Chapter 18 - Thanks Becky

6.2K 365 6
                                    

Happy Reading !!

***

Alexa melihat orangtuanya dan orangtua Rafael serta semua undangan acara malam ini dengan senyum merekah di wajahnya, dia sangat senang melihat orang-orang itu sedang berdansa di dance floor.

"Ingin berdansa denganku?" Alexa langsung menoleh saat Ryan berdiri di samping Alexa dengan tiba-tiba, dan tersenyum melihat Ryan.

Dirinya dan Ryan dulu adalah seorang teman saat masih sekolah menengah atas, dan pada saat di akhir semester, Alexa ikut orangtuanya pindah ke Canberra.

Ryan mengulurkan tangannya untuk mengajak Alexa berdansa, dengan senang hati Alexa segera menyambut tangan Ryan dan segera ikut bergabung dengan orang-orang yang sedang berdansa di dance floor.

Etahn tersenyum miring saat melihat Alexa dan Ryan sedang berdansa, dan ketiga temannya itu belum melihat apa yang baru saja Ethan lihat barusan. Kalau Rafael melihatnya, mungkin saja saat ini dia mengajak Rebecca berdansa di sebelah Alexa dan Ryan yang sedang berdansa dengan mengikuti irama musik yang dimainkan.

"Apa kau mau berdansa denganku, Raf?" tanya Ethan.

"Aku tidak gila yang mau saja berdansa denganmu, Ethan."

"Well, lihat saja itu, tunanganmu sedang berdansa dengan pria lain," Ethan menunjuk Alexa dan Ryan dengan dagunya, Rafael langsung membalikkan badannya dan menggeram kesal saat melihat Alexa sedang berdansa dengan Ryan.

"Kau merusak suasana, Ethan," kata William sambil memperhatikan Ethan yang tersenyum senang melihat Rafae yang datang menghampiri Rebecca—seperti dugaannya.

"Kau sangat pandai dalam membuat Rafael terbakar seperti itu," ucap Luke.

"Itu sudah tugasku, Luke."

Rafael segera menarik tangan Rebecca dan mengajaknya berdansa, Rebecca yang belum siap apa-apa, langsung saja mengikuti Rafael yang sedang berdansa sambil menahan amarah.

"Kak, kau kenapa?"

"Berdansa saja, Becky."

Rebecca diam saja, dan mulai mengikuti alur Rafael dan musik yang sedang dimainkan. Saat Rebecca dan Rafael berdansa, Rebecca tahu penyebabnya, penyebab Rafael menahan amarah, dan terus saja menatap kearah satu arah, yaitu Alexa dan Ryan yang sedang berdansa.

"Ahh ... Aku tahu penyebabnya," ucap Rebecca. "Apa kau mau menemui Kak Alexa dan Ryan? Dan setelah itu kau menarik paksa tangan Kak Alexa dan membawanya ke kamar?"

Pria yang sedan berdansa tanpa melihat pasangannya itu pun langsung menoleh kearah pasangannya. Rafael langsung menepuk pelan dahinya, karena sudah berbicara macam-macam.

"Apa?! Ini memang kenyataannya, Kak Rafael. Kau memang seperti itu," gerutu Rebecca sambil mengelus-elus dahinya yang terkena pukulan Rafael.

"Ucapanmu tidak seperti umurmu," geram Rafael.

"Ini New York, aku rasa semua orang juga seperti itu."

"Jangan mengikuti orang, ikuti saja yang benar, sebagainama seharusnya kau bertindak seperti umurmu."

Rebecca terlihat sangat kesal saat Rafael mengucapkan itu, dan sekarang mereka bahkan sudah berdansa di samping Alexa dan Ryan.

Saat mereka berganti pasangan—sesuai dengan musik yang dimainkan. Rafael segera berdansa dengan Alexa dan menyerahkan Rebecca kepada Ryan.

"Kau sudah melakukan satu hal yang membuatku marah, sayang," bisik Rafael tepat di telinga Alexa.

Alexa tersontak saat Rafael sudah ada di depannya, dan membisikkan kalimat itu yang membuat Alexa jadi merinding sendiri mendengarnya.

"Aku tidak melakukan apapun," ucap Alexa polos, benar dia bahkan tidak tahu apa yang baru saja di perbuat.

Jangan bilang, ini soal Alexa dan Ryan yang berdansa tadi? Eh ... ayolah, Ryan itu adiknya Rafael, jadi mana mungkin Rafael marah karena Alexa berdansa dengan Ryan.

"Benarkah? Apakah aku harus memberitahumu dulu baru kau mengerti?"

Alexa mengangguk, dia ingin tahu apa yang membuat Rafael menjadi marah seperti itu. Anggukan dari Alexa membuat Rafael menggeram kesal, bagaimana Alexa bisa tidak tahu apa yang dilakukan hingga membuat Rafael marah.

Rafael langsung membungkan mulut Alexa dengan ciumanya, Alexa membelalakan matanya, apa-apaan ini. Disaat Alexa terkejut dengan ciuman itu, semua orang yang ada di pesta itu malah bersorak riang saat melihat mereka yang sedang berciuman, hingga membuat Rafael tersenyum dan terus saja melanjutkan ciumannya tanpa sedikitpun ingin melepaskannya.

Dan itu adalah hukamannya karena sudah membuat Rafael marah karena perbuatan Alexa.

***

Alexa ingin sekali berteriak gila, gila, dan gila. Bagaimana bisa Rafael dengan santainya tersenyum dan tidak memeperhatikan orang disekitarnya saat Rafael melepaskan ciuman mereka. Sedangkan Alexa menahan malunya dan langsung melarikan diri kedalam kamarnya.

"Apakah senang bisa membuatku malu seperti itu Mr. Alexander?" tanya Alexa saat melihat Rafael yang berjalan masuk kedalam kamar, dan mengunci pintunya.

Alexa tidak menyadari kalau pintu itu dikunci oleh Rafael, dan dia hanya fokus saja untuk memaki-maki Rafael yang berjalan mendekat kearahnya.

"Kita bisa melanjutkannya disini, Mrs. Alexander."

"Apa? Aku nama belakangku McBride, bukan Alexander," geram Alexa saat mendengar kalimat yang baru saja dilontarkan oleh Rafael.

"Jangan mencoba untuk menyakitiku, honey. Bukankah ini langkah awal untuk dirimu," Rafael masih saja berjalan mendekati Alexa yang memutar bola matanya, dan berjalan mundur menghindar dari Rafael.

Untuk saat ini, dan keadaan saat ini, Rafael benar-benar berbahaya, dan rencana Alexa sekarang adalah melarikan diri dari Rafael kalau tidak mau diserang olehnya.

Alexa sudah sampai di depan pintu, tangan sebelahnya memegang kenop pintu dan tangan sebelahnya lagi untuk membuat Rafael berhenti dan menjauh darinya.

Terkunci. Sial. Alexa menatap tajam Rafael yang sedang memperhatikan Alexa dengan seringaian di wajahnya.

"What's wrong, honey. Apa pintunya terkunci?" Rafael berjalan mendekat lagi kearah Alexa. Bahkan Alexa sudah mengambil ancang-ancang untuk melarikan diri dari Rafael lagi.

Tapi kedua tangan kekar Rafael sudah ada di kedua sisi Alexa, membuat Alexa tidak bisa bergerak kemana-mana, dan menatap tajam Rafael.

"Raf, serius aku mau ke—" ucapan Alexa terhenti karena Rafael sudah membungkam mulutnya.

Wait ... apa kebiasaan Rafael sekarang adalah mencium Alexa saat Alexa tidak berdaya sedikitpun. Oh, c'mon Rafael begitu kekanakan.

Alexa tidak membalas ciuman Rafael, dia terus saja merapatkan bibirnya agar Rafael tidak bisa menciumnnya lebih bebas.

Tapi geraman marah dari Rafael membuat Alexa membuka mulutnya hingga bisa membuat Rafael tersenyum miring. Ini sengaja kalau tidak Rafael bisa menerjang Alexa sekarang juga.

Tanpa sadar, Alexa sudah melingkarkan tangannya di leher Rafael, mengelus-elus pelan rambutnya, hingga membuat rambut Rafael berantakan.

Rafael menggendong Alexa, dengan bibirnya masih menempel di bibir Alexa. Rafael menghempaskan pelan tubuh Alexa ke atas kasur dan kembali menguncinya.

Mereka berdua sudah akan beraksi, tetapi ketukan di pintu kamar, membuat Rafael mengumpat kecil dan mengabaikannya, dan kembali untuk bermain bersama Alexa.

"Kak, kau diacari Mom sama Daddy, dan juga Kak Alexa. Mereka berdua ingin cepat kalian kebawah," ucap Rebecca cepat, dan segera berlalu dari kamar Rafael.

Alexa mendesah lega, padahal dia juga sangat bergairah. Hanya saja untuk kali ini dia bersyukur.

Thanks God, thanks Becky.

TBC

My Perfect CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang