Happy Reading ❤
Plis klik ⭐* * *
"Becky ...," Ethan tertawa saat melihat Rebecca yang sedang berenang, seketika Rebecca langsung keluar dari kolam renang dan memeluk Ethan.
"Aku merindukanmu, Kakakku yang tidak punya pasangan," Rebecca melepaskan pelukannya dari Ethan. "Yang lain mana?"
"Kau membuat bajuku basah, ini baju milik William," Ethan memberishkan bajunya yang basah menggunakan tangan. "Mereka akan segera kesini, kau tahu saat Ibumu bilang kalau Rafael akan menikah aku benar-benar terkejut."
"Aku pun begitu," kekeh Rebecca. "Aku kira Kakakku itu akan menjadi bujangan selama hidupnya."
"Dan sebentar lagi Luke dan William akan ikut juga seperti Rafael."
"Dan kau?"
"Aku? Aku tidak akan—"
"Kau harus seperti Rafael juga, Ethan," ucap William tiba-tiba yang datang bersama dengan Luke. "Wow ... lihat! Sekarang Becky sudah tumbuh menjadi wanita asli."
"Sudah puas bermain di Korea Selatan dan bermain juga di hotelku, Ethan?" tanya Luke, Ethan terkekeh.
"Memang, wanita Korea Selatan berbeda," ucap Ethan. "Kalau begitu, aku akan mencoba wanita Jepang—dan kalau bisa seluruh dunia?"
"Jangan gila, Ethan," kata William. "Carilah pasangan, kamudian menikah dan kau bisa bermain dengan istrimu sepuasnya."
"Aku mudah bosan, tidak mungkin aku merasakan hal yang sama setiap harinya."
"Kalau kau sudah tahu rasanya mencintai, kau pasti tidak akan bosan, Ethan," Rafael berjalan dengan kedua tangannya di masukkan kedalam saku celananya menghampiri semua temannya itu.
"Aku akan masuk, ucapan kalian sungguh tidak bisa didengar untuk anak sekolah sepertiku," Rebecca langsung berjalan masuk kedalam rumah Rafael.
"Kau benar akan menikahi Alexa?" tanya William.
Rafael diam, ucapannya di depan Brieana, Rebecca dan Alexa tadi spontan keluar dari mulutnya karena Alexa yang ingin mengatakan kalau Rafael bukanlah kekasihnya.
"Kau masih ragu, Raf," Luke berkomentar. "Kau harus berpikir matang-matang, apakah kau benar akan menikahinya atau tidak. Jangan asal bicara."
"Karena itulah, aku tidak suka menikah," Ethan tersenyum miring melihat Rafael. "Aku akan pergi ke Australia."
"Kau mau bermain lagi, Ethan?" tanya William. "Kau benar mau bermain dengan wanita seluruh dunia?"
"Aku harap aku bisa," kekeh Ethan. "Aku mau menonton konser, kau tahu girlband yang aku tonton ketika aku di Korea Selatan kemarin sedang konser di Australia."
"Apa kau memiliki rencana?" anya Luke penasaran. "Aku tahu isi otakmu, Ethan. Kau pasti mau bermain dengan salah satu member girlband itu."
Ethan terkekeh dan dia melihat Brieana sedang berjalan kesini. "Boleh aku bawa Ibumu pergi ke Australia?" bisik Ethan ditelinga Rafael.
"Ya ... kalau kau mau mati di tangan Mr. Alexander."
"Raf, Mom akan pergi belanja dengan Alexa," ucap Brieana. "Ayahmu juga sudah tahu berita itu, mungkin Ryan dan Ayahmu akan kesini minggu depan."
Seketika semua teman Rafael langsung menatap Rafael, sedangkan Rafael menatap kosong kearah Brieana.
"Iya, Mom. Pergilah, dan jangan pulang lama-lama."
"Ryan ...," ucap Ethan. "Kau masih marah dengannya?"
"Aku harap aku bisa tidak marah saat melihatnya disini nanti."
***
"Kau tahu Alexa," Brieana tersenyum lembut dan terlihat bahagia ketika Brieana mengajak Alexa untuk pergi berbelanja. "Aku kira anakku itu akan sendirian seumur hidupnya."
Well ... itu lebih baik daripada berpura-pura seperti ini. Alexa tahu Rafael asal berbicara tadi di depan Ibunya. Alexa juga tahu kalau Ryan Alexander adalah Adiknya Rafael. Dan Alexa harap ... Alexa tidak bertemu dengannya.
"Yang aku lihat hanyalah perempuan yang bersama dengan Ryan sepanjang hari, sedangkan Rafael hanya berdiam diri didalam kantornya dengan tumpukan kertas di atas mejanya."
Alexa hanya terkekeh saja mendengarkan cerita Brieana tentang Rafael yang tidak ada habis-habisnya. Dan sepertinya Rafael lebih dekat dengan Brieana daripada dengan Antonio—Ayahnya Rafael.
Deringan ponsel Alexa membuat Alexa harus sedikit menyingkir dari butik baju yang sedang mereka kunjungi sekarang, karena Brieana bersikukuh ingin membelikan Alexa sebuah gaun untuk pesta saat keluarga Alexander berkumpul.
"Kau dimana, Lexa?" tanya Rafael dengan suara khas bangun tidur.
"Di butik bersama dengan Ibumu," Alexa menatap kearah Brieana yang masih saja mencari-cari gaun yang cocok untuk Alexa. "Ada apa, Raf?"
"Ck ... kalian kalau belanja memang sangat memakan waktu. Suruh Ibuku pulang, Lexa."
"Kau saja yang katakan," ucap Alexa kesal. Tapi Alexa diam sebentar dan berpikir kalau ini adalah alasan yang tepat untuk dia bisa pulang ke rumah kecilnya bersama dengan Mia. "Baiklah, nanti aku bilang kepada Ibumu."
"Jangan lama-lama, satu jam dari sekarang kalian tidak pulang aku akan datang kesana mencari kalian."
"Datang saja, aku tidak perduli," ucap Alexa dan langsung mematikan sambungan teleponnya dari Rafael. Alexa langsung masuk kembali kedalam butik dan menghampiri Brieana.
"Siapa yang meneleponmu?" tanya Brieana sambil memberikan tumpukan pakaian kepada pelayang yang ada disamping Brieana.
"Rafael," kata Alexa. "Dia menyuruhku untuk mengajakmu pulang, Mom."
Dan Alexa sangat canggung berbicara seperti itu. Karena Brieana yang trrus memaksa Alexa untuk memanggil Brieana dengan sebutan Mom.
Brieana terkekeh, "dan anakku itu sangat mengesalkan."
Emang itu kenyataannya, pikir Alexa dan langsung mengikuti Brieana ke kasir.
"Ini milikmu," Brieana memberikan sekitar lima atau enam paper bag kepada Alexa sedangkan Brieana sendiri hanya ada satu papar bag di tangannya.
"Tapi, ini terlalu banyak, Mom. Lihat punya Mom, hanya satu sedangkan punyaku sudah lebih dari dua, Mom."
"Itu hadiah dariku," Brieana tersenyum. "Ayo kita pulang."
"Aku harus pulang ke rumahku, Mom. Sudah lebih dari satu minggu aku tidak pulang."
"Kalau begitu biar aku antar."
"Tidak usah," Alexa mencoba untuk melambaikan kedua tangannya dengan banyak papar bag berada di tangannya. "Aku bisa naik taksi. Lagi pula rumahku sudah dekat dari sini."
"Tidak ada alasan untuk menolak, naiklah Alexa."
Menghembuskan napasnya, Alexa langsung masuk kedalam mobil dan terpaksa dia harus pulang ke rumahnya, padahal dia ingin pergi ke suatu tempat.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect CEO
Romance[Mature Romance] follow dulu baru baca. -cerita ini di publish ulang- Rafael Alexander-The perfect CEO. Tampang, harta, muda, dan berbakat, bisa membuat setiap orang jatuh hati dengan lirikannya, membuat Rafael digila-gilai seluruh wanita di penjuru...