HAPPY READING!!
* * *
Rafael mengusap wajahnya dengan kasar, perkataan Ethan sungguh sangat memenuhi kepalanya. Pria itu melonggarkan dasinya, memutar kursinya dan melihatkan pemandangan kota New York yang sungguh sangat indah.
"Jangan sampai ketakutanmu itu yang membuat Alexa pergi meninggalkanmu"
Ucapan Ethan tadi sore sungguh membuatnya tidak karuan, menutup matanya, mengatur napas, Rafael mencoba untuk tetap tenang.
"Hanya dugaan Ethan saja," bisik Rafael yang mensugesti dirinya sendiri.
Ariana masuk ke dalam ruangan Rafael dengan membaca teh hijau dan kacang almond. Rafael butuh ketengangan sebentar untuk saat ini. Wanita itu meletakkannya diatas meja.
"Ariana," panggil Rafael membuat Ariana yang hendak keluar, berbalik lagi dan berdiri di depan meja Rafael. "Ambilkan satu botol sampanye."
Ariana mengangguk paham meskipun dia tidak mengerti mengapa Rafael meminta sampanye padahal teh hijau dan almond sudah ada di depan matanya. Padahal pria itu sudah jarang minum minuman yang beralkohol ketika dia bertemu dengan Alexa. Alkohol adalah satu-satunya penenang jika masalahnya sudah tidak dapat dia pikirkan dengan kepala dingin lagi.
Rafael kembali menghela napasnya, memakan kacang almond dan melihat ponselnya yang bergetar dimana ada Alexa yang sedang meneleponnya saat ini.
Rafael mencoba menenangkan diri, kembali menghela napasnya dan mengangkat panggilan telepon dari Alexa.
"Ya sayang, ada apa?" tanya Rafael lembut.
"Apakah kau belum bisa pulang?" tanya Alexa yang terdengar sangat kecil dan lirih. "Aku ingin memelukmu."
Rafael terkekeh dan mencoba untuk berpikir tenang. "Sebentar lagi rapatku selesai, aku akan segera pulang."
Alexa berteriak girang, dan menutup panggilannya dengan mengucapkan berbagai macam kalimat bahagia. Hal itu benar-benar membuat Rafael frustasi, sungguh Rafael sendiri tidak mengerti ada apa dengan dirinya. Kenapa dirinya belum siap untuk memiliki seorang anak.
Ariana kembali masuk ke dalam ruangan Rafael, tidak membawa satu botol sampanye namun membawa satu gelas sampanye. Rafael menghela napasnya lagi karena pria itu telah berjanji dan mengatakannya kepada Ariana jiika Rafael menginginkan alkohol maka Ariana boleh memberikannya satu gelas saja.
Rafael meneguk sampanye itu dengan harapan bahwa semua ketakutannya itu akan luntur, semua rasa yang tidak dia inginkan itu segera menghilang.
* * *
Rafael masuk ke dalam mansion dan melihat Alexa sedang asik menonton televisi, pria itu langsung memeluk bahu Alexa dari belakang membuat Alexa sedikit terkejut.
"Apakah aku lama?" tanya Rafael sambil menciumi leher Alexa.
"Tidak," Alexa melepaskan tangan Rafael yang tengah melingkar di baunya, mensejajarkan tingginya dengan tinggi Rafael, Alexa mengecup singkat bibri Rafael. "Bisakah kau mandi dan mengenakan banyak parfum, daddy?"
Rafael mengedipkan matanya berulang, merasa terkejut dan merasa malu. Sungguh untuk pertama kalinya, wanita yang ada di depannya ini memanggilnya dengan sebutan Daddy! Astaga, dengan cepat Rafael berlari ke kamarnya untuk segera mandi dan menyemprotkan banyak parfum ke tubuhnya. Ah apa mungkin dia perlu membeli pabrik parfum ini? Sungguh ide yang bagus!
Alexa terkekeh saat melihat raut wajah Rafael dan memegang kedua pipinya yang memanas, dia juga merasa malu saat memanggil Rafael dengan sebutan tadi.
Wanita itu juga tidak mengerti kenapa dia ingin sekali memeluk Rafael dengan parfum yang harus menempel ditubuh suaminya itu.
Rafael sudah selesai mandi,terlihat dari handuk kecil di kepalanya dan rambutnya yang masih terlalu basah dan air yang menetes dari rambutnya. Pria itu duduk di samping Alexa membuat Alexa mengambil handuk dari kepala Rafael.
Berdiri dengan lututnya, agar lebih mudah untuk mengeringkan rambut Rafael yang masih terlalu basah. Alexa terus mengeringkan rambut Rafael sedangkan pria itu sedang fokus menonton televisi.
"Apakah semuanya baik-baik saja?" tanya Alexa membuat Rafael mengalihkan perhatiannya kepada Alexa.
"Yap! Semuanya baik."
"Apakah aku mengganggumu karena aku memintamu untuk pulang?" tanya Alexa lagi, Rafael segera mengambil tangan Alexa dan mengecupnya singkat.
"Tidak ada yang menganggu jika hal itu adalah tentangmu, masalah pekerjaan itu bisa diselesaikan nanti," ucap Rafael lembut sambil menggosokkan telapak tangan Alexa di pipinya.
Alexa tersenyum lebar, merasa sangat bahagia dan sangat beruntung memiliki Rafael menjadi suaminya dan bagian dari hidupnya. Alexa lalu memeluk erat tubuh Rafael dari belakang, menghirup parfum yang menempel di tubuh Rafael, dan mengucapkan banyak rasa syukur atas adanya Rafael di hidupnya.
Rafael tersenyum tipis, mengelus punggung tangan Alexa yang melingkar di pinggangnya, dan pria itu pun sangat bersyukur dengan adanya Alexa di dalam hidupnya.
"Ayo kita tidur, aku mengantuk," ajak Alexa yang masih memeluk Rafael dari belakang.
Mengambil remote televisi di atas meja dan mematikannya, Rafael langsung berdiri membuat Alexa sedikit terkejut.
Memindahkan tangannya dari punggung Rafael dan melingkarkan tangannya di leher Rafael. Pria itu langsung menyampingkan Alexa dan mencium Alexa singkat dan membuat Alexa berada di depan dengan kaki yang melingkar di tubuhnya.
Alexa tertawa senang, mencium singkat pipi Rafael dan menaruh kepalanya di pundak Rafael yang sedang berjalan menuju kamar mereka.
"Daddy," panggil Alexa membuat Rafael lagi-lagi tertegun. Shit! Kenapa Alexa bisa seimut itu ketika memanggil Rafael dengan sebutan daddy. "Bisakah mengambilkan aku susu?"
Rafael dengan cepat mengangguk dan berlari ke dapur untuk mengambil susu untuk Alexa. Sungguh, ketika Alexa memanggilnya seperti itu tubunya terasa seperti dihipnotis dan menyetujui saja semua permintaan dari Alexa.
Alexa menunggu Rafael sambil berbaring tenang di atas kasur, terkekeh pelan dengan raut wajah dan tingkat Rafael saat Alexa memanggilnya seperti. Rafael sungguh sangat imut!
Suaminya yang imut itu telah kembali dengan susu dan camilan di tangannya, memberikan susu itu kepada Alexa, Rafael kemudian duduk di samping Alexa memperhatikan wanita itu meminum susu yang Rafael ambil dari dapur.
Memberikan gelas kosong kepada Rafael dan menaruhnya di atas nakas. Alexa bergeser dan berbaring menatap Rafael yang sedang memakan kacang almond.
"Aku tidak jadi mengantuk, bisakah kita menonton film?"
"Sure!" seru Rafael dan menghidupkan televisi. "Film apa yang ingin kau tonton?"
"Cartoon!" ujar Alexa senang.
Rafael hanya terkekeh, mengacak pelan pucuk rambut Alexa dan menciumnya singkat.
Alexa memeluk Rafael dan menaruh kepalanya di dada bidang Rafael sambil menonton film kartun yang Alexa sukai. Tangan Rafael sibuk mengelus-elus kepala Alexa dengan tujuan agar Alexa cepat tidur dan terbukti bahwa Alexa sudah memejamkan matanya.
Meletakkan kepala Alexa di atas bantal, mematikan televisi, Rafael memperhatikan Alexa yang sedang tertidur. Cantik.
Rafael terkekeh kecil, mencium kening Alexa dan memperhatikan perut Alexa yang masih datar dan menciumnya singkat. Rafael berubah pikiran!
"I love you, my wife."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect CEO
Romance[Mature Romance] follow dulu baru baca. -cerita ini di publish ulang- Rafael Alexander-The perfect CEO. Tampang, harta, muda, dan berbakat, bisa membuat setiap orang jatuh hati dengan lirikannya, membuat Rafael digila-gilai seluruh wanita di penjuru...