Winda tersenyum ramah saat beberapa kolega bisnis ayahnya menyanjung dirinya bahkan dengan begitu santai ia berbicara tentang bisnis, sesekali ia juga berkumpul bersama Haikal dan Radika yang mana lelaki itu tengah sibuk mengurus daging yang sedang dipanggang. Acara gathering ini hanya dihadiri keluarga besar dari pihak Ayah Radika dan beberapa kolega bisnisnya, namun acara itu tetap saja ramai sebab Winda memanggil beberapa temannya begitu pun dengan Radika.
"Gimana tadi pas kenalan sama mama aku?" tanya Winda pada Haikal saat lelaki itu mengambil beberapa potong daging untuk diberikan pada gadis itu.
"Gugup dong, semoga kali ini gue bisa nyembuhin luka dari hubungan lo sebelumnya," senyuman Winda mengembang mendengar ucapan Haikal tak lupa ia mencubit pipi lelaki itu dengan gemas sebelum senyumannya sedikit memudar kala irisnya bertemu dengan seseorang yang berdiri di belakang Haikal.
"Ayo semuanya waktunya makan, ayo masuk!" teriak Salsa memanggil beberapa orang yang masih berada di luar.
Saat semuanya beranjak untuk masuk ke vila mereka dikejutkan dengan sosok Luna yang berjalan dengan sedikit terburu-buru bahkan penampilannya pun menjadi pusat perhatian dari orang-orang yang berada di sana. Langkahnya terburu-buru tatapannya datar dan dingin tak memperdulikan berapa banyak mata yang tertuju padanya. Salsa yang melihat kehadiran Luna segera menghela napas lega, dan spontan menjatuhkan air matanya karena Mel dan Nesta berhasil menemukan gadis itu.
Plak~
Semua mata tertuju pada Luna yang menampar Winda tepat di depan banyak orang, gadis itu menampar Winda dengan keras sehingga menarik atensi orang-orang yang masih berada di dalam rumah. Dada Luna naik turun, menandakan jika ia mencoba untuk menahan emosinya namun sayang itu tidak bisa. Sedangkan Winda terkejut akan kehadiran gadis itu, ia mengepalkan tangannya ketika tahu rencananya gagal.
"ALUNA!" teriak Radika dan Haikal bersamaan yang mana sama sekali tak membuat Luna bergeming, ia hanya menatap kedua lelaki itu tanpa minat jangan lupakan senyuman sinis yang ia perlihatkan.
"Lo kenapa Lun? gue ada salah?" tanya Winda dengan mata yang berkaca-kaca, membuat Luna hanya menggeleng melihat bagaimana gadis itu kembali bermain peran.
Bukannya menjawab Luna kembali menampar Winda bahkan kali ini ia menjambak rambut gadis itu yang tentu saja segera dilerai oleh Radika dan Haikal.
Plak~
Aluna terdiam saat ia mendapatkan tamparan untuk yang kesekian kalinya, namun kali ini dari Radika. Sesaat Luna terdiam sebelum ia mundur beberapa langkah tertawa dan bertepuk tangan bagaikan orang gila. Tawa yang kemudian menjadi tangisan.
"Lo tau gak? gue... hampir di perkosa?" tanya Luna sembari memukul dadanya dengan tatapan yang tertuju pada Radika. Sedangkan semua orang terdiam mendengar pegakuan Luna.
"LO TAU GAK? ADEK SEPUPU LO INI HAMPIR AJA MENGANDUNG HA?! DAN LO MASIH BISA NAMPAR GUE? TAMPAR DIK, TAMPAR TOH GUE JUGA UDAH MATI RASA, PIPI GUE UDAH KEBAL KARENA TAMPARAN YANG GUE DAPAT!" lanjut Luna kali ini ia berteriak bagaikan orang kerasukan.
"Maksud lo?"
"TANYA SAMA DIA, SAMA CEWEK MUKA DUA INI"
"Maksud lo apa?"
"Luna, jelasin maksud lo apa?"
"Gue tanya win, berapa banyak lo bayar tuh tiga anak untuk nyulik gue? bahkan lo ngizinin mereka untuk nidurin gue?"
Radika dan Haikal terdiam karena pengakuan Luna yang tentu saja membuat Winda menggeleng dan menjatuhkan air matanya. Ia berakting layaknya tak tahu apa-apa, membuat Luna sesak sendiri melihat tingkah gadis itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aluna [COMPLETED]
Novela JuvenilAuthor: DYALOVAA Aluna Maisie seorang gadis yang baru saja menginjakkan kakinya di Jakarta, harus dikejutkan dengan rumor yang beredar jika dirinya adalah kekasih dari seorang lelaki bernama Haikal Mahardika. Sosok yang bahkan tak pernah ia temui, t...