Chapter 34 - Last Story

4.4K 251 11
                                    

Happy Reading!!

* * *

Setelah Rafael rubuh disampingnya Alexa pikir Rafael ingin menceritakan tentang foto itu, meskipun Alexa sudah mengetahui sedikit tentang itu. Tetapi, salah besar! Rafael hanya mengatur napasnya sebentar dan kembali bercinta dengan Alexa. Oh God, tidak bisakah Rafael berpikir kalau Alexa saat ini benar-benar sudah lelah? Tubuhnya terasa remuk saat Rafael menghujaminya berulang-ulang kali membuat desahan-desahan sensual yang terkadang membuat Alexa merona saat mengingatnya.

"Morning," sapa Rafael setelah Alexa membuka matanya. Alexa tersenyum tipis. Kemudian Rafael mencium kening Alexa lama dan segera bangkit menuju ke kamar mandi.

Alexa menatap punggung Rafael yang telah menghilang di balik pintu kamar mandi.

"Alexa ...," panggil Rafael membuat Alexa menoleh dan menatap Rafael bingung. "Mau mandi? Together?"

Alexa memutar bola matanya, tapi setelah itu Alexa langsung bangkit dari tempat tidur dengan keadaan telanjang dan langsung masuk ke dalam kamar mandi mengikuti Rafael. Katakan saja sisi jalang Alexa sudah terlahir karena Rafael.

Rafael terkekeh dan segera menarik Alexa untuk masuk ke dalam kamar mandi dengan cepat. Well ... Rafael sangat tidak sabaran.

Setelah menghabiskan waktu lama berada di kamar mandi. Alexa dan Rafael turun ke bawah dan melihat Amira dan Thaddeus berada di meja makan. Bayangkan saja, Alexa dan Rafael baru keluar dari kamar di jam makan siang! Entah apa yang dipikirkan orang-orang yang ada di rumah Rafael membuat Alexa merona malu.

"Kalian sangat lama ya, aku sudah menunggu dari sarapan tadi. Evelyn sudah mau mengetuk kamar kalian, tapi aku melarang," jelas Amira sambil menyuapkan makanannya ke dalam mulutnya.

"Kami berencana membuat baby, Amira," ucap Rafael tanpa memperdulikan tatapan tajam Alexa. Apa-apaan, Rafael sangat tidak sopan membicarakan hal itu kepada Thaddeus dan Amira.

Thaddeus hanya terkekeh. "Pantas saja kalian berada di kamar sepanjang hari. Berapa ronde yang kalian mainkan?"

Oh God! Alexa merasa tidak betah berada di meja makan sekarang. Thaddeus dan Rafael sibuk membicarakan hal yang sangat-sangat vulgar dan sangat-sangat tertutup, dan dengan bodohnya kedua pria itu membicarakan tentang cara mereka bercinta.

"Aku akan kembali ke Italia, Raf," ucao Thaddeus setelah mengakhiri ceritanya. "Ada urusan mendadak disana."

"Kalau Amira belum mau kembali, dia bisa tetap disini. Alexa akan menemaninya," jawab Rafael santai.

What the! Alexa segera menatap Rafael. What? Alexa bahkan hanya berbicara sepata dua kata kepada Amira, dan sekarang Rafael mengatakan Alexa bisa menemaninya? What the hell! No!!

"No Raf, aku akan ikut Thaddeus pulang. Akan merepotkan kalau aku akan tetap disini," ujar Amira.

Alexa tersenyum dan mengangguk setuju dengan semangat atas apa yang diucapkan oleh Amira.

Tinggal Amira dan Alexa yang berada di meja makan. Rafael segera mengajak Thaddeus menuju ruang yang berisi minuman mahal Rafael untuk diberikan kepada Thaddeus.

"Canggung ya," ucap Amira membuat Alexa terkekeh. "Kau melihatnya semalam, bukan? Terlihat kalau Ethan sangat membenciku."

"Iya, ada apa dengan kalian?" tanya Alexa merasa tertarik dengan pembicaraan sekarang. "Kemarin Ethan mengajakku ke rumah pohon, disana banyak foto kalian berlima."

"Ketika pria dan wanita berteman tidak mungkin timbul rasanya suka, bukan? Aku hanya dekat dengan Luke dan Ethan, sedangkan dengan William dan Rafael kami tidak terlalu dekat ...."

Amira terus bercerita dan Alexa mendengarkan dengan seksama. Luke dan Amira yang berpacaran secara diam-diam dan diketahui oleh Ethan. Tetapi Ethan tidak marah dan malah mendukung. Ethan salah, Amira tidak mengkhianati Luke dan Luke yang malah memgkhianati Amira. Luke tidur dengan wanita disaat Amira mau memberikan kejutan ulang tahun Luke. Dan Amira mengerti, Luke tidak benar-benar mencintai Amira disaat Amira sudah benar-benar jatuh cinta kepada Luke. Luke menyakitinya, Luke mengkhianatinya, dan Luke tidak pernah meminta maaf atau menginginkan Amira kembali kepadanya.

"Tapi Amira, semalam Luke terlihat menahan marah."

"Luke datang disaat aku sudah mau menikah dengan Thaddeus, dia mengatakan menyesal dan ingin aku kembali disisinya," Amira menghela napasnya. "Terlambat, Luke sudah terlalmbat. Karena aku sudah melupakannya walaupun sedikit. Tapi Thaddeus membantuku, dia menerimaku apa adanya Alexa. Sekarang aku benar-benar beruntung memiliki Thaddeus berada disisiku, sebagai suamiku."

Coret perkataan Alexa tentang Amira yang terlihat jahat, wanita disamping Alexa itu benar-benar baik. Dia seperti malaikat, dan Alexa mengakui itu.

***

"Sekarang cerita ...." titah Alexa sambil menyilangkan kakinya menatap Rafael yang tengah menyesap kopi.

Amira dan Thaddeus sudah kembali ke Italia tadi sore, dan sekarang Alexa sedang memginginkan penjelasan tentang foto Rafael dan Olivia yang masih berada di kantor Rafael yang berada di Korea Selatan.

"Itu hanya masa lalu, Lexa. Foto itu sudah aku buang ke sungai Han, tidak ada lagi yang perlu dipikirkan."

"Aku hanya mau tahu, kau sudah berjanji padaku, Raf!"

"Baiklah, ini juga tidak penting disembunyikan," ucap Rafael yang menaruh cangkir kopinya ke atas meja. "Olivia berhubungan denganku disaat dia berhubungan dengan Ryan. Aku bertemu dengannya di agensi milik Ryan, kemudian kami dekat dan ya ... seperti itu."

"Kalian tidur bersama?" tanya Alexa.

Rafael menatap Alexa, meyakinkan Alexa bahwa itu hanyalah masa lalu. "Ya ... kami tidur, bersama."

Alexa mengangguk pasrah, tapi ... Rafael tidak hanya tidur dengan Olivia, banyak wanita yang tidur dengannya, bukan? Alexa mencoba tersenyum, mengatakan dari matanya tidak masalah.

"Itu hanya masa lalu, Alexa. Dia masa laluku," ucap Rafael menghampiri Alexa dan memeluknya erat. "Sekarang ada kau, hanya kau milikku."

"Iya Rafael," Alexa mengeratkan pelukannya. "Bagaimana dengan Ryan? Kalian sudah berbaikan?" tanya Alexa tanpa melepaskan pelukannya sedikitpun, dan menaruhkan kepalanya ke dada bidang Rafael.

"Sudah, tidak ada yang perlu dipikirkan. Semuanya sudah baik."

Alexa tersenyum, setidaknya masalah Rafael dan Ryan sudah terselesaikan. Dan mereka tidak perlu harus menghindar satu sama lain.

"Masalah pernikahan," Rafael melepaskan pelukannya dan menatap Alexa. "Kita menikah lusa."

"Apa?! Tidak terlalu cepat?" tanya Alexa.

"Kau pikir menunggu kau itu tidak lama? Ini lama Alexa!" Rafael berdecak sambil berkacak pinggang.

Alexa terkekeh dan segera memeluk Rafael lagi, menaruh kepalanya di dada bidang Rafael.

"Thank you."

"Anything for you, my love."

TBC

My Perfect CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang