8. Keputusan

110 22 1
                                    

Anala dan Cika berdiri di sisi kanan ranjang sementara Kei dan Joey berdiri di sisi kiri ranjang, menatap Hana yang terbaring menutup mata.

"Maaf Hana, aku baru bisa datang menjengukmu, kamu tahu kan sekolah kita sering membuat peraturan aneh, kita dilarang untuk menjengukmu sampai waktu yang ditentukan, benar-benar menyebalkan." Ucap Anala seolah sedang mengadu pada Hana.

"Halo Hana, selain Anala kita bertiga juga menjengukmu." Kata Joey, mungkin lebih baik bersikap seolah Hana bisa mendengar mereka.

"Jangan mengharapkan anak-anak lain menjengukmu, mereka tidak akan melakukannya, selama ini seharusnya kamu tidak perlu tersenyum pada mereka." Cika bicara dengan santai, tapi ucapannya membuat ketiganya menatap Cika, Cika tidak peduli.

"Maafkan Cika, dia memang suka bicara sembarangan." Giliran Kei yang bicara, Cika melihat Kei sambil memasang ekspresi kesal.

"Maaf Hana, seharusnya aku tidak datang dengan mereka." Kata Anala membuat Cika menatapnya sinis, Anala memang sahabat terbaik Hana tapi dirinya juga cukup dekat dengan Hana.

Dari mereka berempat hanya Anala yang sangat dekat dengan Hana, Kei, Cika, dan Joey hanya sebatas teman biasa, Hana selalu baik dan tersenyum pada siapapun, begitu juga kepada mereka, jadi mereka bertiga merasa harus menjenguk Hana, walau tidak sedekat Anala, mereka bertiga juga teman Hana.

"Tapi menurut kalian kira-kira siapa perempuan tadi?" Tanya Joey tiba-tiba, membuat Anala, Kei, dan Cika menatap ke arahnya.

"Aku juga tidak tahu." Jawab Anala.

"Apa Hana tidak pernah bercerita apapun, sepertinya mereka cukup dekat dengan Hana?" Tanya Kei, Anala hanya menggelengkan kepalanya.

"Tentu saja dekat, tante yang tadi teman lama tante Lia, Hana pasti berteman dengan anak dari teman ibunya kan? Seperti kita bertiga." Cika mengutarakan pemikirannya.

"Tapi kenapa Anala tidak tahu apa-apa? Kenapa Hana tidak menceritakan apapun padanya?" Tanya Joey lagi.

Pertanyaan Joey mencubit perasaan Anala, rasanya ia diberitahu kalau dirinya tidak tahu banyak tentang sahabatnya sendiri.

"Mungkin Hana memang tidak ingin menceritakannya? Sedekat apapun seorang teman, pasti ada hal yang tidak bisa dikatakan." Jawab Cika lagi.

"Aku selalu mengatakan semuanya pada Hana." Celetuk Anala, ia terus menatap Hana sendu.

Cika dan Joey terdiam lalu melirik Anala, mereka berdua sadar pembicaraan mereka sudah menyinggung Anala.

"Kamu bisa menanyakannya pada Hana saat dia bangun nanti." Kei mencoba menyemangati Anala, dua temannya memang selalu bicara tanpa melihat situasi, Anala hanya diam tak mengalihkan tatapannya dari Hana.

"Maaf Anala, kami tidak bermaksud menyinggungmu." Kata Joey tak enak hati, Anala hanya mengangguk.

"Tapi menurut kalian kenapa dia memakai masker dan topi seperti itu, sementara dua orang yang duduk di kursi tunggu tidak?" Tanya Cika lagi, menurutnya penampilan Nana sedikit aneh.

"Bucket hat." Kei mengoreksi ucapan Cika, Cika berdecak kesal, Kei selalu seperti itu.

"Untuk menutupi wajahnya." Jawab Anala, ia sudah bisa mengatasi rasa sedihnya.

HUBUNGAN (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang