Happy Reading!!
* * *
Alexa menatap dirinya di cermin, gaun pernikahan yang dia pilih dengan persetujuan Rafael sudah melekat di tubuhnya. Tidak bisa dipungkiri kalau Alexa saat ini sudah sangat senang atau melebihi kata bahagia. Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata kebahagiaan yang Alexa rasakan saat ini.
Pintu kamar terbuka setelah ada orang yang mengetuknya dan Alexa mengatakan masuk. Disana berdiri Olivia yang menatap Alexa, sedangkan Alexa juga menatap Olivia. Alexa tersenyum dan segera menghampiri Olivia dan segera memeluknya erat.
"Don' cry. Make-up mu luntur nanti," ucap Olivia menenangkan tapi dirinya juga tidak bisa menghentikan tangisannya. "Alexa ... aku minta maaf, aku ...."
"No, Olivia! Setelah kau kemari saat itu, aku tidak pernah menghubungimu lagi. Aku yang minta maaf," ucap Alexa masih tetap berada di pelukan Olivia. "Kau harus melihatku bahagia, Olivia. Kesalahanmu sangat fatal dulu, kau tahu."
Olivia terkekeh dan tersenyum lebar menatap Alexa. "I know Alexa. Oleh karena itu, aku harus melihat kau bahagia dengan Rafael."
Jeremy masuk setelah beberapa saat Olivia dan Alexa bercerita santai. Jeremy mengatakan kalau Alexa harus segera menuju altar. Alexa gugup setengah mati, tapi Jeremy menenangkannya dan Olivia memberinya semangat membuat semuanya terlihat mudah dan Alexa bisa bernapas lega.
Alexa menatap sekelilingnya saat orang-orang berdiri dan bertepuk tangan saat Alexa masuk bersama dengan Jeremy. Alexa melihat disebelah kiri ada ketiga teman Rafael, dan kedua adik Rafael serta Olivia. Disebelah kanan ada Mia dan pria yang Alexa ketahui kalau pria itu adalah bos killernya. Dan dihadapannya berdiri Rafael dengan pakaian formal yang dia pilih sendiri.
"Aku takut, Dad," bisik Alexa kepada Jeremy.
Jeremy tersenyum dan menepuk pelan punggung tangan Alexa. "Semuanya baik-baik saja Alexa. Apa yang perlu kau takutkan?"
Benar, apa yang perlu Alexa takutkan? Rafael berada di hadapannya, mencintainya dan begitu juga dengan Alexa. Mereka bisa membuat sebuah keluarga kecil, hanya mereka berdua. Mungkin saja.
Jeremy menyerahkan Alexa kepada Rafael. "Jaga anakku selalu Rafael."
Rafael tersenyum dan mengangguk. "Tentu saja, Jeremy."
Rafael tidak bisa berkata-kata, wanita diahadapannya ini adalah wanita yang spesial. Rafael tidak sabar memiliki keluarga bersama dengan Alexa, pujaan hatinya, seluruh hidupnya.
***
"Congrats Alexa," Mia berseru riang sambil memeluk Alexa dengan erat. "Untung saja aku bisa kesini, boss ini awalnya tidak mengizinkanku datang, dan dia mengizinkan asalkan dia ikut bersamaku."
Alexa terkekeh, pria yang dikatakan bos killer itu bernama Jake Anderson pemilik perusahaan IT yang terbesar di New York. Entah apa keahlian Mia bisa masuk ke perusahaan itu.
"Senang bertemu denganmu, Mr. Anderson," Alexa tersenyum sambil mengulurkan tangannya. Jake tidak tersenyum dan menyodorkan tangannya, sangat tipikal Mia.
"Senang bertemu denganmu juga, Mrs. Alexander," Jake melepaskan tangannya dan berbisik kepada Mia, setelah itu Jake pergi meninggalkan mereka.
"Sangat tipikal dirimu, Mia. Diam, datar, tidak romantis, dingin."
Mia terkekeh. "Dia hebat ...," Mia mendekat dan berbisik di telinga Alexa. "Dalam urusan ranjang."
Alexa memutar bola matanya. Mia sangat terlena dengan sifat, dia lebih memilih pria yang hebat dalam urusan ranjang.
"Senang bertemu lagi, Mia," Ethan bergeling manja membuat Mia terkekeh.
"Me too, Ethan."
Tiba-tiba saja Jake datang dan segera melingkarakan tangannya di pinggang Mia dengan posesif, Mia terkejut dan menatap Jake tajam. Mia belum sepenuhnya menyukai pria itu sepertinya.
"Wow ... sudah punya ternyata. Padahal aku sudah suka denganmu," kata Ethan dengan jahil. "Senang bertemu denganmu. Aku Ethan Harisson."
"Jake Anderson."
"Well, Mr. Anderson. Kalau kau sudah bosan dengan Mia jangan lupa panggil aku saja, aku selalu ada untuku Mia. Bukan begitu, Mia?" Ethan memainkan alisnya membuat Mia memutar bola matanya malas.
Jake hanya diam menatap Ethan dengan seksama. Well, Ethan memang seperti ini. Setiap wanita yang dekat dengan pria akan dilakukannya seperti itu, tapi percayalah Ethan hanya menggoda dia tidak benar-benar dengan ucapannya.
"Sudahlah Ethan, aku pusing mendengar coletahanmu," komemtar Rafael yang entah sejak kapan sudah berada disamping Alexa. Rafael tersneyum dan mencium kening Alexa. "Apa kau capek?" tanya Rafael.
"Tidak. Mana mungkin aku pergi sekarang."
"Tidak apa, kau bisa kembali ke kamar. Biar aku saja yang menghandle semuanya."
"Tidak Rafael!" Alexa menggebu menatap Rafael kesal. "Aku tidak apa! Ini pernikahan kita, tidak mungkin aku pergi disaat semua orang yang sedang berbahagia."
Rafael terkekeh. "Baik, aku mengalah," Rafael mengangkat kedua tangannya di udara. "Jangan lupa kau yang memimpin malam ini, Alexa," bisik Rafael dan segera pergi meninggalkan Alexa yang termenung.
What? Memimpin? Alexa merona, Alexa bisa menyiksa Rafael sepertinya. Pemukiran itu membuat Alexa tidak sabar dan mengingkan malam secepatnya datang. Alexa tidak sabar, sangat-sangat tidak sabar.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect CEO
Romance[Mature Romance] follow dulu baru baca. -cerita ini di publish ulang- Rafael Alexander-The perfect CEO. Tampang, harta, muda, dan berbakat, bisa membuat setiap orang jatuh hati dengan lirikannya, membuat Rafael digila-gilai seluruh wanita di penjuru...