17

679 89 0
                                    

"Lo tadi ngomong apa bareng Haikal?" tanya Salsa disaat kini mereka tengah duduk di taman sembari melihat anak-anak panti bermain bersama Haikal dan yang lainnya.

"Gue gak tahu," jawab Luna kala irisnya masih terpaku pada Haikal yang mana lelaki itu tengah merapikan rambut Leana dan sesekali menyelipkan sehelai bunga ke daun telinga gadis itu.

"Lah, kok gak tahu? Kan lo berdua yang ngomong"

Luna hanya mengedikkan bahunya tak perduli, sebelum ia menahan nafas saat Gwenlie datang dan duduk di sampingnya sembari membawa tiga minuman kaleng, awalnya ia hanya menatap ke depan sembari memberikan dua minuman kaleng ke arah Luna dan Salsa, melihat itu Salsa yang memang sudah dekat dengan Gwenlie dengan cepat meraih minuman kaleng tersebut dengan senyuman bahagia, sedangkan Luna? Dia hanya terdiam sejenak, sebelum akhirnya Kakak Haikal itu memberikannya tatapan datar lalu memberi kode agar Luna mengambil minuman kaleng itu.

"Maaf, kalau gue bikin lo takut, hanya saja gue gak mau lo jatuh ke dalam pelukannya tuh buaya," sahut Gwenlie sembari melihat ke arah sang adik, yang terlihat begitu bahagia bermain bersama Leana dan yang lainnya.

"Tapi bocah yang Kak Gwenlie sebut itu, adek kakak loh," timpal Salsa dengan senyuman mengejek.

Menghela nafas berat, "Yah, dia adek gue. Tapi gue gak suka dengan sikap dia yang playboy, apa menariknya melirik lebih dari satu cewek?" Luna tertawa kecil mendengar ucapan Gwenlie, menurutnya gadis itu hanya tak mau jika suatu saat nanti Haikal mendapatkan masalah karena sikapnya itu.

"Tahu tidak apa yang selalu diucapkan Haikal jika pulang dari panti?" Gwenlie melihat ke arah Luna dan Salsa dengan tatapan santai yang terlihat dingin. Sesaat kedua gadis itu menggeleng, dan Luna yakin jika Gwenlie adalah saudara kandung Haikal, sebab mereka selalu saja mempertanyakan tentang hal yang sudah pasti jawabannya pun tak akan di ketahui Luna dan Salsa.

Sesaat Gwenlie menarik nafas panjang, memperlihatkan senyumannya itu seakan ucapan yang selalu diucapkan Haikal mampu mebuat hati Gwenlie merasa sakit. Dan hal itu membuat Luna penasaran, sebenarnya apalagi hal baru yang akan ia ketahui mengenai lelaki itu jika ia membiarkan dirinya masuk ke dalam dunia Haikal.

"Kalau suatu hari nanti dia kenapa-napa, dia mau matanya di donorkan pada Leana. Dan itu selalu ia ucapkan, gue gak tahu kalau adek gue itu punya hati yang tulus. Jadi gak ada salahnya sih kalau lo masuk ke dalam hidupanya dia, gue tahu kok kalau gosip yang beredar itu gak benar, itu hanya akalan Haikal aja biar bisa dekat sama lo,"

Gwenlie tersenyum di akhir ucapannya, membuat Salsa mengangguk mengerti sedangkan Luna? Ia hanya terdiam sembari menatap Gwenlie dengan tatapan terkejut, pasalnya ini pertama kalinya gadis itu memperlihatkan senyumannya pada Luna. Pantasan saja Kak Glen jatuh hati sama dia, orang manis gini. Batin Luna, saat dirinya merasa takjub dengan senyuman Gwenlie itu.

"Lun, sini," teriak Haikal, membuat Luna tersadar dan tanpa berunding dulu dengan hatinya, gadis itu langsung beranjak menuju tempat Haikal.

Hal yang berhasil membuat Salsa, Radika, Glen, Regam, Mel dan Gwenlie terkejut, pasalnya Luna langsung mengiakan permintaan Haikal, jika dulu mereka harus bertengkar atau beradu mulut sebentar sebelum Luna menuruti permintaan lelaki itu.

"Mereka kenapa?" tanya Regam pada Salsa yang dibalas dengan gelengan tak tahu.

"Apa sesuatu terjadi di antara mereka sebelumnya?" lanjut Radika yang kini meraih minuman kaleng Luna yang sama sekali belum disentuh gadis itu.

"Sepertinya ia, tadi lo bilang pas manggil mereka untuk makan siang, mereka berduaan kan?" Radika mengangguk menjawab pertanyaan Mel.

"Gue dengar dari Leana kalau mereka pacaran," timpal Glen sembari merebut minuman kaleng Gwenlie dengan seenak jidat. Tentu saja ia mendapatkan tatapan tajam dari gadis itu dan tatapan bingung dari yang lainnya.

Aluna [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang