31. Nilai Sempurna

90 22 2
                                    

Seminggu berlalu, acara kegiatan class meeting sudah berakhir, acaranya berjalan lancar dan menyenangkan, semua siswa bersenang-senang dan menikmati acaranya.

Nana sedang berada di ruang OSIS, duduk sambil meletakkan kepalanya di atas meja, awalnya Nana sedang membantu Kei mengumpulkan dan mencatat nama-nama pemenang dari setiap perlombaan tapi ia malah memejamkan mata dan tertidur.

Kei duduk di kursi yang ada di sebelah Nana, Nana sudah banyak membantunya jadi Kei membiarkan Nana untuk tidur beberapa saat.

Beberapa menit berlalu, Kei sudah selesai dengan tugasnya, Kei meregangkan tubuhnya karena merasa sedikit pegal, kemudian beralih menatap Nana yang masih nyaman dengan posisi tidurnya.

Kei tersenyum memperhatikan Nana, Nana pasti sangat lelah hingga bisa tertidur dengan posisi duduk seperti itu, Kei merasa sedikit bersalah sudah merepotkan Nana tapi juga merasa senang, ia jadi bisa melihat Nana yang tertidur.

Kei menghela nafas, sepertinya ia memang tidak bisa mengatur perasaannya seperti ketika mengatur isi kepalanya, Kei berusaha melenyapkan Nana dari pemikirannya tapi hatinya menolak, Kei mungkin bisa menyibukkan diri dan sejenak tidak mengingat Nana tapi sesuatu yang mengganjal di hatinya tetap mengganggu.

Kei merasa asing dengan degup jantungnya ketika Nana berada di dekatnya, tapi juga menikmatinya, Kei merasa ingin selalu tersenyum. Kei merasa konyol, ia tidak tahu seperti apa cara menghadapi seseorang yang disukai, Nana adalah perempuan pertama yang ia sukai, tapi situasi mereka justru sangat rumit.

Tiba-tiba Nana mengangkat kepalanya dengan sangat cepat, Nana terbangun dari tidurnya dengan nafas terengah-engah, Kei sangat terkejut melihat Nana yang terbangun seperti itu.

Nana menarik nafas lalu menghembuskannya, terus berulang-ulang seperti itu, Nana berusaha mengatur nafasnya, semakin lama mimpi yang muncul dalam tidur Nana semakin buruk.

"Kamu baik-baik saja?" Tanya Kei khawatir, ia bisa melihat ekspresi Nana yang ketakutan.

Nana beralih menatap Kei, Kei tertegun, ada sesuatu yang aneh dengan perasaannya ketika melihat wajah Nana yang menatapnya seperti itu, wajah Nana pucat dan dipenuhi rasa takut, Kei tidak suka melihatnya.

Nana terdiam, masih berusaha mengatur nafasnya, ia lupa masih ada Kei di sampingnya.

Kei mengambil sebotol air mineral yang memang tersedia di meja kemudian memberikannya pada Nana.

"Minumlah."

Nana menggerakkan tangannya untuk mengambil air yang diberikan Kei, tanpa sadar Kei mengepalkan tangannya, ia bisa melihat tangan Nana bergetar memegang botol air mineral itu, dengan cepat Kei mengambil botol air itu dari tangan Nana kemudian membantu Nana untuk minum.

Nana sedikit terkejut dan sempat terdiam menatap botol air yang berada tepat di depan wajahnya, Nana ingin menolak tapi juga tahu botol air itu hanya akan jatuh dari tangannya, akhirnya Nana memilih untuk minum dengan bantuan Kei.

"Terimakasih." Ucap Nana setelah merasa sedikit tenang,

Kei terdiam sambil terus menatap Nana, Kei tahu Nana pasti mengalami mimpi buruk, tapi mimpi seperti apa yang Nana lihat sampai ketakutan seperti itu? Kei ingin menanyakannya tapi ia juga tahu Nana tidak akan menjawab.

Nana memperhatikan meja, ia bisa melihat semua kertas sudah tersusun rapi, sepertinya Kei sudah menyelesaikan semuanya, Nana menghela nafas pelan kemudian berdiri dari duduknya.

"Semuanya sudah selesai kan? Aku sudah bisa pergi, tidak ada lagi yang perlu aku bantu. "

"Iya, terimakasih dan maaf sudah merepotkanmu, nilai hasil ujian semester sebentar lagi akan diumumkan, setelah itu proses kegiatan persami akan diinfokan."

HUBUNGAN (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang