43. Yang Terjadi

85 20 4
                                    

Clara sedang duduk di bangku taman bersama dengan Sophia dan Tata, Tamara juga hadir bersama mereka. Clara cukup kesal dengan Sophia dan Tata, sejak dua hari kemarin mereka berdua sulit sekali dihubungi, keduanya seolah sengaja mengabaikan pesan dan telepon Clara.

Tujuan Clara datang ke taman, selain untuk menonton pertunjukan musik yang sangat heboh itu, Clara juga ingin menginterogasi Sophia dan Tata, mereka berdua sudah sangat berani mengabaikannya.

"Jadi ada apa dengan kalian berdua?" Tanya Clara, menatap tajam ke arah Sophia dan Tata.

Sophia dan Tata tetap diam, keduanya masih tidak bisa mempercayai ucapan Nana yang sudah mereka dengar dua hari yang lalu, mereka tidak ingin percaya, tapi Anala sendiri mempercayai hal itu, rasanya mustahil kalau Hana benar-benar sudah meninggal dunia.

Sophia dan Tata sengaja mengabaikan Clara, perlu waktu untuk menenangkan diri, keduanya tidak tahu apa yang harus mereka lakukan, bahkan sekarang Sophia dan Tata juga tidak yakin harus mengatakan kebenarannya atau tidak, seperti apa reaksi Clara nantinya, terlebih Tamara juga sedang bersama mereka.

Nana memang bersikap cuek seolah tidak peduli kalau Sophia dan Tata akan menyebarkan identitasnya, tapi tetap saja Sophia dan Tata merasa bimbang untuk memberitahu orang lain, termasuk Clara ataupun Tamara, seharusnya Nana yang mengatakan hal itu sendiri pada semua orang yang sudah tertipu karenanya.

"Yak!! Kalian berdua akan terus diam seperti itu?!" Bentak Clara yang mulai kesal,

Tamara melirik Sophia dan Tata, ia kebingungan mengapa Sophia dan Tata bersikap seperti itu, seolah sedang mogok bicara dengan Clara.

Sophia menghela nafas sebelum bicara,

"Ada sesuatu yang harus aku sampaikan pada kalian." Ucap Sophia,

Tata sedikit terkejut, apa Sophia berencana memberitahu Clara tentang Nana?

"Sebenarnya aku pernah tinggal di panti bersama dengan Hana, orang tuaku sempat menitipkan aku di panti asuhan." Ucap Sophia tenang, ia sudah bertekad untuk jujur.

Clara, Tata, dan Tamara melotot terkejut menatap Sophia.

"Sejujurnya alasanku menerima ajakan pertemanan yang kalian tawarkan, karena aku takut kalau kalian tahu tentang hal itu, aku akan menjadi bahan ejekan seperti yang kalian lakukan pada Tamara hanya karena kak Laura menghilang." Ucap Sophia lagi,

Tata hanya bisa diam, Clara sudah mengepalkan tangan menahan kesal, sementara Tamara hanya bisa menunduk, mengapa Sophia tiba-tiba bicara seperti itu.

"Selama ini aku juga tahu kalau yang kita lakukan pada Tamara benar-benar salah dan sangat jahat, aku yakin kalian juga menyadari hal itu, tapi bodohnya aku memilih diam karena aku juga merasa takut."

Sophia menghela nafas, lalu berdiri dari duduknya, Sophia kemudian membungkuk sembilan puluh derajat di hadapan Tamara, membuat Tamara sangat terkejut, setelah beberapa saat, Sophia lalu kembali berdiri tegap.

"Maafkan aku Tamara, maaf untuk semua kesalahan yang pernah aku lakukan terhadapmu, aku juga minta maaf untuk Clara dan Tata, pasti sangat sulit untukmu tapi aku justru bersikap tidak peduli. Aku mengumpulkan keberanianku untuk mengatakan semua ini, aku tahu tidak akan mudah memaafkanku, aku juga tahu permintaan maaf ini tidak akan menghapus ingatanmu tentang semua kesalahan yang kita lakukan, tapi aku tetap ingin meminta maaf."

"Yakk!! Apa yang kamu lakukan?!" Ucap Clara sedikit keras,

Sophia menghela nafas lalu beralih menatap Clara.

"Aku menghabiskan waktu dua hariku untuk memikirkan semua ini, tidak apa-apa jika ingin membenciku, atau ingin mengejekku karena pernah tinggal di panti asuhan, aku akan menghadapinya. Hal itu memang membuatku sedikit takut tapi aku lebih takut lagi jika tidak punya kesempatan untuk meminta maaf pada Tamara atas semua kesalahanku, aku sudah kehilangan kesempatan untuk meminta maaf pada Hana, sekarang aku tidak tahu harus seperti apa, maaf juga karena aku tidak tulus ketika memulai pertemanan dengan kalian, aku harap kita bisa berhenti menganggu Tamara dan memperlakukan Tamara seperti seharusnya." Sophia bicara sambil berusaha menahan air matanya, mengingat kenyataan tentang Hana yang tidak akan bisa ia temui lagi, benar-benar menyakitkan, selama ini Hana selalu ramah padanya, Sophia merasa sangat buruk.

HUBUNGAN (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang