Chapter 37 - Lead

4.8K 263 11
                                    

Happy Reading!!

* * *

Acara masih terus berlanjut, pernikahan garden party yang katanya sederhana itu jauh dari kata sederhana yang sebenarnya. Semuanya terlihat benar-benar mewah, cincin yang katanya murah itu saat Alexa bertanya kepada Mia membuat Alexa tercengang. Memang, bagi Rafael tidak masalah. Tapi bagi Alexa, ini benar-benar masalah. Pemborosan!

"Ayo Lexa, aku lelah," kata Rafael sambil melingkarkan tangannya di pinggang Alexa dan menariknya. Sebenarnya, Alexa belum mau kembali ke kamar. Dia masih ingin bersama yang lainnya. "Aku sudah lapar Lexa, jangan menunda kelaparanku."

Alexa memutar bola matanya. "Aku yang mempin, kan?" Alexa tersenyum lebar. "Baiklah, ayo," Alexa menarik tangan Rafael dan segera berlari menuju kamar mereka.

Dengan tidak sabaran Alexa menarik Rafael agar segera masuk kamar dan Alexa mengunci pintu kamar dengan tergesa-gesa. Rafael hanya terkekeh melihat Alexa, membuka jas miliknya dan menaruhnya di sofa.

Alexa mendekati Rafael, menariknya pelan dan segera mencium Rafael. Bibir Alexa bermain-main, tangannya berada tengkuk Rafael menahannya agar Rafael tidak melepaskannya. Alexa terlihat agresif saat ini, tangannya dengan segera melepaskan dasi yang dipakai Rafael dan membuka kancing kemeja yang dikenakan Rafael dengan tergesa-gesa dan cepat.

"Santai Alexa," Rafael berbisik disaat Alexa melepaskan ciumannya.

"Buka kancing belakangku," titah Alexa tapi dibalas gelengan oleh Rafael.

"Tidak perlu," jawab Rafael dan seperkian detik kemudian gaun yang dipakai Alexa sudah robek dan terisisa hanyalah pakaian dalam Alexa. "It's so simple."

Alexa memutar bola matanya dan mendorong Rafael sehingga Rafael jatuh ke atas ranjang. Alexa mengambil dasi Rafael yang tadi di buangnnya kemudian ia naik ke atas ranjang dan duduk di atas perut Rafael.

"We start now," Alexa berbisik sedikit di telinga Rafael dan menggigitnya pelan. Kemudian ia mengangkat kedua tangan Rafael, menaruhnya di atas kepala dan mengikatnya.

"Wow ... kau sudah banyak belajar ya," kekeh Rafael sambil menyurukkan kepalanya di dada Alexa. "Aku tidak bisa apa-apa," rengek Rafael.

Mengabaikan segala celotehan Rafael, Alexa segera melancarkan aksinya. Menciumi Rafael dari dahi, pipi, hingga bibirnya. Alexa mengigit bibir bawah Rafael dan mencumbunya dengan keras. Kemudian kecupan itu berlanjut ke lehernya, memberi gigitan kecil. Mencium hingga dada Rafael dan menjilati puncak Rafael membuat Rafael menggeram antara geli dan nikmat—mungkin. Alexa hanya terkekeh dan naik kembali mencium bibir Rafael dimana tangannya tengah sibuk membuka celana Rafael.

"Alexa ...." suara serak Rafael membuat Alexa menatapnya. Astaga ... sungguh lucu melihat wajah Rafael saat ini. Matanya yang penuh gairah dicampur dengan tatapan memohon agar ikatannya dilepaskan.

Hell no! Alexa belum puas menyiksa Rafael meskipun dia sudah merasa tersiksa sendiri dengan menyiksa Rafael. Alexa mengecup bibir Rafael dan kembali ke bawah membuka sehelai kain yang tersisa di tubuh Rafael. Alexa tersenyum singkat menatap Rafael dan mencium bagian bawah Rafael, mengecup puncak milik Rafael.

"Alexa ...."

Alexa memasukkan milik Rafael ke dalam mulutnya, memainkan naik turun. Rafael tidak berdaya, tangannya di ikat sangat kuat oleh Alexa, yang Rafael lakukan hanyalah pasrah dan menggeram nikmat.

Selesai di bawah Alexa kembali ke atas mencium kembali bibir Rafael dan tangannya melepaskan ikatan tangan Rafael. Dengan segera Rafael melepaskan semua yang tersisa di badan Alexa. Rafael membalikkan tubuhnya sehingga Alexa berada di bawah Rafael.

"It's my turn," bisik Rafael, mencium bubirnya, turun ke leher, dada dan bermain di puncak Alexa membuat Alexa menggelinjang. Ciuman Rafael turun ke bawah, menciumnya dan memainkan titik sensitifnya dengan lidahnya.

Oh my, Alexa menyesal telah membuka ikatan di tangan Rafael. Karena Rafael telah membuatnya berteriak berkali-kali dan mencapai puncaknya disaat Rafael belum.

"Rafael ...."

Rafael mengabaikan Alexa dan kembali ke atas mencumbunya dengan keras, tangan satunya berada di dada Alexa dan memilin-milin puncak Alexa dan di saat itu pula Rafael menghantamnya kuat dan dalam. Rafael bergerak maju mundur sebelum menghujam tubuhnya dalam. Bibirnya masih tetap dicumbu oleh Rafael serta dadanya masih berada di atas kuasa tangan Rafael.

Alexa meledak begitu juga dengan Rafael, peluh keringatnya sudah bercucuran. Rafael hanya tersenyum dan mencium singkat pipi Alexa sebelum bergerak berbaring di samping Alexa dan menyelimutinya.

"Tidur Alexa. Karena setelah ini kita harus next level."

Astaga ... Alexa hanya diam dan mencoba memejamkan matanya agar tertidur dan lupa akan next level yang dimaksudkan oleh Rafael.

***

Suasana di meja makan pagi ini terlihat aneh, semua orang yang ada disana menatap Rafael dengan heran karena setelah keluar dari kamarnya Rafael menebar senyum ramahnya kepada semua pelayannya. Bahkan saat melihat Ethan yang biasanya membuat Rafael kesal dan marah, ini tidak, Rafael tersenyum dan bertanya kenapa Ethan jarang sekali datang sarapan di mansion miliknya. Dan saat Ryan keluar dari kamarnya, Rafael menyambutnya dan bertanya bagaimana kabarnya pagi ini.

Sungguh ... Ethan yang biasanya berceloteh lebih dulu, tidak mengeluarkan sedikitpun suaranya karena melihat tingkah aneh Rafael pagi ini.

"Apa semua orang yang baru saja menikah seperti ini?" tanya Rebecca yang berbisik kepada Ethan.

"Kau salah bertanya padaku, stup. Aku tidak tahu apa-apa."

Rebecca mencebikkan bibirnya menatap Ethan kesal. "Menikahlah sana, biar tahu."

"Kau mau?" tanya Ethan tapi kemudian dia menggelengkan kepalanya. "Rafa bisa saja membunuhku saat ini juga. No, pilihan yang buruk."

"Siapa juga yang mau menikah denganmu, dasar."

"Ada apa? Apa makanannya tidak enak?" tanya Rafael dengan nada lembutnya membuat semua orang yang ada di meja mengambil sendok dan garpunya memulai sarapan.

"Kemana Alexa?" tanya Brieana saat melihat Rafael turun dari kamar sendirian, padahal tadi Brieana ingin menanyakannya tapi dia menjadi lupa saat Rafael bertingkah seperti itu.

Rafael terkekeh. "Dia di kamar, belum bangun. Tapi aku sudah menyuruh pelayan untuk mengantarkan sarapan untuknya."

"Aku akan memanggilnya," seru Rebecca yang hendak berdiri dari kursinya tapi dia urungkan saat tatapan mata Rafael yang menyuruhnya duduk saja, tapi setelah itu dia tersenyum kepada Rebecca.

Alhasil Rebecca duduk kembali, Ethan yang berada disamping Rebecca hanya terkekeh mengejek.

TBC

My Perfect CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang