13. Hari Pertama

88 21 5
                                    

Mentari pagi bersinar cerah membawa kehangatan dan senyuman, pagi yang cukup hangat.

Suasana kelas sedikit ramai, siswa-siswi sibuk membahas tentang Hana yang hari ini akan kembali ke sekolah, sebenarnya bukan teman-teman sekelas Hana saja yang heboh mungkin hampir seluruh sekolah, meskipun pihak sekolah sudah menegaskan untuk tidak membahas hal tentang Hana dan semua siswa harus bersikap biasa saja, tidak ada yang peduli, mereka tidak bisa untuk tidak membahas apapun tentang Hana.

"Hari ini Hana kembali kan?" Tanya Cika, ia bertanya pada Kei yang sedang duduk di bangkunya, barisan kursi paling depan.

Kei hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan Cika, entah sudah berapa banyak orang yang menanyakan hal itu padanya pagi ini, Cika menopang dagu di atas meja menatap ke arah Kei.

"Jadi apa ada ide untuk kejutan yang disarankan ibu Lily?" Tanya Cika lagi, Kei menggelengkan kepalanya.

Cika cemberut, merasa sedikit kesal pada Kei, Kei memang menyebalkan, dia terlalu mematuhi peraturan sekolah untuk tidak membicarakan apapun tentang Hana, satu-satunya yang cocok dengannya ketika membahas sesuatu pastinya Joey. Cika melirik ke arah Joey yang sedang asik berbincang dengan teman sekelas yang lain, tentu saja sedang membahas tentang Hana.

"Apa kalian ada ide untuk kejutan Hana?" Tanya Cika keras, ditujukan untuk semua teman sekelasnya yang sedang membicarakan Hana.

Mendengar pertanyaan Cika, semua siswa menatap ke arahnya.

"Apa ketua kelas ada ide?" Tanya salah satu siswa menatap ke arah Kei,

"Ketua kelas tidak punya ide." Jawab Cika cepat,

"Kami juga tidak punya ide, rasanya akan aneh, Hana bahkan tidak ingat tentang kita kan? Kejutan apa yang harus diberikan?" Salah satu siswi mengajukan pertanyaannya.

"Aku punya kejutannya, tenang saja." Celetuk Clara sambil tersenyum,

Kei berbalik menatap ke arah Clara, diikuti oleh siswa-siswi lainnya, kejutan apa yang sudah Clara siapkan?

"Tenang saja, kejutannya sesuatu yang indah, kenapa kalian semua menatapku seperti itu?" Clara bicara dengan sangat santai, sementara semua siswa sudah menatapnya kebingungan.

Cika menatap tajam Clara, bagaimanapun Cika tidak bisa mempercayai Clara, kejutan apa? Kenapa dia tidak membahasnya bersama-sama dengan teman sekelas yang lain?

Joey menatap ke arah Cika, bertanya dengan isyarat tentang kejutan yang dikatakan Clara, Cika hanya mengangkat bahunya, ia juga tidak tahu.

Siswa-siswi yang lain ikut bingung, pasalnya mereka tidak pernah membahas kejutan apapun, Kei sebagai ketua kelas juga tidak memberi ide, Kei sependapat dengan siswi yang tadi, kejutan apa yang harus diberikan kepada seorang teman yang sudah kehilangan ingatan dan tidak mengenal mereka, mengingat dirinya sendiri saja tidak, apapun kejutannya, Hana pasti akan merasa aneh.

"Sebaiknya kamu tidak bercanda dengan kejutanmu." Kata Kei memperingatkan Clara.

"Aku sudah bersikap baik, aku menyiapkan kejutan saat kalian semua tidak memikirkannya, kenapa kamu malah bicara seperti itu Kei?" Tanya Clara ketus, Kei dan kedua temannya tidak pernah bisa melihatnya dengan pandangan yang baik.

"Ini sangat aneh kan? Kejutanmu terdengar mencurigakan." Joey ikut bicara,

Clara menghela nafas kesal, lihat kan? Meskipun dia bersikap baik, Kei dan Joey akan tetap berpikiran buruk tentang dirinya, ditambah dengan Cika yang sedari tadi menatapnya tajam, ada apa dengan si tiga sahabat itu.

"Setidaknya Clara menyiapkan kejutan, kenapa kalian yang sibuk." Tata membela Clara, walau sebenarnya ia juga tidak tahu kejutan apa yang sudah Clara siapkan.

HUBUNGAN (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang