Aluna [COMPLETED]

24

Note : part ini kebanyakan narasi dibanding dialog, sengaja dibuat seperti timelapse kehidupan Luna sama Haikal 😊

~~

Setelah beberapa bulan Luna menginjakkan kaki di Jakarta bahkan mengecam pendidikan di SMA Kartika, gadis itu mulai terbiasa dengan lingkungan baru yang dulu ia khawatirkan, yang dulunya ia takut tidak bisa beradaptasi dengan baik bahkan takut jika pada akhirnya akan berurusan dengan kakak kelas atau pun menjadi korban perundungan. Awalnya kehidupannya di Jakarta itu benar-benar membosankan bahkan monoton, sebab tak ada Sheina ataupun sahabatnya yang lain, namun ia beruntung karena memiliki Salsa di sisinya.

Sebuah awalan di mana ia harus menghadapi gosip yang membuatnya kebingungan, terlebih lagi dengan kehadiran Haikal Mahardika yang selalu berhasil membuat Luna merasa kesal namun memikirkan lelaki itu secara bersamaan, hatinya tak pernah suka melihat kehadiran lelaki itu, namun tetap saja saat retinanya tak menangkap Haikal ia penasaran kemana lelaki itu, apa yang ia lakukan, atau rencana apa lagi yang akan di layangkan Haikal untuk membuatnya kesal.

Setidaknya itulah dulu yang selalu terngiang di benak Luna, sebelum akhirnya ia mulai ragu pada perasaannya sendiri ketika Nesta datang, seakan dirinya berubah dalam waktu yang begitu singkat hanya karena sosok Haikal. Terkadang Luna bingung, apa menariknya Haikal sampai membuatnya berubah?, ahh dan benar kata orang benci dan cinta itu beda tipis, kini Luna harus menelan rasa malu karena pernah begitu membenci Haikal dan sekarang? Ia bahkan tak bisa jika tidak melihat sosok sang kekasih.

Hari-hari yang di lalui Luna selalu saja melibatkan Haikal di dalamnya, bahkan Dika—kakak sepupu Luna—pun heran, bagaimana bisa gadis itu begitu menyukai Haikal jika dulu ia begitu membencinya, bahkan mendengar nama Haikal disebutkan saja sudah membuat moodnya hancur, apalagi jika harus bertemu dengannya.

Cinta memang serumit itu yah, bagaimana bisa ia mempermainkan perasaan seseorang. Jika tahu pada akhirnya akan jatuh cinta juga, kenapa harus dibuat benci di awal? Kenapa tidak langsung membuat Luna jatuh hati pada pandangan pertama saja, kenapa ia repot-repot membuat skenario yang sudah sangat mainstream itu.

Hubungan Luna dan Haikal begitu direstui oleh kedua orang tua Haikal, sedangkan kedua orang tua Luna tidak terlalu merestui, mmm bukan mereka tak menyukai Haikal. Namun prinsip kedua orang tua Luna adalah, mereka tak bisa memberikan restu sepenuhnya jika melihat hubungan itu masih ada kemungkinan untuk renggang, toh mereka juga masih anak SMA, tapi tetap saja Ayah dan Ibu Luna selalu mendukung putri semata wayangnya itu, bahkan senang jika melihat Luna bahagia hanya karena melihat Haikal.

Luna dan Haikal menjalin hubungan sudah hampir delapan bulan, dan keduanya selalu saja berhasil membuat iri orang-orang, bagaimana tidak. Jika dulu Luna, masih malu-malu kucing untuk menunjukkan rasa sukanya itu, kini ia tak malu lagi. Bahkan senyumannya akan mengembang dengan lebar jika melihat Haikal, setelah delapan bulan Luna pun sadar jika ia jatuh hati pada lelaki itu sejatuh-jatuhnya bahkan ia tak siap jika kemungkinan terburuk terjadi dalam hubungan mereka.

Aaa, dan selama rentan waktu itu juga Luna dan Haikal terhitung telah putus dan kembali bersama sebanyak empat kali, hal yang sudah dihapal mati oleh Dika, Glen, Mel, Regam dan Salsa, bahkan terkadang Nesta heran dengan hubungan keduanya, hari ini putus dua hari kedepan mereka akan terlihat bersama lagi seakan tak terjadi apa-apa. Alasan putusnya pun klasik, jika bukan karena Luna yang cemburu maka sebaliknya, bukan hanya itu saja, terkadang juga alasan putus mereka tak masuk akal, apakah memperdebatkan ending sebuah komik bisa menjadil alasan hubungan itu berakhir?.

"Ya sudah, ayo putus, toh kita juga udah gak sependapat lagi," ucap Luna sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada dengan tatapan kesal.