Chapter 40 - Honey Moon II

3.6K 139 15
                                    

Happy Reading!!


* * *

Setelah berkeliling laut dengan menaiki motorboat, Alexa dan Rafael kembali ke cottage mereka. Alexa segera masuk ke dalam kamar mandi karena pakaiannya yang sudah basah dan penyebabnya siapa lagi kalau bukan pria yang baru saja masuk ke dalam kamar mandi dengan senyuman devilnya yang membuat Alexa menghela napas.

Apalagi kalau bukan jatah miliknya.

“Besok lagi Raf, aku sedikit lelah hari ini,” ucap Alexa sambil mengeringkan rambutnya.

Sebenarnya mereka sudah bermain di dalam kamar mandi tadi, tapi dengan tampang memelasnya Rafael menginginkan Alexa lagi. Demi apapun Alexa sudah sangat lelah saat ini.

“Alexa ... ayolah. Kau tidak tahu bagaimana tersiksanya dia,” ucap Rafael sambil menunjuk bagian bawahnya tanpa rasa malu.

Alexa menggerlingkan matanya saat melihat Rafael dengan wajah memelas dan nada suara yang memohon. Ugh ... sungguh Alexa bisa luluh saat ini juga jika Rafael terus menggunakan image seperti itu.

“Baiklah. Sebentar saja oke, aku benar-benar lelah,” ucap Alexa akhirnya, berdiri dari duduknya dan langsung berdiri di hadapan Rafael yang sudah tersenyum layaknya anak kecil yang sudah mendapatkan mainan yang dia inginkan. Manis.

Rafael tersenyum miring, menanggalkan handuk yang bertengger di pinggangnya. Rafael semakin mendekat ke arah Alexa dan segera menciumnya.

Astaga ... Alexa tidak habis pikir. Bagaimana Rafael bisa memiliki tenaga sebanyak itu, dan kenapa juga pria itu sangat tidak bisa mengendalikan napsunya. Alexa tidak habis pikir dengan Rafael, pria yang sedang tidur dengan shirtless sambil memeluk pinggang Alexa secara posesif itu sedikit berubah.

Rafael Alexander, pria yang sudah menjadi suami Alexa dan ingatkan Alexa tentang masa lalu mereka. Dulu bukankah Rafael selalu ingin mempunyai anak dengan Alexa, dan entah kenapa akhir-akhir ini Rafael seperti menghindari percakapan yang membuat Alexa sangat bersemangat. Baby. Alexa sekarang ingin memilikinya. Sungguh! Melihat banyak video yang sering dia tonton di internet membuat Alexa sangat bersemangat.

Membanyangkan wajah mungil yang terlihat seperti Rafael, pasti sangat sangat tampan. Ah, bagaimana kalau perempuan. Alexa terkekeh membayangkan itu, menyurai rambut Rafael dan menciumnya singkat, Alexa bangkit dari kasur dan pergi menuju dapur.

Memasak seadanya karena bahan-bahan yang ada di kulkas memang sangat sedikit, Alexa membuka ponselnya dan melihat banyak pesan dari Mia. Tersenyum dengan banyak pesan beruntun dari wanit itu, Alexa membalas satu per satu pesan dari Mia. Jujur saja, Alexa sedikit hanya sedikit iri dengan Mia sekarang. Dulu wanita itu selalu bilang tidak akan pernah memiliki suami bahkan anak, dan mengatakan kalau anak Alexa nanti akan menjadi anak Mia juga. Tapi lihat sekarang, wanita yang berkata seperti itu sedang mengandung sekarang dan ya sebenarnya Jake adalah orang yang baik. Hanya saja sifat Jake yang membuat Mia kesal dan merasa kalau Jake benar-benar tidak perduli dengan Mia.

Menghela napas, Alexa membersihkan piring kotornya setelah selesai makan. Dia menghidupkan televisi dan melihat acara-acara yang ada di televisi—yang sama sekali tidak mengerti dari bahasanya.

Setelah beberapa lama menonton televisi dan tidak ada tanda-tanda Rafael akan bangun dari tidurnya. Alexa keluar dari cottage dan berjalan menuju pantai.
Sebenarnya ada satu pulau yang ingin Alexa kunjungi saat honeymoon ini dengan Rafael. Tetapi melihat Rafael yang sepertinya enggan kalau Alexa ajak, oleh karena itu dia tidak mengatakannya kepada Rafael. Mungkin saja nanti mereka bisa kesana.

Berjalan sendiri dengan sandal yang dipegang, Alexa memperhatikan ombak kecil yang menghantam kakinya saat berjalan. Alexa suka suasana seperti saat ini, melihat matahari yang sebentar lagi akan tenggelam menambah kenyamanan yang Alexa rasakan.

* * *

Rafael menggeliat dari tidurnya, melihat jam yang ada di nakasnya dan terlihat dari jendela sepertinya malam akan segera tiba. Rafael bangun dan mencari Alexa di cottage, tetapi nihil. Alexa tidak ada di cottage dan ponselnya berada di meja rias menambah khawatir Rafael.

Mengenakan celana dasar panjang dan baju putih polosnya, Rafael keluar dari cottage dan mencari Alexa di tepi pantai. Wanita itu, suka air dan pasir. Rafael pernah melihat album pribadi Alexa dimana banyak foto pantai yang dia abadikan di kameranya.

“Kenapa tidak membangunkanku?” tanya Rafael yang melihat Alexa sedang duduk di pasir tidak jauh dari cottage mereka.
Alexa menoleh dan tersenyum tipis, bersandar di dada bidang Rafael membuat kenyamanannya bertambah berjuta kali lipat.

“Ayo ke pantai lain, tahun depan, tahun depan, dan tahun seterusnya,” ajak Alexa yang tetap bersandar di dada bidang Rafael dan menatap matahari yang mulai tenggalam.

Rafael mengelus rambut panjang Alexa dan menciumnya singkat. “Setiap bulan bahkan setiap minggu kita bisa pergi ke pantai yang kau inginkan Alexa.”

Alexa tersenyum bahagia. Demi apapun, bersama dengan Rafael saja sudah membuatnya melayang bahagia. Alexa berharap kebahagiaannya tidak akan terenggut dengan cepat.

Setelah melihat matahari terbenam dan langit yang sudah menggelap. Alexa dan Rafael kembali ke cottage mereka.

“Apa ada pasta?” tanya Rafael. “Aku sedikit lapar.”

Alexa terkekeh, mengelus pipi Rafael sebentar kemudian wanita itu berjalan menuju dapur dan membuatkan Rafael pasta seperti yang diinginkannya.

Selagi Alexa memasak untuknya, Rafael berjalan menuju sofa dan mengeluarkan iPad miliknya. Sudah seharian dia tidak melihat bagaimana keadaan perusahaannya, sungguh seorang Rafael Alexander tidak akan cemas jika dia meninggalkan perusahaannya hanya beberapa hari. Tapi tetap saja, Rafael tidak tahu akan melakukan apa dengan menunggu Alexa selesai dengan masakannya.

Tidak lama setelah Rafael yang sibuk dengan segala pekerjaan kantornya. Alexa datang dengan sepiring pasta di tangannya membuat Rafael langsung mengalihkan semua pekerjaannya dan memakan pasta yang diberikan oleh Alexa.

Pria itu memakan pasta yang dimasak Alexa dengan lahap, Alexa tersenyum senang melihat Rafael yang seperti sekarang ini.

“Kau mau mencobanya?” tanya Rafael karena daritadi Alexa hanya memperhatikannya makan. “Kau tidak membuat milikmu?”

Alexa menggeleng. “Aku sudah makan, dan aku tidak terlalu suka dengan saus tomat belakangan ini.”

Rafael mengernyit, tidak suka saus tomat? Aneh, biasanya Alexa tidak lepas dengan saus tomat dan sekarang wanita itu mengatakan tidak suka. Rafael hanya menatap Alexa bingung, sejak kapan? Kenapa Rafael sama sekali tidak tahu perubahan yang terjadi pada istrinya?

Mencoba mengenyahkan semua pikirannya, Rafael kembali memakan pastanya. Tapi demi apapun! Rafael sudah sangat penasaran apa saja yang berubah dari Alexa saat ini.

Meletakkan piring yang masih tersisa di atas meja, Rafael memegang kedua pundak Alexa dan menyuruhnya untuk menghadapnya.

“Sejak kapan?” tanya Rafael.

“What?”

“Sejak kapan kau tidak suka dengan saus tomat, Alexa?”

Gosh ... hanya saus tomat Rafa. Tidak perlu serius seperti itu,” kekeh Alexa, mengambil remot televisi yang ada di atas meja, kemudian menghidupkannya.
Rafael mengedikkan bahunya, kembali mencoba mengabaikan perasaan bimbang dan aneh yang ada di hatinya. Benar, hanya saus tomat.

TBC

My Perfect CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang