab dan hidungnya yang memerah menandakan bagaimana situasi gadis itu saat ini. Setelah keributan itu Luna tanpa segan mengusir Haikal dan Winda dari rumah itu jangan lupakan Radika pun ia usir, beruntung sang nenek saat ini sedang mengunjungi Ibu Radika jika tidak bisa dipastikan neneknya itu jantungan karena pertengkarannya dengan sang kakak sepupu.

Nesta yang duduk di samping Sheina sembari menggenggam tanga Luna hanya bisa menatap Salsa dengan tatapan iba, karena itu Salsa segera memeluk Luna ia bahkan menjatuhkan air matanya untuk gadis itu, membuat Luna kembali terisak karena Salsa.

"Gue diselingkuhin Sal," ucap Luna dengan tangisan yang kembali mengudara, dengan cepat Salsa meraih tubuh gadis itu untuk masuk ke dalam pelukannya.

"Maaf, karena gak ada tadi, mestinya gue ada biar gue tonjok mereka satu-satu," seru Salsa dengan mimik wajah yang serius.

"Bangke Haikal, dia gak tau seberapa sayangnya lo sama dia? dia gak tau apa kalau lo bahkan gak bisa tanpa dia, dia gak tau itu?" lanjut Salsa kali ini ia menangkup wajah Luna mengabsen setiap inci wajah gadis itu yang terlihat lusuh.

Luna menatap Salsa sejenak, sial melihat gadis itu ia iri bagaimana bisa hubungannya bertahan sebegitu lamanya dengan Regam, untuk kali ini Luna merasa iri pada hubungan orang lain. Senyuman kecutnya ia perlihatakan diikuti dengan gelengan yang membuat Nesta dan Sheina mengleha napas mereka berat.

"Gimana dia mau tau Sal, kalau hatinya aja udah terbagi? sebenarnya perasaan gue udah gak enak, sebelum ke Bali, tau gak kenapa? dia ngasih gue hadiah untuk perayaan manniversary kita, tapi dia make gelang yang sama dengan milik Winda, gue hancur kalau ingat kenapa gue bisa begitu bodo amat dengan semua petunjuk yang ada di depan mata gue,"

"Gue hancur pas ngingat tiap malam setelah Winda pulang dia selalu cerita tentang cowok yang dia suka, dan gue dengan begitu bodohnya malah ngedukung dia. Gue baru sadar selama ini Winda selalu keluar tengah malam itu untuk kencan sama Haikal bukan nyari makan bareng Kak Dika," terang Luna sembari menatap iris Salsa dengan cairan bening yang terus saja lolos dari matanya itu.

"Kita juga mau minta maaf, sebenarnya udah tau kalau Haikal kemungkinan main gila dibelakang lo, tapi kita semua takut untuk ngomong, karena gak ingin itu jadi beban pikiran lo, kita semua sepakat—"

"Gue juga kecewa sama kalian, tapi gue ingat lagi berapa kali Nesta ngingatin gue, tapi sialnya gue selalu aja ngebela Winda, salah gue karena gak bisa menuhin ekspektasi Haikal sampai dia lari ke hati lain," Luna memotong ucapan Sheina, ia tertunduk sejenak mengusap air matanya sebelum irisnya bertemu dengan Nesta, yang mana lelaki itu hanya tersenyum menyemangati dirinya.

Lihatlah, setelah melepas satu hati untuk hati yang lain, yang gue dapat apa? hanya rasa sakit, dan sekarang gue butuh Nesta, kenapa gue menjadi sejahat ini?. Batin Luna ketika muncul rasa tak enak dalam benaknya.

"Udah lo jangan nangis terus, gak masalah untuk tersakiti sekali anggap ini sebagai pelajaran, biar kedepannya saat lo nerima hati baru lagi lo bisa belajar dari hubungan sebelumnya untuk tidak mencintai dengan sepenuh hati dan selalu mengikut sertakan logika di dalamnya," sahut Nesta sembari menepuk pelan kepala Luna.

Jujur saja ia juga teka tega melihat gadis itu harus menangis seperti ini, apa lagi di depan matanya sendiri. Ia menyesal kenapa dulu dengan mudah melepaskan Luna kenapa ia tidak berusaha saja untuk merebut gadis itu. Tapi jika itu ia lakukan bukankah dirinya sama dengan Winda? senyuman hangat Nesta berhasil membuat Luna merasa tenang, ia tahu lelaki itu selalu punya cara untuk menenangkan dirinya.

Aluna [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang