Berulang kali Radika mondar-mandir di depan pintu kamar Luna, sesekali ia menggigit kukunya gugup sebelum irisnya bertemu dengan Haikal yang hanya menatap datar padanya itu. Terhitung sudah beberapa menit mereka berdiri di depan pintu berwarna putih tersebut. Mereka ingin masuk ke dalam tapi ragu saat mengingat apa yang telah di hadapi Luna kemarin.
Setelah menghibur Luna agar gadis itu tak terlalu memikirkan permasalahan kemarin, Soraya meminta agar gadis itu tak usah keluar rumah dulu untuk beberapa saat, melihat tingkah Luna juga yang terkadang was-was pun membuat mereka setuju dengan permintaan Ibu Radika itu.
Bukan karena apa, semua orang pasti punya trauma tubuh, dan Soraya hanya ingin gadis cantik yang sudah ia anggap seperti anak kandungnya itu tak berlarut-larut dalam rasa trauma, maka sebisa mungkin mereka mencoba untuk membuat Luna lupa akan penculikan tersebut walaupun mustahil akan terlupakan secepat itu, namun mereka hanya bisa mengambil tindakan terlebih dulu. Toh, tak ada salahnya menyiapkan payung sebelum hujan.
"Lo duluan atau gue?" tanya Haikal setelah ia lelah sendiri melihat tingkah Radika.
Radika menatap Haikal dengan tatapan yang memicing membuat Haikal hanya menghela nafas sembari mengacak rambutnya frustasi, Haikal lelah jika menunggu Radika yang tak kunjung juga mengetuk pintu gadis itu, padahal Haikal ingin sekali mengajak Luna berbicara benar-benar berbicara kali ini, bukan seperti yang lalu-lau mereka selalu membicarakan masalah itu dengan emosi ataupun dengan ego mereka masing-masing.
"Kenapa sih? kalau mau masuk ayo, kalau gak tungguin nenek yang masuk duluan," Olivia datang dengan senampan makanan ditangannya, tak lupa ia memberikan tatapan iba pada kedua lelaki itu, senyuman hangatnya benar-benar membuat Radika menghela napas berat.
Radika dan Haikal telah mendapatkan wejangan dari Olivia dan kedua orang tua lelaki itu, kelakuan mereka sangat disayangkan bagaimana bisa mereka membuat Luna terpojok tanpa menggunakan logika di dalam masalah itu, Haikal dan Radika mengakui tindakan mereka salah mereka terlalu dibutakan dengan kelakuan polos dan cerita yang dibuat Winda tanpa ada niatan untuk mencari kebenaran ceritanya itu.
Tak hanya itu Rakamel pun memberikan semua sumpah serapahnya kepada dua lelaki itu, bayangkan bagaimana hancurnya Haikal saat ia tahu gadis yang masih ia cintai itu berada di dalam pelukan lelaki asing dengan tampilan yang begitu kacau, sesaat Haikal merutuki dirinya yang bisa-bisanya tersenyum bersama Winda saat Luna tengah berjuang melewati semua masalah itu sendirian.
"Nenek jangan bilang kalau aku sama Dika ada di sini yah nek," pinta Haikal yang hanya dibalas anggukan mengerti dari Olivia.
Cleck~
"Nenek," Aluna panik saat Olivia masuk ke kamarnya dengan begitu tiba-tiba, ia segera menunrunkan tangannya dari lehernya yang sudah memerah.
Melihat itu Olivia segera menyimpan nampannya ke meja dan mengakhiri sang cucu yang berdiri di depan cermin dengan hanya menggunakan singlet dan celana pendek berwarna hitam, beruntung Haikal atau pun Radika tak masuk ke kamarnya jika tidak itu mungkin akan terasa canggung.
"Kamu ngapain? leher kamu jadi merah seperti ini," sahut Olivia sembari menuntun Luna untuk duduk ke sofa yang berada di dalam kamar gadis itu.
Tersenyum, "Luna lagi ngehapus jejak ciuman orang itu, Luna merasa kotor aja kalau gak dihapus," ucapnya yang sukses mengundang helaan napas Olivia, ia menatap sang cucu dengan iba.
Menangkup wajah Luna, "Luna gak kotor, udah yah jangan dihapus lagi nanti leher kamu lecet, sini nenek kasih salep biar gak lecet kulitnya," dengan senyuman hangat Olivia berucap tak lupa ia meraih kotak obat yang tak jauh dari tempatnya itu.
Sesaat Luna hanya melihat sang nenek, ia menatap wanita itu dengan mata yang berkaca-kaca. Ia merasa bersalah karena sudah membuat nama sang nenek jelek dimata orang-orang saat acara gathering kemarin, seandainya Luna bisa menahan emosinya sedikit lebih lama mungkin tak akan ada omongan yang harus ia dengar tentang dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aluna [COMPLETED]
أدب المراهقينAuthor: DYALOVAA Aluna Maisie seorang gadis yang baru saja menginjakkan kakinya di Jakarta, harus dikejutkan dengan rumor yang beredar jika dirinya adalah kekasih dari seorang lelaki bernama Haikal Mahardika. Sosok yang bahkan tak pernah ia temui, t...