47

700 72 14
                                    

"Itu doang? Dia datang cuman pengen bilang kalau dia masih belum nyerah tentang Haikal?" Salsa mengulang ucapan Luna beberapa detik lalu, saat kini gadis itu tengah mencari pakaian yang pas untuk dikenakan hari ini.

Berbalik sembari mengedikkan bahu, "Hanya itu, gue kira dia mau minta maaf atau apa, nyatanya? Ahh sudahlah gak baik masalah ini dibahas mulu," timpal Luna dengan tawa kecil setelahnya.

Salsa hanya menghela napas berat sedangkan Sheina hanya bisa menatap kedua sahabatnya itu tanpa minat, pasalnya Sheina pun enggan untuk membahas mengenai Winda hari ini di mana mereka akan menghabiskan waktu untuk bersenang-senang.

Luna yang ingin bergantian pun dengan cepat menyuruh kedua sahabatnya itu untuk keluar, ia hanya tak nyaman jika harus bergantian di depan orang lain sekali pun itu Salsa dan Sheina. Awalnya Salsa menggurutu, namun Sheina mengerti rasa ketidak nyamanan Luna dan dengan senang hati menyeret Salsa untuk keluar.

"Gue hanya gak habis pikir, yang ada di kepala Winda apa sih? Bukannya Haikal juga udah gak mau sama dia? Biar gimana pun juga Haikal nyesal selingkuh sama dia," gerutu Salsa dengan ekspresi tak bersahabat, yang mana hanya membuat Sheina menggeleng melihat tingkah laku gadis itu.

"Luna mana?' tanya Regam tak lupa ia mengusap rambut Salsa dengan senyuman manis.

"Uweek," serempak Mel dan Sheina yang tentu saja langsung dihadiai tatapan tajam dari Salsa.

"Kenapa? Iri? Pulang sana kepelukan kekasih lo, udah punya pacar tapi ngaku jomblo, lo juga Mel kalau iri yah cari dong," sewot Salsa, mendengar itu mereka semua tertawa bagaimana bisa kekasih Regam itu begitu lucu.

Menepuk puncak kepala Salsa, "Lo dapat yang kayak gini di mana sih? Pengen gue karungin," goda Glen sesekali menatap Regam dengan senyuman mengejek.

Tak butuh waktu lama hingga Regam menyingkirkan tangan Glen dari kepala sang kekasih, tatapannya pun berhasil membuat Glen tertawa pasalnya ia berhasil membuat lelaki itu cemburu, ayolah Regam terkenal begitu menyukai Salsa dengan segala jenis tingkah laku gadis itu, bahkan Regam tak segan menanggapi candaan para sahabatnya itu jika menyangkut Salsa. Begitulah Regam, kalau kata Rakamel jangan dekat-dekat dengan lelaki itu terlalu lama, sebab penyakit kebucinannya itu sudah melewati batas maksimal takutnya tertular.

Suara tawa di lantai satu benar-benar mengisi keheningan, mereka senang menjadikan Salsa dan Regam sebagai bahan candaan mereka hari ini, tak tahu jika Haikal sama sekali tak tertawa dengan lelucon yang mereka lontarkan, lelaki itu terlalu asik berada dalam pemikirannya sendiri.

"Gue gak tau apa yang ada dalam pikiran lo, tapi kuncinya cuman satu sih, ikhlasin aja kalau lo sama Luna udah gak sama-sama lagi," bisik Sheina yang menyadari perubahan sikap Haikal akhir-akhir ini.

Mendengar itu Haikal hanya tersenyum kecil, mengangguk seakan ia menerima saran dari sahabat mantan kekasihnya itu. Tapi bisakah Haikal jujur, ia menyesal karena mengambil tindakan yang bodoh, ia tak tahu jika pada akhirnya akan sesakit ini. Benar yang dikatakan Luna, gadis itu tak pernah meminta Haikal untuk pergi dan saat Haikal ingin Luna tetap tinggal, seakan tak ada lagi alasan untuk gadis itu menetap.

Bagaimana bisa Luna tetap tinggal saat Haikal dengan begitu ceroboh menghancurkan dinding kepercayaan gadis itu, kini apa yang ia dapatkan? Ingin sekali Haikal memutar waktu namun ia sadar dirinya hanyalah manusia biasa, dan saat ini ia hanya bisa tinggal dalam ruang penyesalan akibat ulahnya sendiri.

"Emang ngomongnya gampang, tapi merealisasikan itu gak mudah. Sakit aja kalau ngingat gimana bodohnya gue, padahal gue masih sayang tapi dengan percaya dirinya menduakan gadis yang udah susah payah gue buat dia jatuh cinta," balas Haikal dengan senyuman kecut yang seakan menceritakan bagaimana suasana hatinya saat ini.

Aluna [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang