Happy Reading !!
* * *
"Apa yang harus dibicarakan tentang pernikahan?" tanya Rafael yang mendadak kesal. "Tidak ada yang salah dengan itu, kan?"
Alexa menjadi bingung sendiri. Jelas-jelas ini bukan pernikahan yang asli yang dimaksud Rafael, bukan? Ini hanyalah sebuah pelindung agar Rafael sudah memiliki seorang kekasih di depan keluarganya.
"Jangan menipu orangtuaku, Raf," kata Alexa datar. "Kau tahu semua ucapanmu itu berdampak padaku. Kau bilang aku akan menikah denganmu?" Alexa tersenyum sinis menatap Rafael.
"Itu bukan yang kau mau, Raf! Percaya padaku, hatimu bukan untukku. Kau masih memikirkan orang lain dipikiranmu, bukan aku!"
"Aku selalu memikirkanmu, Lexa," Rafael menghembuskan napasnya. "Aku selalu ingin kau pulang ke rumahku dan bukan ke rumahmu, aku selalu ingin kau tetap berada disampingku, aku selalu—"
"Pikirkan yang lainnya, Raf. Apa kau tahu perbedaan cinta dengan obsesi?" Alexa menatap Rafael. "Mungkin ... kau tahu apa itu cinta, tapi cintamu bukan untukku. Untukku itu hanya obsesimu, dan ... awal pertemuan kita, bukanlah awal yang baik."
Rafael menatap Alexa yang hampir meneteskan air matanya, tapi dengan segera dia menghapus air matanya, agar tidak terlihat oleh Rafael—padahal jelas-jelas Rafael melihatnya.
"Kalau begitu ... make me love you, Alexa."
Alexa tercengang, dia sudah mengatakan hal yang panjang lebar dan bahkan da sudah mengeluarkan semua yang ada di pikirannya selama ini. Dan apa? Rafael hanya mengatakan itu sambil tersneyum manis menatap Alexa. Wow ... yang benar saja, Alexa bahkan tidak bisa berkata-kata dan entahlah ekspresinya saat ini seperti apa.
"Kenapa, Lexa?" tanya Rafael sambil mendekatkan wajahnya. "Aku akan kembali," Rafael langsung pergi meninggalkan Alexa yang masih terdiam di tempatnya.
Rafael kembali—bahkan saat dia berjalan pun dia masih menebarkan pesonanya. Rafael kembali ke tempat duduknya, merogoh sakunya, Rafael langsung mengeluarkan sebuah kotak beludru berwarna merah di depan Alexa.
"Ini cincin untukmu," Rafael mambuka kotak beludru itu, mengeluarkan isinya dan menyerahkannya kepada Alexa. "Kenapa? Apa kau ingin aku berlutut di depanmu, dengan sebuket bunga dan cincin yang tersimpan di saku jaketku dan berbicara "will you marry me?" seperti itu?"
"Tidak! Jangan!" ucap Alexa menggeleng cepat dan kemudian dia mengambil cincin yang dipegang oleh Rafael dan memakainya. "Jangan pernah lakukan hal yang memalukan, Raf. Kalau kau sampai melakukannya, aku akan lari dari hadapanmu segera mungkin."
"Well ... aku pasti akan menemukanmu. Pasti akan menemukanmu."
***
Rafael merasakan kepala Alexa menyender di punggungnya serta tangannya yang melingkar erat di pinggang Rafael. Tersenyum senang, Rafael lansung melajukan motornya menuju mansion miliknya.
Saat sudah sampai di mansion miliknya, Rafael pelan-pelan menuruni motornya dengan sebelah tangannya memegang pundak Alexa agar Alexa tidak jatuh saat Rafael turun.
Rafael langsung menggendong Alexa masuk kedalam mansion-nya, yang terlihat disana ada Ayahnya dan Ryan yang sudah datang kesini—yang sebenarnya Rafael sangat tidak mengharapkan kehadiran Ryan disini.
"Kau sudah pulang, Raf?" tanya Antonio saat melihat Rafael yang sedang menggendong Alexa, Rafael menjawab pertanyaan Antonio dengan anggukan, dan langsung menuju ke kamarnya untuk menaruh Alexa yang tertidur.
Menaruh Alexa dengan pelan diatas kasurnya, Rafael langsung masuk kedalam kamar mandi dan mulai membersihkan tubuhnya, serta pikiran dingin bahwa Ryan itu adalah Adiknya.
Sudah hampir satu jam tapi Rafael sama sekali belum keluar dari kamar mandi, Alexa terbangun dari tidurnya, dan lagi-lagi yang dilihatnya pertama kali adalah suasana kamar yang paling aneh baginya.
Alexa langsung terbelalak saat melihat Rafael yang keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit dipinggangnya. Merasa kalau pipinya bersemu merah, Alexa langsung memejamkan matanya lagi.
"Kalau sudah bangun, bangun saja, Lexa," ucap Rafael yang membelakangi Alexa. "Kau bahkan sudah melihatnya, untuk apa malu lagi."
Right! Alexa langsung membuka matanya lebar-lebar. Tapi ... tapi Alexa masih saja merasa aneh saja dengan situasi sekarang ini, situasi yang mungkin saja akan terjadi sebuah hal yang mungkin saja Rafael dan Alexa lakukan.
Benar, kan? Dan ini bukan Alexa yang melakukannya duluan, kan?
"Jangan mendekat," perintah Alexa saat Rafael sudah ingin merangkak keatas ranjang, sedikit demi sedikit Alexa berjalan menjauh dari Rafael yang ingin mendekat. Rafael hanya tersenyum miring saat melihat Alexa yang sudah berjalan mendekati pintu.
"Kau tidak akan bisa membukanya, Lexa."
Glek ... Alexa merasa jantungnya sudah berdegub dengan kencang, bahkan napasnya terasa tidak teratur, Alexa merasa panik sendiri saat Rafael sudah mendekat kearahnya dengan senyuman khasnya.
"Jangan mendekat, Raf!" Alexa menjadi lebih panik saat Rafael sudah benar-benar dekat dengan Alexa, wajah Rafael sudah sangat dekat dari wajah Alexa, bahkan hidung mereka sudah bersentuhan.
"Baiklah ...," Rafael menjauhkan wajahnya, dan tersenyum manis. "Kau bermain dengan caraku atau dengan cara Mr. Grey, Lexa?"
"Mr. What?" Alexa jadi bingung sendiri. Mr. Grey yang dimaksudkan oleh Rafael adalah Mr. Grey yang di itu, kan? No!
"How?"
"Apa maksudmu, Raf?" Alexa pura-pura tidak mengerti apa yang Rafael ucapkan.
"Hmm ... bermain dengan caraku saja ya. Aku takut nanti kau malah ketagihan cara Mr. Grey."
Alexa hendak menyangkal ucapan Rafael, tetapi Rafael sudah menciumnya lebih dulu. Hancur ... Alex berkata bahwa dia tidak ingin melakukannya adalah salah besar! Alexa sudah mengalungkan tangnnya di leher Rafael, sehingga membuat Rafael tersenyum miring.
Sambil mengangkat Alexa, Rafael masih terus menciumnya hingga Alexa dan Rafael jatuh diatas kasur, Rafael langsung menyerang Alexa kembali. Mencium, mencecap, dan merasakan seluruh tubuh Alexa. Hingga tubuh mereka berdua menyatu, membuat Alexa tidak yakin bahwa inilah dirinya sesungguhnya, dan Rafael menyadari satu hal bahwa dia memang mencintai Alexa.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect CEO
Roman d'amour[Mature Romance] follow dulu baru baca. -cerita ini di publish ulang- Rafael Alexander-The perfect CEO. Tampang, harta, muda, dan berbakat, bisa membuat setiap orang jatuh hati dengan lirikannya, membuat Rafael digila-gilai seluruh wanita di penjuru...