Suasana di meja makan pada pagi hari cukup berisik, ibu Evie sibuk menyiapkan sarapan untuk keluarganya dibantu mbok Asri. Pak Anthon duduk menunggu istrinya selesai menyiapkan sarapan untuknya, Nana juga begitu, ia duduk dengan tenang sambil mengoleskan selai untuk roti yang akan ia makan.
Pak Anthon memperhatikan Nana yang duduk di kursi bagian sebelah kanan, setelah dua hari terlihat murung hari ini putrinya terlihat sedikit lebih cerah.
"Sarapannya sudah siap sayang." Ibu Evie memberitahu suaminya yang terus menatap Nana lalu duduk di bagian sebelah kiri.
"Terimakasih sayang." Balas pak Anthon sambil tersenyum kepada istrinya, ibu Evie balas tersenyum.
"Sepertinya hari ini putri papa sudah lebih baik?" Tanya pak Anthon setelah mengunyah sarapannya, melirik Nana, Nana yang mendengar pertanyaan itu menatap ayahnya.
"Nana memang baik-baik saja pa." Jawab Nana sambil mengunyah roti miliknya.
"Telan dulu sayang." Tegur ibu Evie, ia tidak ingin putrinya tersedak.
"Benarkah? Dua hari ini papa lihat kamu sangat murung, papa jadi ikut bersedih, papa bertanya pada Lion, tapi kakakmu itu hanya menjawab tidak tahu." Pak Anthon tetap kekeh untuk membahas sikap Nana dua hari kemarin.
"Papa berlebihan, aku baik-baik saja." Bantah Nana.
"Jadi dua hari kemarin apa yang terjadi?" Pak Anthon terus bertanya, ia harus tahu apa yang membuat putrinya murung selama dua hari.
Nana mendelik menatap ayahnya, ayahnya memang benar-benar tidak akan berhenti sampai mendapatkan jawaban yang dia inginkan, ya sebenarnya Nana juga seperti itu.
"Tidak terjadi apa-apa, aku baik-baik saja." Jawab Nana menelan potongan terakhir dari roti miliknya.
"Yakin tidak terjadi apa-apa? Papa tidak masalah jika kamu mau menceritakannya." Pak Anthon tetap berusaha keras.
Ibu Evie menikmati sarapannya dengan santai sambil menyaksikan pembicaraan suami dan putrinya, dia tidak berniat untuk menghentikannya. Ibu Evie setuju dengan suaminya, dua hari ini Nana memang terlihat murung, jawabannya pasti karena teman Nana yang dimaksud Lion, tapi meskipun ibu Evie tahu alasannya, ia merasa tidak perlu mengatakan hal itu pada suaminya, lagipula hari ini Nana sudah sedikit lebih baik.
"Selamat pagi...." Suara Lion menyapa keluarganya, hari ini ia bangun sedikit telat.
Lion menghampiri ayahnya, mencium tangan ayahnya, bergantian mencium pipi ibunya kemudian berjalan ke arah Nana, mencium puncak kepala Nana dan duduk di kursi yang ada di sebelah adiknya.
"Sedang membahas apa?" Tanya Lion setelah memasukkan roti tanpa selai ke dalam mulutnya, Lion tidak suka roti dengan selai apapun, suaranya terdengar sedikit tidak jelas karena bicara sambil makan.
"Telan makanannya dulu sayang." Tegur ibu Evie, ia tidak paham lagi dengan sikap kedua anaknya.
Lion hanya mengangguk sambil terus mengunyah roti dalam mulutnya.
"Kenapa bangun terlambat?" Tanya pak Anthon, Nana ikut melirik ke arah Lion yang ada di sebelah kanannya.
"Lion tidur terlambat semalam." Jawab Lion setelah menelan rotinya, Nana tersenyum kecil mendengar jawaban Lion, apa kakaknya itu tidak bisa mencari alasan lain.
"Ada apa?" Tanya Nana sambil mengambil segelas susu miliknya, ingin menyudutkan Lion.
Pak Anthon menatap Lion, ia ingin mendengar jawaban Lion untuk pertanyaan itu, karena jika Nana tidak bertanya ia yang akan menanyakan hal itu, bagaimanapun ia tidak suka jika anak-anaknya tidur terlalu larut untuk hal yang tidak penting, terlebih mereka masih pelajar.
![](https://img.wattpad.com/cover/280362978-288-k594888.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HUBUNGAN (Tamat)
FanficNana, gadis manis dengan sikapnya yang sangat dingin harus berjuang untuk menguak kebenaran dari kehidupan saudara kembarnya Hana. Hubungan Nana dengan teman-teman dan keluarganya, jauh berbeda dengan hubungan yang dimiliki Hana dalam hidupnya. Cer...