Chapter 38 - Change

5.1K 234 7
                                    

Happy Reading!!

* * *

A

lexa telah selesai mandi saat pelayan membawakannya sarapan dan mengatakan kalau Rafael melarangnya turun ke bawah. Hell ... mereka bukan pertama kali melakukan itu, tetapi Rafael bersikap seakan-akan Alexa baru saja melepaskan sesuatu yang dia jaga selama ini.

Tapi, memikirkan next level yang dimaksudkan Rafael semalam membuat Alexa tersenyum lebar. Next level yang Rafael berikan lebih bergairah daripada hal-hal yang biasa mereka lakukan. Seperti hal baru yang mereka coba.

Alexa menyuapkan sarapan ke mulutnya, sarapan kali ini terasa lebih lezat daripada sarapannya yang lalu-lalu. Oh my, Alexa sudah merasa terbang di awan-awan saat ini, kebahagiaannya lebih terasa dan tidak bisa dia katakan dengan kata-kata.

Pintu kamar mereka terbuka dan terlihat Rafael tengah berdiri di daun pintu sambil memperhatikan Alexa yang tengah makan. Alexa mengangkat sebelah alisnya merasa bingung kenapa Rafael tidak lamgsung masuk saja dan memilih berdiri di sana.

"What's wrong?"

Rafael menggeleng dan segera menghampiri Alexa setelah menutup pintunya.

"Tidak ada," Rafael melingkarkan tangannya di pinggang Alexa dengan kepalanya berada di belakang tubuh Alexa. "Apa kita harus pergi honeymoon?"

Alexa memutar bola matanya, terlalu banyak honeymoon yang mereka lakukan. Berawal dari Korea Selatan, Brazil, Australia, dan sekarang entah Rafael mau mengajaknya kemana.

"Kita sudah melakukan honeymoon lebih dari sekali."

"Tapi feelnya kan beda," ujar Rafael. "Ayolah, baby. Kita pergi honeymoon."

Alexa menghela napasnya, seberapa usaha yang dikeluarkan oleh Alexa untuk menolak ajakan Rafael tidak akan pernah berhasil, karena Alexa akan dibawa oleh Rafael dengan cara diculik kalau Alexa tidak mau. So, Alexa harus mau supaya dia tidak diculik dengan aneh oleh Rafael.

"Baiklah, kemana kita harus pergi?"

***

Alexa segera berlari menuju apartemen Mia saat Mia meneleponnya sambil menangis, Rafael mengantarnya ke apartemen Mia dan sekarang pria itu tengah menunggu di mobil.

"Mia ... ada apa?" tanya Alexa sambil memeluk Mia yang masih menangis. Jangan bilang ini masalah Jake Anderson yang katanya pemilik perusahaan IT dan sangat posesif dengan Mia itu.

"Jake, Lexa," ucap Mia sambil menahan isakan tangisnya. Alexa menggeram kesal, karena pria wanita menangis. Alexa juga awalnya tidak setuju Mia dengan Jake saat Alexa pertama kali melihat Jake.

"Ada apa dengan Jake?"

"Aku hamil, Alexa!" seru Mia dan tangisannya makin menjadi. Alexa mematung, dia masih memeluk Mia tapi tatapannya menatap kosong dinding yang ada di depannya. "Aku hamil dan Jake bersama wanita lain Alexa. Aku ... tidak mau sendirian Alexa."

Alexa kembali menepuk pelan punggung Mia saat Mia melanjutkan ucapannya. Alexa tidak tahu harus melakukan apa disaat seperti ini. Aborsi? Yang pasti Mia tidak akan mau dan terlalu mengerika. Melahirkan dan membesarkannya sendiri? Terdengar mudah, Alexa selalu bisa membantu Mia dengan material tapi tidak bisa dengan fisikal.

"Alexa ...," panggil Rafael membuat Alexa melepaskan pelukannya dan menatap Rafael yang sedang mengatur napasnya.

"Ada apa?"

"Banyak orang memakai pakaian formal, dan yang memimpin adalah Jake Anderson."

Alexa membulatkan matanya dan menatap Mia yang juga tengah menatapnya. Mia menggelengkan kepalanya dan saat Alexa hendak menghampiri Mia, Jake sudah berada di dalam apartemen Mia dan mendekap Mia.

"I'm sorry."

"No! Brengsek! Pergi!" ucap Mia sambil memukul-mukul Jake yang tengah memeluk Mia. "Pergi brengsek! Aku tidak mau melihatmu! Kau bajingan!"

"Iya, itu aku. Maafkan aku sekarang."

"Tidak! Pergi dari sini!"

Mia berhasil melepaskan pelukannya dan berlari menghampiri Alexa dan Rafael.

"Pulang denganku, Mia."

Mia menggelengkan kepalanya, Jake harus sabar mengingat wanita itu tengah mengandung anaknya. Astaga ... Jake terlihat sangat brengsek saat menyuruh Mia pergi dari mansionnya dan malah membawa wanita lain masuk ke dalam kamarnya.

"Jake, biarkan Mia tidak pergi bersamamu. Dia ada aku, aku masih bisa menjaganya."

Jake menggeram, kesabarannya juga perlahan hilang dan digantikan kemarahan yang sedikit lagi mencapai ubun-ubun.

"Pulang denganku, Mia!"

Mia menggelengkan kepalanya lagi membuat Jake harus terpaksa melakukan hal yang harus dilakukannya kalau Mia tidak mau. Jake memberikan aba-aba dengan alusnya membuat semua bodyguard yang ada di belakang mereka langsung memegang lengan Alexa dna Rafael.

"Lepaskan tanganmu dari istriku brengsek!" ucap Rafael tajam saat bodyguard Jake memegang lengan Alexa.

Jake mengabaikan mereka, dia melangkah dengan gaya kasulanya dan segera menggendong Mia dengan hati-hati, Alexa sudah berteriak memanggil Mia dan melepaskan diri dari cengkraman bodyguard itu.

Setelah Jake dan Mia benar-benar pergi, barulah bodyguard itu melepaskan tangannya dari lengan Rafael dan Alexa.

"Maafkan kami, Mr. Alxander," ucap salah satu dari mereka membuat Rafael menggeram marah. Meskipun Jake adlah teman bisnisnya, tidak seharusnya pria itu melakukan hal yang tidak bijaksana seperti ini.

"Kalian boleh pergi, katakan pada Jake ada balasannya setelah ini."

***

Ini terdengar gila, para bodyguard itu meminta maaf kepada Rafael saat telah melepaskan tangan Rafae dan Alexa. Ada juga bodyguard seperti itu, pikir Alexa.

Tapi saat ini mereka masih berada di apartemen Mia, dan Alexa sedang mondar mandir tidak jelas menunggu kabar dari Mia. Wanita itu sama sekali tidak menghubunginya semenjak dibawa oleh si brengsek Jake Anderson.

Ponsel Alexa yang berada di gebggamannya berdering membuat Alexa dengan segera menerima telepon itu tanpa melihat siapa peneleponnya.

"Halo, Mrs. Alexander," Alexa menggeram saat mendengar suara itu. "Maafkan kami telah lancang kepadamu, aku hanya mau mengambil Mia dan tidak lebih. Meskipun aku tahu kau adalah temannya, tapi kalau masalah Mia aku menjadi kalut. Soal Mia, dia baik-baik saja, kami sedang berada di jalan menuju Argentina."

"Sykur kalau begitu," ucap Alexa akhirnya. "Katakan padanya, dia harus mengubungiku saat sudah sanpai disana. Aku harus mendengar suaranya agar aku bisa percaya padamu, jerk."

"Jake not jerk."

"I'm sorry!!"

Alexa kesal dan langsung mematikan sambungan telepon itu, kemudian dia duduj di samping Rafael yang tengah nenonton televisi, Alexa menaruh kepalanya di dada Rafael dan Rafael mencium singkat pucuk kepala Alexa.

Alexa tahu ada yang aneh dari Rafael setelah Jake pergi dan setelah Alexa menceritakan sedikit info dari Mia kepada Rafael. Alexa menatap Rafael, tatapannya kosong ke arah televisi yang menyala. Alexa menengadah membuat Rafael menatapnya dan tersneyum tipis.

"Ada apa?" tanya Rafael, Alexa menyipitkan matanya dan menggeleng.

"Bukannya aku yang seharusnya bertanya ada apa?"

TBC

My Perfect CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang