Chapter 22 - Return

5.1K 257 18
                                    

Happy Reading !!

* * *

"Apa kau akan tetap tidur, Alexa?" tanya Rafael yang melihat Alexa sudah berada di dalam selimut dan matanya hampir tertutup rapat.

"Iya ... aku tidak memiliki kerjaan lain. Aku hanya mau tidur, aku benar-benar sudah mengantuk."

Rafael terkekeh, dia duduk di sofa dan menghidupkan televisi. Seketika tubuhnya menegang saat melihat berita yang ada di dalam televisi itu.

Alexa hanya mendengar sedikit berita yang ada di dalam televisi itu, dan kemudian dia memejamkan matanya dan menuju ke alam mimpinya yang lebih indah.

"Aku mencintaimu," Rafael mencium pucuk kepala Alexa dan langsung pergi keluar dari kamarnya dan menemui teman-temannya.

Rafael langsung menuju vila Luke saat Rafael mengirim pesan kepada semua temannya bahwa mereka harua berkumpul di vila Luke karena ada yang ingin Rafael sampaikan.

"Aku tahu apa yang ingin kau ucapkan, Raf," kata Ethan dengan wajah kemenangan.

"Dia kembali lagi," ucap Rafael mengabaikan Ethan yang sudah menang karena apa yang ingin Rafael ucapkan benar dengan apa yang ingin Ethan beritahukan.

"Siapa? Olivia?" tanya William heran dan bingung dengan ucapan Rafael.

"Iya, dan dia sudah sangat terkenal sekarang. Aku tidak yakin dia akan seterkenal seperti sekarang ini kalau dia masih denganmu," ucap Ethan datar mencoba untuk membuat Rafael meradang dengan kemarahannya.

"Berhentilah, Ethan!" ucap Luke tegas hingga membuat Ethan berhenti terkekeh dan senyumnya pun langsung hilang.

"Kalau dia kembali ... apa masalahnya denganmu?" tanya Luke.

Benar, apa masalahnya? Dia punya Alexa, jadi kenapa dia sangat khawatir kalau Olivia kembali?

"Sebenarnya yang kau khawatirkan siapa? Alexa atau Olivia?" tanya William yang memperhatikan Rafael yang bingung sendiri dengan dirinya saat ini.

"Tentu Olivia. Dia tidak mencintai Alexa, bukan begitu, Raf?" tanya Ethan.

Rafael diam saja mengabaikan segala jenis ucapan yang Ethan lontarkan. Pikirannya sekarang hanyalah, dia mengkhawatirkan Alexa atau Olivia?

Hanya itu sebenarnya.

***

Alexa tersenyum, mencoba menahan tangisannya agar tidak pecah sekarang juga.

Ucapan Ethan barusan seperti pisau yang tajam yang siap membunuh Alexa kapan saja. Dia kesini hanyalah untuk memberitahukan kalau mereka harus pulang, karena Antonio yang tiba-tiba sakit dan dilarikan di rumah sakit.

Sekarang pikiran untuk memberitahukan Rafael berita itu musnah. Alexa langsung berlari kembali ke vilanya. Ralat, vila milik Rafael, saat Alexa mendengar teriakan Rafael-mungkin saja itu dari Brieana kalau Antonio masuk rumah sakit.

Alexa sudah sampai di vila dengan napas yang tersengal-sengal, Alexa juga sudah mengirim pesan kepada Mia kalau dia harus membereskan semua pakaiannya karena mereka akan pulang saat ini juga.

"Lexa ...," Rafael sedikit berteriak dan membuka kamar, melihat Alexa yang sedang menonton televisi. "Kita harus pulang sekarang."

Alexa mengangguk, dia juga sudah membereskan pakaiannya, saat Brieana meneleponnya.

Rafael membawa barang-barangnya dan barang milik Alexa, sedangkan tangan sebelahnya lagi ingin menggenggam tangan Alexa-tapi segera Alexa tepis dan dia langsung mengambil barang miliknya dari tangan Rafael.

Rafael menghela napasnya dan menatap tangannya yang ditepis oleh Alexa. Sekarang masalahnya apa lagi?

"Kalian bisa pulang lebih dulu," ucap Luke. "Kami bisa menyusul."

"Aku akan pergi bersama dengan Mia."

"Alexa ...," panggil Rafael. "Daddy sedang sakit, dia masuk rumah sakit. Tidak mungkin aku pulang lebih dulu, sedangkan kau masih disini."

"Tapi aku juga akan sampai disana," tegas Alexa, mengabaikan tatapan sendu Rafael.

"Rafael benar, Alexa. Kau harus pulang sekarang juga," Ethan yang kebiasaannya hanyalah main-main, sekarang lebih menciba untuk membujuk Alexa.

"Kau cukup diam, Ethan!" seru Alexa, membuat semua orang yang disana menatap Alexa bingung, bahkan Mia bingung dengan sikap Alexa yang berubah seperti ini.

"Kau kenapa, Alexa?" tanya Mia yang sangat bingung, Mia bahkan sudah melihat sebuah butir air mata yang jatuh, namun segera Alexa hapus.

"Aku tidak apa-apa. Maaf," lirih Alexa, dan mencoba untuk tidak terbawa emosi lagi.

Dan sekarang Alexa benci kenyataannya. Alexa mencintai Rafael, dan saat itu pula Alexa mengetahui bahwa Rafael tidak benar-benar mencintainya.

Bukankah orang yang bernama Olivia itu adalah model terkenal itu? Apa mungkin Olivia temannya dulu, dia bahkan bercita-cita menjadi seorang model. Kalau memang benar begitu, Alexa yakin, pasti Rafael akan kembali kepada Olivia dan meninggalkan Alexa, dengan senyuman kemenangan di wajahnya saat melihat Alexa masuk kedalam jebakannya.

Saat kapal yang akan mereka tumpangi datang, Alexa segera naik ke kapal mengabaikkan uluran tangan Rafael yang hendak membantu Alexa untuk naik.

Rafael lagi-lagi menghela napasnya. Kemudian dia mengikuti Alexa yang masuk kedalam kamar kecil yang ada di lorong kapal.

"Alexa ... kau kenapa?"

"Aku memang kenapa?" bukannya menjawab pertanyaan Rafael, Alexa malah berbalik bertanya.

"Kau berubah dan aku menjadi aneh."

"Bukankah dari dulu aku memang aneh? Berubah? Mana ada orang berubah dalam hitungan detik," Alexa berkata dengan keras, dia lebih memilih untuk masuk kedalam selimut daripada melihat Rafael dengan tatapan sendu dan bingungnya.

***

Alexa terbangun saat dia merasa kalau tubuhnya saat ini hendak di gendong, padahal Alexa biasanya tidak akan bangun.

"Aku bisa berjalan sendiri," ucap Alexa datar kemudian meloncat dari gendongan Rafael, mengambil tasnya dan langsung keluar meninggalkan Rafael.

Rafael menatap punggung Alexa yang semakin jauh, dia tidak tahu apa yang membuat Alexa seperti itu.

Apa mungkin ada ucapan Rafael yang salah hingga membuat Alexa terlihat sangat marah? Atau mungkin ada tindakan yang Rafael lakukan dan membuat Alexa marah?

Menghembuskan napasnya, Rafael butuh penjelasan dari Alexa mengenai apa yang menyebabkan Alexa berubah seperti itu.

TBC

My Perfect CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang