35. Perempuan Misterius

78 20 3
                                    

Nana berjalan tertatih-tatih, menahan rasa sakit dari kakinya yang terkilir. Nana tidak ingin membuang waktunya terlalu lama untuk meratapi kemalangannya, setelah istirahat cukup, Nana kembali melanjutkan langkahnya mencari jalan keluar dari hutan itu.

Nana tidak tahu kemana saja kakinya melangkah, tidak tahu sudah berapa lama ia berada di dalam hutan itu, tidak tahu apa ada yang menyadari dirinya hilang atau tidak, Nana tidak ingin membuang waktunya memikirkan hal itu, satu-satunya yang harus Nana pikirkan adalah mencari jalan keluar.

Saat Nana terus melangkah, ia tiba-tiba menemukan jalan setapak yang sangat kecil, Nana berhenti melangkah dan memperhatikan jalanan yang saat ini ia pijaki, Nana yakin jalanan itu bukan jalanan yang sengaja dibuat untuk dilalui di dalam hutan itu tapi jalanan itu adalah jalan yang terbentuk sendiri karena sering dilalui.

Nana menghela nafas, Nana cukup yakin jalanan itu akan membawanya keluar dari hutan itu tapi Nana juga merasa sedikit aneh, bagaimana jalan seperti itu bisa muncul di dalam hutan yang jelas-jelas tidak berpenghuni, apa ada seseorang yang tinggal di dalam hutan itu dan menggunakan jalan itu untuk beraktivitas keluar masuk ke dalam hutan?

Nana menatap sekelilingnya, berkat cahaya bulan ia masih bisa melihat dengan jelas, Nana mengurungkan niatnya untuk keluar dari hutan itu, sepertinya ada sesuatu yang menarik jika dirinya mengikuti jalur jalanan aneh itu.

Nana menarik nafas lalu menghembuskannya, kegiatan persami bukan urusan Nana, Nana tidak peduli jika ada yang mencarinya, tujuannya sekarang adalah mencari tahu ujung dari jalan yang baru saja ia temui. Nana dihantui rasa penasaran dan Nana selalu melakukan semua hal yang ia inginkan.

Tanpa pikir panjang, Nana kembali melangkahkan kakinya, bukan untuk keluar dari dalam hutan tapi justru masuk lebih jauh ke dalam hutan melewati jalan setapak yang baru saja ia temukan.

***

"Kita tidak menemukan Hana." Ucap Joey sambil terengah-engah karena kelelahan,

"Kita juga." Balas Yeny,

Mereka bertemu di jalur penjelajahan, tepat di dekat papan penunjuk arah yang sudah diputar Clara dan Tata.

"Kita harus masuk lebih dalam." Ucap Anala sambil menatap ke dalam hutan yang sedikit gelap.

Sophia dan Yeny menelan ludah, mereka merasa sedikit takut.

"Kita tidak punya pilihan lain, kalian tidak apa-apa kan?" Tanya Kei sambil menatap Sophia dan Yeny bergantian.

Yeny menghela nafas kemudian mengangguk lemah,

"Maaf, maaf karena sudah melibatkan kalian dan malah membuat kalian kerepotan." Ucap Sophia sambil menunduk,

Sekarang Sophia merasa bersalah dan mengkhawatirkan keadaan Hana, bagaimanapun sebelumnya Hana tidak pernah bersikap buruk padanya dan sekarang Hana berada dalam bahaya karena dirinya dan teman-temannya.

"Menyesali hal itu sekarang tidak berguna, penyesalanmu tidak akan membantu." Ucap Anala ketus,

"Sudah!! Jangan memulainya lagi, ayo kita cari Hana." Ucap Kei, ia juga lelah dan dihantui rasa khawatir, berharap semoga Nana baik-baik saja.

"Sebaiknya kita tidak berpencar, takutnya malah ikut tersesat." Usul Joey,

"Aku setuju, aku akan berjalan di depan, perempuan berjalan di tengah, dan Joey di belakang, tidak masalah kan?"

Semua mengangguk setuju, lalu segera berbaris sesuai instruksi Kei. Setelah siap, mereka melangkah memasuki hutan dibekali cahaya bulan dan cahaya senter yang dipegang Kei dan Joey. Anala, Sophia, dan Yeny juga menyalakan senter dari ponsel mereka.

HUBUNGAN (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang