Happy Reading !!
***
"Mia biarkan aku masuk," Alexa menggedor pintu vila Mia. "Mia ...."
Mia membuka pintunya, dan langsung menatap Alexa kesal. "Ada apa?"
"Biarkan aku tidur disini," Alexa langsung masuk saja ke dalam vila Mia dan menuju ke kamar Mia.
"Kenapa? Ada masalah dengan Rafael?" tanya Mia yang mengikuti Alexa duduk diatas ranjangnya.
"Tidak ada, hanya sedang ingin bersamamu," ucap Alexa.
"Kalian akan segera menikah?" tanya Mia membuat Alexa diam. Sungguh, dia tidak tahu harus menjawab apa kalau ada orang yang bertanya seperti itu—termasuk Mia.
Menghembuskan napasnya, Alexa mencoba tersenyum. "Maybe, aku bahkan tidak tahu."
"Katakan padaku, kau mencintainya atau tidak?"
***
"Tentu, aku mencintainya," ucap Rafael sambil meneguk koktailnya, persetan kalau dia mabuk saat ini. Yang diinginkannya adalah mencoba untuk tetap tenang dan tidak mencoba marah dengan Alexa—tapi tetap saja tidak bisa. Pikirannya selalu saja menuju di kalimat Alexa yang mengumpat kepadanya, mengingat itu saja hampir membuat Rafael memecahkan gelas yang ada di tangannya.
"So, what's the problem?" tanya Luke mencoba untuk mencari tahu permasalahan antara Rafael dan Alexa, karena dari tadi yang Rafael lakukan adalah menggeram marah dan tidak menceritakan apa maksud dari Rafael yang marah.
"She's mad with me," Rafael menghembuskan napasnya. "Dia marah karena aku yang terlalu posesif seperti itu. Dia tidak mau dilakukan seperti itu."
Ethan terkekeh, "itu salahmu, darl. Coba kalau kau tidak terlalu posesif seperti itu. Mungkin saat ini kalian sedang bersenang-senang di tempat yang indah ini, dan bukannya malah memikirkan masalah itu sendiri-sendiri."
"Aku hanya tidak mau memperlihatkan tubuhnya. She's mine."
Kini giliran William yang terkekeh. "Aku tahu dia milikmu, bahkan kalau dia memakai bikini dia tetap milikmu," William menatap Rafael. "Jadi hanya itu masalahnya?"
"Yeah, just it."
"Dan sekarang yang harus kau lakukan adalah meminta maaf kepadanya," Luke memalingkan wajanhya saat melihat Mia yang keluar dari vilanya dengan ponsel di telinganya.
"Secepat itu?" tanya Ethan. "Kalian marahan belum lebih dari dua jam, dan kau ingin meminta maaf?"
"Tentu, lebih cepat lebih baik."
"Oh my God, Raf! Kenapa kau yang harus minta maaf?" Ethan meradang, membuat semua temannya langsung menatap kearah Ethan.
"Kenapa? Bukankah lebih baik kalau permasalahan itu cepat selesai?" tanya William menatap bingung kearah Ethan.
"Okay, terserah padamu," Ethan mengambil gelas wine miliknya, pergi menjauh dari ketiga temannya dan membuat mereka menatap bingung kearah Ethan.
***
"Mia, apa Alexa ada ditempatmu?" tanya Rafael, Mia yang sedang menelepon seseorang—sedikit menjauhkan ponselnya.
"Iya, dia sedang tidur."
Mengangguk paham, Rafael langsung masuk kedalam vila, dan menuju kamar untuk menemui Alexa.
Senyum Rafael mengembang saat dirinya melihat Alexa yang memang sedang tertidur pulas, Rafael mendekat kemudian menyingkar rambut Alexa yang menutupi wajahnya.
Segera saja Rafael mengangkat tubuh Alexa dan membawanya ke vila milik mereka.
Rafael membaringkan tubuh Alexa di atas tempat tidurnya kemudian dia juga ikut berbaring disebelah Alexa, dan tidur sambil memeluk Alexa adalah hal yang sangat Rafael sukai. Rasanya tidak memeluk Alexa dalam tidurnya, sangat susah membuat Rafael tidur. Dan itu pernah terjadi, saat Alexa kembali ke apartemennya.
"Persetan dengan ucapanmu kalau aku tidak nencintaimu. Percayalah, aku sangat mencintaimu, Alexa Alexander."
Alexa membuka matanya, mimpi aneh. Alexa bermimpi kalau dia sedang digendong oleh Rafael kemudian Rafael membaringkan tubuh Alexa dan setelah itu barulah Rafael ke tempatnya sambil memeluk Alexa.
Satu lagi ... ucapan Rafael dalam mimpi Alexa begitu aneh. Alexa tidak ingat dengan benar apa yang diucapkan oleh Rafael, hanya saja yang Alexa ingat adalah Rafael memanggilnya dengan nama Alexa Alexander. Dan ... Alexa sangat tidak senang namanya dipanggil seprerti itu, nama belakangnya bukan Alexander tapi McBride. Percayalah!
Lagi-lagi tangan Rafael yang sedang memeluknya itu sangat menganggu—menurut Alexa. Dirinya bahkan tidak bisa pergi dan harus tetap berada di ranjang sampai Rafael terbangun.
Oh my ... Alexa membulatkan matanya, saat dia melihat langit-langit kamarnya. Sudah berapa lama dia tidak masuk kerja dan dia bahkan tidak memberikan kabar apapun kepada bosnya alasan dia tidak bekerja.
Semua itu adalah kesalahan Rafael, coba saja dia tidak mengajak Alexa kesini, atau jalan-jalan ke tempat lain, pasti Alexa saat ini sudah bekerja dengan tenang dan membantu sedikit-sedikit biaya sewa apartemen dirinya dan Mia.
"Raf, kita pulang kapan?" Alexa tidak tahu apakah Rafael mendengar ucapan Alexa karena saat ini Rafael masih tetap memejamkan matanya.
"Kenapa? Kau mau pulang sekarang atau mau pergi ketempat lain?"
"Kau tahu, sudah berapa lama aku libur dari pekerjaanku, dan juga aku tidak memberikan kabar apapun kepada Mr. Joshua alasanku tidak masuk bekerja."
Rafael tersenyum, dan bangkit dari tidurnya. "Tenang saja, kau masih ada aku."
Alexa berdecak kesal, dan langsung keluar dari kamarnya. Pria dengan kesombongannya itu tidak bisa Alexa lihat dan dengar ucapannya lama-lama, kalau tidak dia pasti akan lebih membanggakan dirinya sendiri.
"Morning, Lexa ...."
Suara Ethan mengalihkan perhatian Alexa dari gerutu bahkan menyumpahi Rafael berpaling ke Ethan dan semua orang yang ada di meja makan sekarang ini.
"Apa kalian tidak memiliki meja makan masing-masing di vila kalian?" suara Rafael memecahkan tatapan Ethan kepada Alexa dan menatap Rafael.
"Percuma ada meja makan tapi tidak ada makanan. Disini lebih baik," ucap Ethan.
"Aku hanya diajak oleh mereka semua, aku tidak tahu apapun," Mia menjadi merasa aneh sendiri saat Rafael berbicara seperti itu—meskipun itu dituju untuk ketiga temannya dan bukannya Mia.
"It's okay, Mia," kata Rafael kemudian menatap ketiga temannya. "Dan kalian?"
"Kami tidak memiliki apapun untuk dimakan, Raf," jawab William dengan wajah sedihnya.
"C'mon disini ada Ethan Welington, apa yang tidak bisa dia lakukan? Delivery? Apakah tidak bisa?"
"Delivery bagaimana? Apa orang itu mau mengantarkan kesini?" tanya William yang sama sekali tidak mengerti arah pembicaraan Rafael.
"Mengantarkan lewat helikopeter? Kapal? Apa tidak bisa, Ethan Welington?" Rafael langsung menatap kearah Ethan yang saat itu juga Ethan sedang memandang kearah Rafael.
"Lexa, sepertinya calon suamimu sedikit gila. Apa kau tidak memberinya jatah akhir-akhir ini?"
Alexa hanya menatap kedua pria yang terus-terusan berbicara itu, kemudian dia duduk disamping Mia dan mulai memakan sarapannya tanpa memperdulikan Ethan dan Rafael yang sedang berdebat—begitu juga dengan Mia, William, dan Luke. Mereka tidak perduli dengan keduanya, yang terpenting saat ini adalah selesai sarapan kembali ke vila masing-masing, just it.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect CEO
Romance[Mature Romance] follow dulu baru baca. -cerita ini di publish ulang- Rafael Alexander-The perfect CEO. Tampang, harta, muda, dan berbakat, bisa membuat setiap orang jatuh hati dengan lirikannya, membuat Rafael digila-gilai seluruh wanita di penjuru...