Happy Reading!!
* * *
Rafael mengajak Alexa untuk pergi ke Melbourne yang dibalas gelengan oleh Alexa. Sungguh, tujuan mereka ke Australia yang tepatnya di Canberra hanya untuk bertemu dengan Sarah dan Jeremy. Bahkan Alexa belum bisa tidur bersama dengan Sarah karena Rafael selalu mengurungnya agar Alexa tidak pergi kemana-mana.
Kembali ke masalah Melbourne, Alexa kembali diculik oleh Rafael saat dirinya sedang dalam tidur mimpi yang indah. Bahkan kekesalannya kepada Rafael seperti semakin bertambah setiap harinya karena ulah Rafael yang tiada hentinya.
"By the way, aku tidak pernah masuk kerja, Raf. Bukankan aku akan dipecat? Pasti semua orang dikantor membicarakanku karena aku tidak pernah masuk kantor," ucap Alexa saat mereka sudah sampai di Melbourne dan sedang menuju hotel.
"Tidak apa. Tanpa bekerja sekalipun, kau masih tetap bisa hidup," jawab Rafael sambil terkekeh. Kemudian dia mendekat dan mencium kening Alexa lama. "Aku mencintaimu, calon istriku," ucap Rafael setelah ciumannya terlepas.
Alexa membeku, tidak tahu harus bagaimana. Apakah dia harus menatap Rafael atau tidak. Ataukah dia harus senang dan mencium Rafael dengan segera. Ataukah dia harus tetap diam seperti ini seperti orang bodoh?
Rafael terkekeh membuat Alexa mendongak dan menyipitkan matanya. Percaya kalau ucapan Rafael barusan hanyalah main-main untuk bisa membuat hati Alexa berdetak dengan cepat.
"Aku sungguhan. Aku benar-benar mencintaimu," ucap Rafael sambil tersenyum manis dan mengangkat Alexa untuk segera duduk di pangkuannya. "Aku suka raut wajahmu tadi. Menyenagkan saat melihatnya."
Alexa dan Rafael sudah sampai di hotel InterContinental Melbourne yang terletak di Collins Street. Hotel berbintang itu Rafael pilih karena dia ada meeting disana. Oh God, bayangkan saja, Rafael bilang mereka sedang liburan, tapi lihat dia, pria itu bahkan ada meeting disini.
"Aku akan kembali secepatnya," ucap Rafael sambil membenarkan pakaiannya. Medekat ke arah Alexa yang tengah duduk di tepi ranjang, Rafael mencium dahi Alexa penuh dengan cinta. "I will back," kata Rafael, kemudian pria itu pergi dari kamar.
Alexa menghembuskan napasnya setelah Rafael pergi, Alexa berjalan menuju jendela dan memperhatikan kota Melbourne yang ramai akan orang-orang. Rafael melarikan diri, jelas, untuk apa Rafael harus susah-susah ke Canberra yang menempuh 21 jam lebih jalur udara hanya untuk membuat Alexa senang bertemu kedua orangtuanya.
Alexa rasa Rafael tidak seperti itu, Rafael melarikan diri dari Olivia, temannya ketika kuliah dulu. Dan Alexa merasa cemas, sangat cemas bahwa Olivia akan merebut Rafael dari dirinya.
Damn it, Alexa! Dia sendiri bahkan tidak pernah menyatakan perasaan yang sesungguhnya kepada Rafael. Setelah berbulan-bulan, Alexa tidak pernah menyatakan untuk membuat Rafael bisa setia kepadanya.
Dengan cekatan, Alexa mengambil blazer di atas sofa miliknya dan pergi ke ruang meeting untuk mencari Rafael. Teraserah keadaan Rafael bagaimana saat ini, Alexa harus memberitahukan bahwa dia mencintai Rafael, dan kata-kata itu tidak bisa ditunda-tunda.
"Excuse me, bisa kau tunjukkan dimana ruang meeting?" tanya Alexa pada salah satu petugas hotel yang terlihat di matanya saat dia mencari-cari ruangan itu.
"Ikut saya, Nona."
Alexa berjalan dibelakang mengikuti petugas hotel itu, hingga mereka berhenti di depan pintu besar yang tertutup rapat, dan Alexa juga melihat ada Ariana yang tengah berdiri di samping pintu itu.
"Ada apa, Mrs. Alexander?" tanya Ariana mendekat ke arah Alexa berdiri.
"Rafael sedang sibuk?" tanya Alexa.
"Iya, Mrs. masalah perusahaan yang berada di Norwegia sedang bermasalah. Mr. Alexander tengah meeting besar."
Alexa menganggukkan kepalanya. "Oke, katakan pada Rafael kalau dia sudah selesai meeting, aku ada di kolam renang."
"Yes, Mrs."
Alexa tersenyum singkat kepada Ariana dan dia lamgsung pergi ke tujuannya tadi kolam renang. Mungkin berendam lebih bisa membuat Alexa tenang dan bersabar untuk mengucapkannya kepada Rafael.
***
"Urus masalah di Norwegia secepatnya, dan penjarakan para koruptor itu. Kalau bisa seumur hidup saja, biar tidak merugikan negara lagi," ucap Rafael marah kepada orang-orang yang ada di depannya saat ini.
Berdiri dari duduknya, Rafael segera pergi dari ruangan itu. Rafael berhenti setelah pintu tertutup, melonggarkan dasi kerjanya yang terasa mencekik baginya dan melepaskan kancing jasnya.
"Mr. Alexander," panggil Ariana membuat Rafael menoleh. "Mrs. Alexander tadi datang kemari, dia ingin menemui Anda," kata Ariana, sedangkan Rafael menaikkan sebelah alisnya. Alexa tidak pernah datang menghampiri Rafael kalau dirinya sedang kerja, Alexa akan menghampiri Rafael saat sedang kerja karena dia ingin mengatakan sesuatu atau dirinya sedang pusing berada di mansion karena Rafael melarangnya bekerja.
"Sekarang Alexa dimana?"
"Mrs. Alexander bilang dia berada di kolam renang, kalau Anda mencarinya."
Rafael mengangguk paham. "Hati-hati di jalan menuju New York, Ariana."
"Yes, Sir."
Rafael berjalan dengan cepat menuju kolam renang, pikiran tentang Alexa memakai bikini dan banyak orang di kolam renang itu membuat Rafael kesal. Pasalnya, tidak ada yang boleh melihat tubuh indah Alexa kecuali dirinya.
"Alexa," panggil Rafael saat Alexa tengah berenang sendirian, tidak ada siapapun disana membuat Rafael menghembuskan napas lega.
Alexa yang merasa namanya dipanggil segera keluar dari kolam renang dan menghampiri Rafael yang masih berdiri di tempatnya dengan jas yang bertengger di tangannya, serta kancing teratas kemajenya yang terbuka terlihat Rafael semakin terlihat hot.
"Ada apa?" tanya Alexa bingung saat Alexa mendekati Rafael, Alexa bisa melihat dan mendengar kalau Rafael itu habis berlari dari ruang meeting kesini. Oh, c'mon, jangan bilang ini masalah Alexa yang memakai bikini.
Rafael memandangi Alexa dari atas sampai bawah, melirik tidak suka kenapa tubuh Alexa harus dibuat dengan sangat indah membuat Rafael tidak bisa menahan hasratnya sendiri untuk menyerang Alexa saat ini juga.
"Apa kau harus memakai bikini, Alexa?" tanya Rafael sambil mendekati Alexa. "Tidak bisakah kau memakai kaos dan hot pants saja?"
Alexa bergeming merasa tidak enak karena ucapan Rafael sudah seperti peringatan untuk dirinya.
"Jangan biarkan satu orang pun masuk kesini, saya yang booking kolam renang untuk hari ini," ucap Rafael saat dirinya melihat petugas hotel yang tengah membawakan minuman untuk Alexa.
"Yes, Sir," jawab petugas hotel itu dan segera pergi dari kolam renang itu.
"Apa dia melihat?" tanya Rafael.
"Siapa? Dia?" Alexa berbalik menanya. "Dia lihat, barusan, dia menaruh minuman di meja sana."
"Baiklah, satu orang yang melihat, satu hukuman yang kau terima."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect CEO
Romance[Mature Romance] follow dulu baru baca. -cerita ini di publish ulang- Rafael Alexander-The perfect CEO. Tampang, harta, muda, dan berbakat, bisa membuat setiap orang jatuh hati dengan lirikannya, membuat Rafael digila-gilai seluruh wanita di penjuru...