Chapter 4 - Obsession

9.9K 461 3
                                    

HAPPY READING!!

* * *

Saat Alexa meminta pulang kerumahnya, Rafael benar-benar mengantarnya pulang dan dia bilang kalau dia ingin tahu dimana Alexa tinggal.

Dan saat Alexa pulang, Mia juga melihat Rafael yang turun dari mobilnya serta menghampiri Alexa dan mengecup bibir Alexa sebelum Rafael pergi meninggalkannya.

"Apakah menyenangkan semalam?" tanya Mia duduk di kursi meja makan sambil memperhatikan Alexa yang sedang minum air putih.

"Awalnya menyenangkan, tapi," Alexa memberi jeda. "Sangat menyebalkan, aku merasa kalau dia sudah seperti pacarku sekarang."

Mia terkekeh. "Well, bukankah itu hal yang baik?"

"Aku pikir begitu," Alexa menghela napasnya. "Aku tidak mengenalnya, Mia."

"Siapa?" tanya Mia penasaran. "Kau tidak mengenalnya? Orang yang menidurimu semalam?"

Alexa mengangguk dengan semua rentetan pertanyaan dari Mia. Sungguh dia tidak mengenal siapa Rafael.

"Oh Tuhan," Mia mengusap wajahnya. "Dia Rafael, Alexa."

"Ya aku tahu, Rafael Alexander," jawab Alexa santai.

"Apa kau tidak ingat sesuatu tentang nama Rafael Alexander?"

Alexa diam mencoba mengingat-ingat nama Rafael Alexander, dan sekarang Alexa membelalak saat dia mengingat bahwa banyak penulis yang mengirimkan naskahnya yang berisi fantasi tentang Rafael Alexander.

"Mia ... apa yang harus aku lakukan?" tanya Alexa gugup.

"Kau bilang apa padanya?"

"Aku bilang aku tidak mengenalnya," jawab Alexa. "Bagaimana, Mia?"

Mia terkekeh melihat Alexa yang sudah dilanda kebingungan seperti sekarang ini. Dan itu adalah pemandangan yang menyenangkan bagi Mia untuk dilihat.

Setelah Mia menertawakannya, Alexa langsung naik ke kamarnya hingga sekarang, Alexa masih saja uring-uringan diatas kasurnya, bagaimana bisa dia tidak bisa mengingat nama Rafael Alexander?

Ahh ... Alexa berjerit di dalam hati sambil merutuki kebodohannya, dan sekarang bagaimana? Apakah Alexa harus bersikap lebih anggun didepannya atau bersikap seperti biasanya?

Menghela napasnya, Alexa bangkit dan berjalan mendekat jendela, melihat langit gelap yang sama sekali tidak memiliki bintang disana.

"Alexa ...," Mia membuka pintu kamar Alexa. "Mr. Right-mu sudah hadir."

Apa?

Alexa membelalakan matanya, untuk apa Rafael kesini?

"Katakan padanya aku sudah tidur," Alexa langsung beranjak ke atas kasurnya, menarik selimut, dan berpura-pura tidur.

Sambil menutup kembali pintu kamar Alexa, Mia turun kebawah dan melihat Rafael yang masih setia duduk di sofa.

"Alexa sedang tidur."

"Benarkah?" tanya Rafael dengan senyum di wajahnya. "Boleh aku ke kamarnya?"

"Ya ... silahkan."

Rafael langsung melesat pergi ke kamar Alexa, dan Rafael tahu kalau Alexa sedang berpura-pura, karena Rafael mendengar jelas suara Alexa yang memekik, serta Rafael juga melihat Alexa sedang berdiri di depan jendelanya.

"Sudah tidur ya?" Rafael duduk di pinggir ranjang Alexa dan menatap Alexa yang terpejam-lebih tepatnya, pura-pura terpejam.

Terkekeh pelan, Rafael langsung melepaskan sepatunya dan merangkak naik kesebalah Alexa.

Alexa mencengkaram selimutnya mencoba menahan agar dia tidak membuka matanya, tapi tetap saja susah, karena Rafael sudah ada disampingnya dan memeluknya.

"Kalau begitu, biarkan aku tidur disini malam ini," Rafael berbisik di telinga Alexa. "Karena besok aku harus pergi ke Italia."

Masih dengan posisi Rafael memeluk Alexa dan terjadang Alexa menghela napasnya, serta matanya yang mencoba untuk melihat apakah Rafael benar-benar tidur atau tidak.

"Benar-benar tidur, hm?"

Sudah, Alexa langsung membuka matanya. "Sedang apa kau disini?"

"Menghabiskan malam denganmu," Rafael tersenyum. Dan selalu seperti itu, selalu tersenyum. "Aku harus pergi ke Italia besok."

"Terus?"

Terkekeh pelan, sambil mengacak pucuk rambut Alexa. "Aku harus mengisi dayaku."

"Kenapa kau selalu mendekatiku?"

"Aku rasa ... aku menyukaimu."

Bukan! Itu bukan suka, melainkan obsesimu, Raf.

"Tidak mungkin kau suka padaku," Alexa mencoba untuk meyakinkan Rafael.

"Kenapa?" tanya Rafael. "Bukankah itu hal yang wajar? Aku menyukaimu."

"Tapi ...," Alexa menghela napasnya. Ini bukan rasa suka.

"Terserah padamu," Alexa memejamkan matanya sebentar kemudian membukanya. "Aku harap ... kau tidak jatuh cinta denganku."

TBC

My Perfect CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang