Happy reading ❤
Please klik ⭐* * *
Alexa mencoba bangun saat sinar matahari yang mencoba masuk kedalam sela-sela tirai kamar yang sekarang dia tempati.
Dan lagi—seperti pertama kali mereka melakukannya. Tangan kekar Rafael ada di pinggang Alexa sehingga membuat Alexa susah untuk bangun.
Mencoba untuk bangkit dari tidurnya yang dipeluk erat oleh Rafael. Alexa sama sekali tidak bisa bergerak.
"Kalau kau bergerak sedikit lagi, aku akan memakanmu, Lexa."
Alexa tidak perduli dengan ucapan Rafael, dia terus bergerak-gerak agar Rafael melepaskan pelukannya.
"Sudah kubilang jangan bergerak lagi, Alexa," kata Rafael yang sudah ada diatas Alexa. Meneguk salivanya, Alexa langsung diam dengan keadaan seperti sekarang ini.
"Kak Rafa—" ucapan seorang perempuan yang ada di depan pintu kamar Rafael langsung berhenti saat melihat keadaan Rafael dan Alexa.
Rafael bedecak kesal, sedangkan Alexa mencoba untuk tidak lari karen malu saat ini.
"Mandilah, aku tunggu dibawah," ucap Rafael, mengecup bibir Alexa singkat dan Rafael langsung pergi meninggalkan kamarnya.
"Seharusnya aku mengatakan sesuatu tadi," gerutu Alexa.
Rafael turun kebawah dan melihat Ibunya serta Adik perempuannya. Dasar, Rafael kira yang akan datang adalah Ryan—Adik laki-laki Rafael. Bahkan Robert saja tidak memberitahu Adiknya yang mana yang akan datang kesini.
"Morning, Mom," Rafael mendekat memeluk Ibunya dan mencium pipinya.
"Aku?" tanya Rebecca sambil melentangkan kedua tangannya minta dipeluk sama Rafael.
"Kenapa kau juga ikut kesini, Becky?"
"Aku merindukanmu, Kakakku," Rebecca tersenyum. "Oh ya, Mom. Tadi diatas aku melihat seorang wanita."
Brieana langsung melihat kearah Rafael untuk meminta kejelasan dari Rafael tentang ucapan Rebecca barusan.
"Ya ... dia pacarku," ucap Rafael santai.
"Dia juga cantik, Mom," ucap Rebecca lagi. "Tapi, lebih cantik diriku."
"Kau diam saja, Becky!" ucap Rafael dengan tegas, Rebecca langsung diam dan tidak mengeluarkan sepatah katapun saat Rafael sedang berbicara dengan Brieana.
Alexa sudah selesai mandi, tapi dia masih berdiri di belakang pintu sambil memegang kenopnya. Dia masih ragu untuk keluar dari kamar Rafael.
Menghembuskan napasnya, Alexa langsung keluar dari kamar Rafael dan berjalan kebawah untuk pergi menemui Ibu dan Adiknya Rafael.
Alexa mencoba tersenyum, menahan detak jantung di dadanya. Alexa duduk di sebelah Rafael.
"Jadi ... Kau pacarnya Rafael?" tanya Brieana ramah, sedangkan Rebecca sudah tersenyum melihat Alexa.
Terbelalak dengan ucapan Brieana, Alexa langsung melirik kearah Rafael yang meminta penjelasannya, tapi Rafael hanya mengangkat bahunya.
"Ehm ...," Alexa memberi jeda. "Saya bukan—"
"Kami segera menikah," ucap Rafael cepat sebelum Alexa melanjutkan ucapannya.
***
Setelah pengakuan kalau Rafael akan menikahi Alexa, Brieana langsung tersenyum senang sedangkan Adiknya Rafael langsung memeluk Alexa, dan Alexa tidak tahu kenapa kedua orang itu senang dengan bahwa Rafael akan menikah dengan Alexa.Menghela napasnya berkali-kali, Rafael hanya tersenyum penuh kemenangan ketika melihat Alexa yang mencoba marah kepada dirinya, tapi yang ada Alexa malaha menahan amarahnya itu—karena Rafael suka saat melihat Alexa marah.
"Kalau mau marah silahkan," tawar Rafael yang berdiri di dekat pintu dengan tangan terlipat di dadanya.
"Bisa kau diam sebentar? Aku harus mencerna semua yang terjadi belakangan ini."
Terkekeh pelan, Rafael langsung menghampiri Alexa yang duduk di pinggir ranjang, dan duduk disebelahnya.
"Well, pertemuan pertama?" Rafael langsung mengangkat Alexa duduk di pangkuannya.
"Menyingkirlah, Raf!" Alexa mencoba untuk berdiri dari pangkuan Rafael tapi Rafael sudah mengunci Alexa dengan tangan Rafael yang sudah melingkar di pinggang Alexa. "Petemuan pertama yang mana?"
"Berpura-pura lupa, hm?" Rafael menaruhkan kepalanya di pundak Alexa dan berbisik pelan. "When you said it's okay, continued."
Alexa merasa kalau pipinya saat ini memerah karena ucapannya saat mereka pertama kali melakukan hal itu.
"Kapan aku bilang begitu?" Alexa mencoba tidak untuk terperangkap dengan setiap ucapan Rafael.
"You say that," Rafael berbisik sambil mengigit kecil telinga Alexa. "Kau mau ikut denganku?"
"Kemana?"
"Antara Korea Selatan dan Jepang."
"Kau mau menonton konser?"
Rafael terkekeh, "tidak! Aku bukan Ethan si penyuka wanita yang menari," ucap Rafael sambil memikirkan Ethan yang sedang menonton konser saat itu. "Aku ada bisnis disana."
"Aku harus bekerja, mulai besok aku sudah mulai bekerja."
"Aku bisa mengizinkanmu."
Alexa langsung menatap Rafael sambil mengangkat sebelah alisnya.
"Penerbit itu milikku," ucap Rafael. "Perusahaan kecil itu merupakan cabang yang ada di Los Angeles."
Alexa memutar bola matanya, sebenarnya dibagian mana yang bukan milik Rafael? Alexa tidak tahu harus bagaimana menghadapi pria yang terkadang arogan dengan kekayaannya ini.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect CEO
Romance[Mature Romance] follow dulu baru baca. -cerita ini di publish ulang- Rafael Alexander-The perfect CEO. Tampang, harta, muda, dan berbakat, bisa membuat setiap orang jatuh hati dengan lirikannya, membuat Rafael digila-gilai seluruh wanita di penjuru...