Nana duduk di kantin menikmati makanannya sendirian, beberapa hari sudah berlalu, Nana sudah tidak pernah melihat Anala lagi, sepertinya Anala benar-benar menjauh darinya, itu bagus.
Alvin juga sudah tidak pernah mengganggunya lagi, tidak seperti ketika Alvin masih belum mengetahui siapa Nana sebenarnya, sekarang Alvin lebih sering terlihat diam dan melamun dengan pandangan kosong.
Nana masih terus memantau pergerakan Alvin, mencoba mencari sesuatu yang terlihat mencurigakan, Nana bahkan tidak peduli pada keadaan Alvin yang terlihat sangat patah hati, Nana tidak mempercayai Alvin dan ia tidak ingin terkecoh, satu kesalahan kecil bisa membuatnya kehilangan bukti lain.
Siswa-siswi di sekolah cukup heran melihat Alvin yang tidak pernah lagi mendekati Hana, ditolak berkali-kali juga tidak akan membuat Alvin mundur, biasanya Alvin akan duduk di tempat yang sama dengan Hana ketika makan di kantin, tapi sekarang keduanya duduk menyendiri.
Semua masih tidak tahu apa yang terjadi hingga Alvin membentak Hana, orang yang ia sukai pada hari itu, juga apa yang mereka bicarakan setelah kejadian hari itu, semua merasa aneh tapi juga tidak ingin berkomentar apapun, terlebih melihat sikap Hana yang saat ini sangat dingin.
Siswa-siswi yang tidak tahu tentang perdebatan Nana dan Anala juga kebingungan melihat keduanya tidak dekat lagi, sepertinya ada banyak hal yang terjadi setelah kembalinya Hana. Semua berpikir, mungkin Alvin dan Anala sudah tidak bisa berteman dengan Hana yang saat ini sangat berbeda, siapapun akan merasa terintimidasi hanya dengan tatapan mata Nana, terlalu datar, dingin, dan tajam, sekarang tidak ada lagi yang berani mengajak Nana bicara bahkan hanya untuk sekedar menyapa.
"Yakk! Kamu seharusnya mengikuti antrian!" Teriak Cika keras pada Clara yang tiba-tiba menyerobot antrian, sedikit mendorong Cika ke belakang.
Clara dan Tata berdiri teratur di depan Cika yang sudah mengepalkan tangan kesal, Sophia masih berdiri ragu di luar jalur antrian.
Kei dan Joey yang sedang membantu menyajikan makanan terkejut mendengar teriakan Cika, begitu juga semua siswa yang berada di kantin, suara Cika benar-benar keras.
"Yakk!! Clara!!" Teriak Cika sekali lagi,
"Kenapa sih?! Aku juga mau makan!" Balas Clara tidak kalah keras,
"Memangnya cuma kamu? Kita semua juga, kita sudah antri lama, seharusnya kamu berdiri pada antrian paling belakang, jangan menyerobot seperti ini!"
Suasana kantin jadi sedikit ribut karena perdebatan Cika dan Clara, hari itu kantin cukup ramai, entah mengapa pada hari itu kebetulan semua siswa memilih menghabiskan waktu istirahat mereka di kantin.
Nana cukup terganggu karena keributan itu, ia hanya ingin menikmati makanannya, sejauh ini Nana sudah cukup baik menelan makanan, hanya akan terasa mual jika terlalu memikirkan Hana, tapi justru terganggu karena keributan itu.
"Sudahlah Cika, biarkan saja." Ucap Kei menengahi, ia mendekat ke arah Cika, takut akan terjadi keributan yang lebih besar.
"Enak saja! Aku sudah mengantri untuk makanan kita bertiga, kalian saja sampai membantu menyajikan makanan untuk siswa yang lain, kenapa aku harus mengalah pada nenek sihir ini." Tunjuk Cika pada Clara dengan tatapan tajam,
"Duduklah, aku gantikan untuk mengantri." Ucap Joey,
"Tidak perlu, usir saja nenek sihir ini, menyebalkan sekali."
Kei dan Joey hanya bisa diam memandangi Clara, Clara hanya memasang ekspresi santai, tidak peduli sedikitpun.
"Clara... sebaiknya kita mengantri dengan benar." Bujuk Sophia,
![](https://img.wattpad.com/cover/280362978-288-k594888.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HUBUNGAN (Tamat)
FanfictionNana, gadis manis dengan sikapnya yang sangat dingin harus berjuang untuk menguak kebenaran dari kehidupan saudara kembarnya Hana. Hubungan Nana dengan teman-teman dan keluarganya, jauh berbeda dengan hubungan yang dimiliki Hana dalam hidupnya. Cer...