HUBUNGAN (Tamat)

37. Berhenti

Pukul 16:05 sore, semua siswa sudah selesai bersih-bersih dan merapikan seluruh peralatan yang digunakan untuk kegiatan persami, sekarang mereka kembali berkumpul untuk mendengarkan instruksi terakhir dari kegiatan persami itu.

Anala berdiri sambil merangkul lengan Nana, ia benar-benar khawatir tidak melihat Nana ketika ia terbangun pagi tadi, setelah mendengar penjelasan dari Kei bahwa Nana beristirahat di UKS karena keadaan kakinya memburuk, barulah Anala bisa tenang. Hanya saja Kei tidak memberitahu Anala tentang Nana yang kembali masuk ke dalam hutan tengah malam kemarin, Kei merasa ia perlu untuk menyembunyikan hal itu.

Nana terus berdiri dengan ekspresi datar, menunggu ibu Lily menyelesaikan pidatonya, Nana benar-benar lelah dan ingin segera pulang. Kakinya juga terasa semakin sakit, Nana tidak tahu bagaimana cara menjelaskan semua yang sudah terjadi pada ibu Lia, Nana tidak menemukan alasan yang tepat untuk menjelaskan tentang luka di tangannya dan kakinya yang terkilir, semuanya benar-benar kacau, belum lagi Nana harus menanyakan tentang ibu Nadine pada ayahnya.

Nana menghela nafas berat, semakin memikirkannya kepala Nana semakin pusing, Nana ingin segera pulang dan tidur dengan nyaman, karena Nana sama sekali tidak bisa tertidur selama di dalam UKS, masalah Hana dan perempuan yang dikurung itu terus menghantui Nana, sejujurnya Nana juga tidak yakin ia bisa tenang meskipun sudah kembali ke rumah ibu Lia, tapi setidaknya Nana tidak berada di sekolah itu.

Anala memperhatikan Nana, Anala tahu keadaan Nana tidak baik, Nana terluka, pikiran dan perasaannya juga kacau, Nana tidak baik-baik saja. Anala mengkhawatirkan keadaan Nana, karena itu Anala sudah memberitahu Lion tentang tangan dan kaki Nana yang terluka, Anala yakin saat ini Lion pastinya sudah menunggu di depan gerbang sekolah mereka.

Anala tahu keputusannya untuk memberitahu Lion pasti akan membuat Nana marah, lebih buruknya mungkin Nana tidak akan mempercayainya lagi, Nana jelas-jelas meminta Anala untuk merahasiakan semuanya tapi Anala dengan mudahnya mengatakan semua itu pada Lion. Anala tidak tahu apa yang akan Lion lakukan, tapi respon Lion yang hanya diam ketika Anala memberitahu tentang kondisi Nana, sudah menjelaskan bahwa Lion sangat marah dan juga khawatir, Anala tidak bisa memprediksi hal terburuk apa yang akan terjadi.

Anala menghela nafas, berharap semoga situasinya tidak akan seburuk yang ia takutkan, Anala hanya mengkhawatirkan keadaan Nana. Anala tahu ia tidak bisa membantu banyak, tapi ia juga tidak ingin membiarkan keadaan Nana lebih buruk, Anala tidak punya pilihan lain selain memberitahu Lion.

"Aku dengar akan ada pertunjukan musik di taman." Komentar tiba-tiba dari salah satu siswa yang sudah bosan menunggu pidato ibu Lily selesai,

"Aku juga dengar berita itu, benar ya?" Siswa lain menimpali.

"Sepertinya benar." Jawab yang lain,

"Wuuahh.. kita bisa menonton pertunjukan itu, benar-benar akan jadi liburan sekolah yang menyenangkan."

"Setuju.."

Nana mendengus mendengar pembicaraan itu, kakaknya cukup hebat, Lion sudah mampu membuat kabar tentang pertunjukan musik yang ingin mereka adakan terdengar oleh siswa-siswi di sekolah itu, Nana yakin setelah ini semua orang di sekitar tempat itu juga akan mendengarnya, atau mungkin sebenarnya mereka semua sudah tahu. Nana tersenyum miring, Lion benar-benar ingin membuat pertunjukkan musiknya menjadi meriah, benar-benar menyebalkan.

Setelah beberapa menit, ibu Lily akhirnya selesai dengan pidatonya, menyampaikan pada semua siswa untuk menikmati liburan mereka dan ketika masuk kembali ke sekolah untuk memulai semester baru, mereka harus dipenuhi semangat.

Beberapa siswa akhirnya membubarkan diri, beberapa siswa berjalan dengan sangat cepat, tidak sabar ingin segera pulang dan beristirahat, beberapa siswa lain berjalan santai sambil berbincang dengan teman-temannya.